Lima

24K 1.2K 5
                                    

"Hei Chandra!" Panggilku yang membuat Chandra membalikkan badannya melihatku.

"Kau lama sekali." Ujarnya lalu menyilangkan tangannya di depan dada.

"Maaf. Apakah kau sudah lama menunggu?"

"Hahaha, kau lucu sekali. Tentu saja ini belum telat. Maaf, aku berbohong, aku tak lama menunggu kok." Kini dia menjitak kepalaku pelan. Aku hanya meringis.
Lalu ia segera menggenggam tanganku beranjak menuju rumahnya.
Aku diam saja saat dia menggenggam tanganku, tak tau harus berbuat apa.

-
-
-

Kini langkah kaki kami telah sampai ke depan rumah---istana Chandra.

"Ayo masuk." Dia mempersilahkan aku masuk sembari tersenyum hangat.

Aku segera masuk dan pandanganku terus tak lepas menjelajahi istana ini.
Rumahnya sama besarnya dengan rumah William.
Namun tampilan dekorasinya sangat elegan dan sederhana, tak pernah bosan melihatnya.

"Kau pasti tak terkejut lagi dengan rumah sebesar ini bukan'? Rumahku dan rumah William hampir sama besarnya."
Ucap Chandra membuyarkan lamunanku.

"Ah iya. Apa kau mengenal William?"

"Tentu saja. Siapa yang tak mengenalnya, dia anak dari Jonathan Jacob Austin yang terkenal itu, dan penerus perusahaan Austin Corp setelah ayahnya meninggal. Kakaknya juga meneruskan Austin Corp yang di Paris kan'?"

Aku tertegun mendengar penjelasan dari Chandra. Dia bahkan sudah mengenal William dengan baik. Tapi kenapa William tak pernah menceritakan tentang Chandra sedikitpun jika mereka sudah mengenal satu sama lain?

"Apa kalian teman dekat? Maksudku, apa kalian saling mengenal baik?"
Kini langkah kaki kami menaiki anak tangga menuju lantai atas.

"Iya mungkin hanya bisa dikatakan sebagai tetangga saja. Lagipula tak ada yang tak mengenal William Austin. Dia CEO terkenal dan tampan."
Ujarnya lalu tersenyum tipis padaku.

Dan sampailah kami di lantai atas, sudah tersedia meja dengan dua kursi yang di atas mejanya terdapat dua cangkir berisi teh dan sebuah teko serta makanan ringan.

Dan sampailah kami di lantai atas, sudah tersedia meja dengan dua kursi yang di atas mejanya terdapat dua cangkir berisi teh dan sebuah teko serta makanan ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silahkan duduk Aleah." Aku menurutinya dan langsung duduk di kursi yang disiapkan Chandra.

"Apa kau yang menyiapkan semua ini?" Tanyaku penasaran.

Dia menganggukkan kepalanya seraya duduk diseberang kursiku. Posisinya kami duduk berhadapan dengan meja di tengah-tengah kami.

EL MÍO ✔️ SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang