Chapter 12

317 44 2
                                    

"Mengapa aku masih teringat tentangnya?"

• • •

Hari-hari berlalu sangat cepat seperti kilat. Eunji dan Chanyeol mulai bekerja lagi, namun posisi Eunji ditingkatkan menjadi sekretaris pribadi Chanyeol sedangkan Chanyeol sendiri sudah menduduki posisi CEO.

"Eunji, tolong cek ulang reservasi hotel untuk bussiness trip kita besok." Chanyeol memberikan perintah kepada Eunji sembari mengerjakan dokumen-dokumen yang sudah menumpuk di mejanya. "Baik." sahut Eunji, lalu ia bergegas menuju ke mejanya dan mengurus hal yang dimaksud Chanyeol.

"Kita akan menginap di Hotel Park Hyatt, Busan. 2 rekan bisnis kita sudah memesan hotel disana jadi itu akan mempermudah komunikasi." Eunji membacakan isi iPad-nya. Chanyeol yang sedari tadi hanya memandang laptop dan mengurus berkas-berkas perusahaan pun mengacak-acak rambutnya frustasi. Pekerjaan yang sudah menggunung membuat Chanyeol dan Eunji hampir kewalahan untuk menanganinya satu per satu.

Eunji yang sedari tadi memperhatikan suaminya pun menatap suaminya dengan raut wajah khawatir. Chanyeol hanya bisa membalas tatapan Eunji lalu menghela nafasnya kasar. "Kembalilah ke ruanganmu." Chanyeol menyuruh Eunji lalu ia kembali menatap laptopnya. Eunji tidak dapat melakukan apa-apa dan kembali ke ruangannya.

Waktu makan siang telah tiba, namun Chanyeol masih berkutat dengan berkas-berkas yang masih menyerupai gunung. Eunji menghampiri Chanyeol lalu mengajaknya keluar untuk makan siang. "Kau pergilah makan sendiri, aku masih harus mengurus ini semua." Ucap Chanyeol dengan nada mengusir. Eunji yang mengerti keadaan Chanyeol yang super sibuk sekarang pun meninggalkan Chanyeol ke kantin sendirian. Eunji menatap makannya kosong. Tentu saja ia merasa kesepian. Apalagi teman-temannya sedang liburan bersama kekasih masing-masing. "Eunji?" Seketika Eunji tersadar dari lamunannya ketika seorang pria tiba-tiba duduk di depannya.

"Do Kyungsoo? Sedang apa kau disini?" Tanya Eunji. "Hanya berjalan-jalan, lalu aku meliatmu, apa makanan disini enak?" Ujar Kyungsoo lalu melihat-lihat menu yang terpampang di display kantin. "Apa kau bekerja disini?" Eunji bertanya karena kantin ini biasanya hanya didatangi oleh karyawan. "Tidak, aku salah satu dari rekan bisnis suamimu. Aku berencana untuk menjalin hubungan kerja dengan perusahaan ini." Jawabnya sambil tersenyum, Tuhan, mengapa senyumnya tak pernah berubah sejak masa SMA? Batin Eunji. "Ah, kebetulan aku sekretaris suamiku. Tidak apa 'kan, kau menunggu sebentar? Sekarang sedang jam istirahat." Ujar Eunji lalu meminum minuman kalengnya.

"Tak apa, dimana suamimu? Mengapa ia tak ikut makan?" Tanya Kyungsoo, Eunji hampir tersedak minumannya ketika mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kyungsoo kepada Eunji. "Kau tidak apa-apa?" Kyungsoo mengulurkan selembar tisu kepada Eunji. "Ah- terima kasih, aku tidak apa-apa, maaf membuatmu terkejut. Suamiku masih bekerja di kantornya, aku sudah mengajaknya untuk makan siang bersama tapi ia menolak." Balas Eunji lalu membersihkan mulutnya sedikit. Kyungsoo mengangguk pelan, "Kalau begitu, biar aku saja yang menemanimu." Kyungsoo beranjak dari kursinya lalu memesan makanan. Lalu ia kembali ke tempat duduknya, menatap Eunji. "Mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Eunji, ia hanya tersenyum, "Tidak, kau hanya terlihat cantik." jawabnya lalu menyantap makanannya. Sebetulnya Eunji sedikit terkejut dengan pernyataannya yang sedikit membuat Eunji berbunga-bunga. Jika aku belum menikah, aku yakin aku akan jatuh cinta lagi dengan pria ini. Namun aku sadar sekarang sudah ada pria yang jauh lebih baik darinya. Ucap Eunji dalam hati.

Setelah makan siang, Eunji menuntun Kyungsoo ke ruangan Chanyeol. Sebelum mengetuk pintu, Eunji mengintip ke dalam sebentar, ternyata Chanyeol masih berkutat dengan berkasnya itu. Eunji khawatir karena ia sangat keras bekerja, sampai-sampai melupakan makan siangnya. Eunji pun mengetuk pintu kaca ruangan Chanyeol. Setelah dipersilakan masuk, Eunji meletakkan makanan yang ia beli tadi di samping Chanyeol, "Chan, makanlah. Aku tidak mau kau jatuh sakit karena terlambat makan siang." ucapnya. "Terima kasih sayangku." balas Chanyeol ramah dengan menambahkan gerakan yang imut. "Kau sangat tahu kelemahanku, Chan." Balasnya lembut. Eunji memanggil Kyungsoo masuk, "Chanyeol, ini Kyungsoo, ia berniat untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan ini."

"Oh, Kyungsoo-ssi, silahkan duduk." Ucap Chanyeol ramah sambil menjabat tangan Kyungsoo. Bahkan ia harus memaksakan senyumannya. Eunji menggelengkan kepalanya pelan lalu menyiapkan minuman untuk mereka berdua. "Silahkan diminum." Ucap Eunji, yang direspon baik oleh mereka. "Terima kasih," balas Chanyeol dan Kyungsoo bersamaan. Eunji pun membalas mereka dengan senyuman lalu permisi untuk keluar mengerjakan tugas yang lain.

Chanyeol's POV

"Aku dengar perusahaanmu masuk ke dalam empat perusahaan terbaik di Korea, selamat untuk pencapaianmu." aku memulai percakapan. "Ah, ya. Terima kasih banyak." Kyungsoo membalas dengan sedikit menundukkan kepalanya dan senyum yang cukup menawan, aku yakin ia sangat mudah memikat wanita dengan wajahnya. "Terima kasih kembali, jadi apa yang membawa dirimu untuk datang kemari?" Aku menyilangkan kakiku, Kyungsoo juga melakukan hal yang sama.

"Aku ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaanmu, aku melihat potensi yang bagus untuk berinvestasi di sini." Kyungsoo mengeluarkan amplop besar berwarna cokelat dari tasnya, lalu menyerahkannya kepadaku. Aku membuka isi amplop tersebut lalu membacanya. Di sana tertera dana investasi sebesar satu milyar won, itu adalah angka yang cukup besar untuk proyek yang sebenarnya hanya membutuhkan seratus juta won.

"Ini terlalu banyak, apakah kau serius ingin melakukan ini? Lagipula persentase berhasilnya hanya tujuh puluh persen." Ujarku. Kyungsoo tersenyum, "Kenapa tidak? Jika proyek ini berjalan dengan baik, kita akan mendapatkan untung lima kali lipat dari jumlah uang yang tertera di proporsal yang sekarang." Kyungsoo berusaha meyakinkanku.

"Aku setuju, tapi ini masih terlalu banyak untukku. Bagaimana jika harganya diturunkan menjadi lima ratus juta won?" Tawarku. "Now or never, Park Chanyeol. Aku tunggu konfirmasi darimu. Permisi." Kyungsoo beranjak pergi setelah membungkukkan tubuhnya kepadaku. Aku hanya menganggukkan kepalaku.

Urusan perusahaan saja masih banyak yang harus ku selesaikan, ditambah proyek ini urusanku jadi bertambah banyak. Batinku.

• • •

"Chan, ayo pulang?" Ajak Eunji. Aku masih memfokuskan diriku ke pekerjaanku. "Chan?" Eunji berusaha mengalihkan fokusku, aku pun menyuruhnya pulang duluan. Aku pikir aku akan menginap di kantor malam ini. "Tidak Chan, aku tidak mengizinkanmu untuk lembur." Eunji menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Tapi pekerjaanku masih banyak, aku janji besok aku akan pulang lebih awal." Aku memohon kepada Eunji supaya ia mengizinkan aku untuk bekerja. Iya menghela nafasnya, "Baiklah, terserah kau saja." Jawabnya. Aku tersenyum lalu memeluknya sambil bergumam 'Terima kasih sayang.' Di telinganya.

Aku mengusap wajahku gusar, lalu memijat pelan tengkukku yang terasa pegal karena terlalu lama duduk dan menatap ke arah laptopku. Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Sial, aku bisa sakit lagi jika begini caranya. Batinku. Akupun memutuskan untuk menghentikan kegiatanku lalu beranjak untuk pulang ke rumah.

Aku masih saja terpikirkan tentang tawaran Kyungsoo. Tiba-tiba ia menawarkan proyek yang berjumlah besar. Aku senang, tapi biasanya Kyungsoo hanya mengajak perusahaan yang sangat maju dibandingkan dengan perusahaan yang bisa dibilang biasa saja ini.

Aku menggelengkan kepala,  mengusir pikiran buruk yang muncul tentang Kyungsoo lalu pergi meninggalkan kantor.

• • •

"Eunji, aku pul-" aku menghentikan langkahku ketika melihat Eunji yang tertidur dengan tenang di atas sofa. Aku tersenyum, ternyata ia menungguku pulang. Kupu-kupu mulai beterbangan di dalam perutku. Jadi seperti ini rasanya ada orang yang menungguku pulang selain orang tuaku, Batinku. Aku meletakkan tasku di atas meja dan mengangkat tubuh mungil Eunji untuk memindahkannya ke dalam kamar. Eunji mengerakkan tubuhnya, merasa tak nyaman. "Shh. . Ini aku, sayang. Jangan takut." Ucapku, lalu aku berjalan ke dalam kamar, meletakkan Eunji di atas kasur kami. Setelah itu aku membaringkan tubuh lelahku di sampingnya dan meletakkan tanganku di sekitar pinggangnya.

"Apa rahasiamu, sampai-sampai aku tak bisa berhenti mencintaimu?" ucapku sebelum memejamkan mataku, menyusul Eunji ke alam mimpi.

TBC.

ALWAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang