Tak pernah ada

433 58 8
                                    

Latihan masih berlangsung. Yuuri dan Victor tengah berlatih program baru untuk musim ini.

Keringat yang bercucur tak jadi masalah. Dinginnya suhu dalam gelanggang juga tak bisa menghalanginya. Namun netra hazel itu tak menunjukkan niatan dalam melanjutkan loncatan demi loncatan.

Sejak kemarin Yuuri tidak bisa fokus. Pikiran itu selalu kembali datang menghantui.

Victor menyadari. Yuuri-nya sedang ada konflik dengan diri sendiri. Sebagai pelatih, Victor wajibーmesti, kuduーmemperingati murid satu-satunya.

"Yuuri," panggilnya lembut. Mendekati tubuh mungil skater asal Jepang. Senyum terbaiknya ia patri. "Mau minum kopi, 'nggak?"

Tawaran Victor bikin enggan untuk menolak. Daripada ia kedinginan dan tidak melakukan hal berguna, lebih baik ia menghangatkan diri sambil mengenyahkan pikiran-pikiran itu.

"Anu..." panggil Yuuri mengikuti Victor dari belakang.

Surai perak bergoyang, melambai cantik saat ia menoleh.

"Hm?"

"Bisakah kita pergi ke pemandian? Badanku lengket semua..."

Senyumnya kembali terpatri.

"Habis itu baru minum kopi, ya?"

Yuuri mengangguk kecil. "Ya kali gak kuyー"

Ehem.

*****

Padahal pintu pembatas antara ruangan dan pemandian hanya dibuka sepertiga, namun uap panas langsung menerpa wajah tak kira-kira.

Yuuri jadi lebih nggak banyak omong hari ini. Victor dibikin merinding. Biasanya Yuuri selalu marahin Victor ini-itu kalau ada gelagatnya yang bertentangan dengan prinsip hidup Yuuri. Tapi hari ini, pandangan Yuuri menatap kosong. Jiwanya entah lagi dimana. Semoga saja bukan di hati pria lainーVictor berdo'a.

Sebelum merendam badan di hangatnya air pemandian, dua anak adam ini  harus membasuh badan terlebih dahulu. Syukur, Yuutopia hanya diisi mereka berdua. Mau enaena juga nggak ada yang ganggu.

Eh.

Victor masih memperhatikan lekat-lekat tubuh mungil lelaki disebelahnya. Berfikir keras apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan jiwa Yuuri.

"Yuuri.." panggil Victor. Suaranya agak menggema namun yang disebelah nggak merespon.

Ditepuklah pundak kaku Yuuri. Badannya nyaris terjorok kedepan karena kaget.

Mengedip beberapa kali, lehernya dibawa menoleh. "Ya?"

"Aku nggak bisa basa-basi. Kau tau itu 'kan?" Yuuri jelas-jelas tau kemana perbincangan ini mengarah. "Jadi, ada apa? Kau tidak puas dengan program ini?"

Cepat-cepat ia menggeleng. Takut melukai hati sang pelatihーVictor pernah berkata, bahwa hati seorang pemain skat itu rapuh. Lebih rapuh dibanding porselen.

"Bukan begitu..."

Hangatnya pemandian yuutopia masih setia meradiasikan kehangatannya. Yuuri bimbang. Bilang, enggak. Yuuri gak mau pikiran tak jelasnya malah merusak hubungan baik yang telah ia rahut dengan Victor.

Melihat air muka Yuuri yang tiba-tiba berubah, Victor mengerti.

"Bicaralah jika itu bisa membuatmu lebih baik. Aku disini mendengarkan."

Senyuman secerah lightstick konser JKT48 dipoles. Nyaris mengukir bentuk lope kalau dilebarkan.

Mudah saja bagi skater coretbottomcoret ini untuk menghilangkan kegelisahan Yuuri. Terang saja. Kalau kau diberi kata-kata motivasi oleh idolmu, kau pasti akan tersihir dengan kata-katanya, kan?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Yuuri, Victor dan Misalkan [Yuri On Ice Fanfiction]Where stories live. Discover now