Dua puluh sembilan

18.6K 802 2
                                    

Drrtt drrt drrtt

Aku mengernyit ketika melihat nama yang tercantum pada layar handphoneku.
Segera saja ku geser tombol merah untuk mematikan panggilannya.

"Hm? Kenapa tak diangkat?"
Tanya Aleah sambil menaikkan sebelah alisnya.

Aku hanya menggeleng dan mulai membuka kotak berisi donat di pangkuanku.

"Tak penting. Sekarang kau makan ya, aku sengaja membelikannya untukmu karena aku tau makanan rumah sakit sangat tidak enak."
Ujarku lalu menyuapkan satu donat pada mulutnya.

"Ini donat rasa ceri kesukaanku."
Aleah terpejam seraya tersenyum lebar ketika mengunyah donat kesukaannya.

Aku hanya tersenyum tipis melihat tingkahnya yang begitu manis.

Drrrtt drrt drrt

'Sial!'
Umpatku dalam hati, Aleah memiringkan kepalanya, penasaran melihat ekspresiku yang menatap tajam layar handphone. Dirinya belum melihat nama yang terus meneleponku sedari tadi.

"William ada apa? Cepat angkat teleponnya."

"Tidak Aleah, ini tak penting."
Baru saja aku ingin menggeser tombol merah, Aleah sudah mendorong tubuhku.

"Angkat William, siapa tau itu penting. Aku bisa makan donatnya sendiri kok."
Perintahnya lalu dengan cepat mengambil alih kotak berisi donat itu dan melayangkan tangannya sebagai isyarat mengusirku keluar.

Aku hanya mendesah dan dengan cepat beranjak meninggalkannya.

Setelah sudah berada di luar, dengan berat hati aku menggeser tombol hijau dan mendapat respon antusias dari sang penelepon.

"Ada apa? Aku sibuk."
Tanyaku dingin dan menusuk, demi apapun aku tak ingin menerima panggilan darinya, jika bukan karena Aleah yang memaksaku.

"William, apa Aleah sudah sadar?"

"Bukan urusanmu. Kenapa jika dia belum sadar? Kau ingin mendo'akannya lagi agar dia mati?"

"Maaf, aku tak bermaksud waktu itu, maaf."

"Cepat katakan apa maumu! Aku tak punya waktu untuk orang sepertimu!"
Aku mulai emosi mendengar jawaban dari si penelepon itu.

"Aku...aku ingin kita bertemu di cafe waktu itu. Aku mohon...aku hanya ingin membicarakan sesuatu yang penting dan kau pasti akan menyetujuinya. Aku mohon datanglah sekarang di cafe itu. Aku menunggumu, aku berjanji kali ini tak akan merepotkan dan membuat masalah lagi."

EL MÍO ✔️ SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang