Chanyeol's POV
Aku membawa Eunji pergi menjauh dari Baekhyun. Setelah percakapan tadi, sebenarnya aku masih ragu dengan jawaban Eunji. Bahkan aku sempat berfikir untuk menghubungi Sehun dan meminta penjelasan atas semuanya. Tapi aku berfikir sekali lagi dan sadar kalau semua itu hanya akan mempersulit situasi, maka dari itu aku mengurungkan niatanku untuk menghubungi Sehun dan melanjutkan kegiatan belanjaku dengan Eunji.
"Eunji-ya, ayo beli daging~" kataku sambil menyodorkan potongan daging sapi yang sudah aku dambakan. "Tidak! Itu terlalu besar, Chan." Eunji berjalan ke counter bagian daging dan menukarnya dengan ukuran yang lebih kecil. "Beli daging yang kecil saja. Lagipula ini hanya untuk kita berdua." kata Eunji. Aku hanya bisa mengerucutkan bibirku dan menatap daging besar yang terlihat sangat menggiurkan itu.
"Eunji-ya, ayo kita duduk sebentar. Aku sangat lelah menemanimu berbelanja." Bayangkan saja, kami sudah mengitari supermarket selama satu jam dan Eunji bahkan belum selesai memilih-milih bahan makanan. "Baiklah, ayo kita duduk sebentar." Akhirnya kami pun duduk di tempat yang sudah disediakan di depan supermarket, belanjaan kami kami titipkan dahulu ke kasir. Tetapi belum ada 5 menit, Eunji sudah berdiri dari tempatnya. "Ayo, kita lanjutkan." Katanya semangat.
Aku hanya bisa menghela nafasku.
Seharusnya aku tidak usah ikut saja tadi.
"Eunji, bolehkah aku disini saja?" Tanyaku yang sudah terlalu lelah untuk melanjutkan menemani ia berbelanja. "Hm? Baiklah, kau disini saja, jangan kemana-mana." Aku hanya menganggukkan kepalaku.
Tak lama kemudian, dia keluar dengan 2 kantung plastik yang kujamin sangat berat karna isinya yang penuh. "Park Chanyeol! Bantu aku membawa ini." Kata Eunji sambil menyerahkan salah satu kantung belanjaan itu. Aku hanya bisa diam dan membawa plastik itu ke dalam mobil.
• • •
"Hah. . ." Eunji mendudukkan diri di sofa sambil menengguk air yang ia bawa dari dapur.
Aku menghampiri Eunji dan memeluknya dari samping. "Woah, ada apa ini? Kenapa kau tiba-tiba berubah menjadi manja seperti ini?" ucap Eunji lalu menengguk airnya lagi. "Memangnya tidak boleh? Aku hanya ingin memelukmu." Aku semakin mengeratkan pelukanku di pinggangnya. "Tidak seperti biasanya kau bertingkah seperti ini. . ." Eunji menatapku.
"Bisakah kau bayangkan? Seorang bayi kecil yang lucu hadir di tengah-tengah keluarga kecil kita. . ." ucapku. Eunji hampir tersedak karna perkataanku. "Apa? Bayi? Kita sudah membicarakan ini sebelum kita menikah, Chan." Kata Eunji sambil menyeka mulutnya dengan tisu. "Aku tahu kau ingin menunda sampai kau menyelesaikan pekerjaan beratmu, tapi aku juga ingin mempunyai anak yang lucu dan mirip dengan diriku yang tampan plus dirimu yang cantik." Kataku sembari mengerucutkan bibirku.
"Beri aku sedikit waktu untuk memikirkan hal ini." Eunji berdiri dan meninggalkanku sendirian di sofa.
Eunji's POV
Aku berjalan ke dalam kamar dan mendudukkan diriku di atas ranjang dan memikirkan tentang perkataan Chanyeol tentang memiliki anak. 'Aish. Mengapa aku menjadi seperti ini?' Ucapku dalam hati. Lalu aku berjalan menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri.
• • •
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Sekarang aku dan Chanyeol sedang berpelukan di ranjang sambil menonton film. Film yang kami tonton adalah 'Fifty Shades of Grey' yang entah kapan sudah ada di deretan film-film koleksi kami.
Beberapa menit kemudian, kami menyaksikan adegan yang nampaknya membuat Chanyeol gelisah. Aku hanya dapat menatap mata Chanyeol sebentar. Beberapa detik kemudain ia langsung menempelkan bibirnya dengan bibirku. Aku hanya memejamkan mataku dan tidak menanggapi ciumannya. Tapi tak lama kemudian Chanyeol mulai melumat bibirku sedikit demi sedikit yang aku balas berirama dengan lumatannya. Lama-kelamaan, lumatan-lumatan kecil tersebut menjadi lebih menuntut. Udara di sekitar kami pun berubah menjadi lebih panas dari sebelumnya walaupun kami sudah menyalakan pendingin ruangan.
"Aku sudah tidak tahan lagi, ayo kita melakukannya sekarang, Eunji-ya." bisik Chanyeol tepat di samping telingaku. Aku hanya bergumam mengiyakan perkataannya. Lalu Chan tersenyum dan melanjutkan ciumannya di bibirku.
..
.
.
.
.
"Ini yang pertama bagiku, jadi lakukan dengan perlahan." Aku berbisik di telinganya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selebihnya author serahkan pada imajinasi para readers ( ͡° ͜ʖ ͡°).
• • •
Sinar matahari yang terik menyinari mataku. Aku menggeliat di kasur, lalu tiba-tiba merasakan sakit di bagian privasiku. Aku teringat akan kejadian semalam, kejadian dimana akhirnya aku menjalankan salah satu peranku sebagai istri. Aku mengulum senyum mengingat kejadian itu. Lalu aku merasakan tangan yang kekar melingkar di pinggangku. "Kau bangun lebih pagi dari biasanya, Nyonya Park." Aku hanya tersenyum menanggapi Chan yang tiba-tiba memanggilku dengan sebutan Nyonya Park.
"Sejak kapan kau memanggilku dengan sebutan 'Nyonya Park'?" Aku tertawa pelan. Dia menghembuskan nafasnya di tengkukku pelan. "Sejak kau menjadi milikku seutuhnya." ia terkekeh sedangkan aku merasakan pipiku yang mulai memanas karena perkataannya.
"Sudah, sana mandi, tubuhmu sangat bau." perintahku. "Padahal tadi malam kau bilang kau menyukai aroma tubuhku." Aku yakin pipiku sudah mirip seperti kepiting rebus. "S-sudahlah jangan dibahas lagi, Chan!" aku menutupi wajahku dengan selimut. Lalu chan merangkak mendekat kepadaku dan membisikkan "Mau melakukannya sekali lagi?" yang membuat wajahku memanas dan membuatku langsung mendorong badannya sehingga ia sedikit terjungkal ke belakang. "Ah! Kenapa kau mendorongku?!" ucap Chan dengan nada kesal. "M-maaf, aku tidak punya pilihan lain, Chan." aku mulai beranjak dari tempat tidur, tidak lupa dengan selimut yang menutupi diriku yang tanpa busana ini. Aku meringis merasakan bagian privasiku yang teramat perih. "Aku tahu kau masih sakit, Eunji-ya." ucap Chan sembari menggendong tubuhku lalu membawaku ke kamar mandi. "Turunkan aku, Chan!" Perintahku kepadanya tetapi dia malah mengacuhkanku dan melanjutkan perjalanannya ke kamar mandi.
Sesampainya di sana, ia menurunkanku di sebelah bathtub dan mengisinya dengan air hangat.
"Nah, sekarang kau bisa mandi." ucapnya lalu pergi meninggalkanku di kamar mandi.
'J-jadi dia tidak melakukannya' batinku.
Di benakku terbesit rasa senang bercampur dengan kecewa. Tunggu. . . Mengapa aku harus kecewa?! Bukankah seharusnya aku senang? Sudahlah, aku tidak mau memikirkan hal itu sekarang. Aku hanya perlu mandi dan menyiapkan sarapan untukku dan suamiku.
"Eunji-ya! Kenapa kau lama sekali di dalam sana?! Apa kau baik-baik saja?" Tiba-tiba Chan berteriak dari depan kamar mandi saat aku sedang memakai bajuku. "Sedikit lagi aku selesai! Tunggu sebentar lagi!" aku membalas teriakan Chanyeol dengan teriakan juga.
Tak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk kita berdua sementara Chanyeol membersihkan dirinya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALWAYS
FanfictionWARNING! Too much fluff! Will be ended in 20 chapters. [ SLOW UPDATE ]