Delapan

21.7K 1.1K 3
                                    

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan sedang.
Jalanan masih ramai dan begitu padat dengan kendaraan yang berlalu lalang, mengingat ini baru pukul lima sore, waktu dimana orang-orang pulang kerja.

Sebenarnya waktu pulang kerjaku pukul tujuh malam, namun Leon mendesakku agar segera pulang, karena keinginannya yang ingin cepat-cepat bertemu dengan Aleah.

Kini dia berada disampingku, sedang menikmati musik dari earphone yang terpasang ditelinganya. Kepalanya ikut bergerak mengikuti alunan musik yang suaranya sampai terdengar olehku, karena volumenya yang terlalu besar.

Benar-benar gila!

♥♥♥♥

Cklek

Aku membuka pintu kamar dan mendapati Aleah yang berada di atas ranjang yang sedang menyisir rambut panjangnya.
Dia menoleh lalu berdiri menghampiriku yang berada di ambang pintu, dengan tatapan bingung.

"William, kau sudah pulang?"

"Sudah."

"Tapi biasanya kau pulang pukul tujuh?"
Tanyanya penuh keheranan.

"Aku CEO-nya. Pulang jam berapapun terserahku."
Balasku santai sembari menyembunyikan tanganku ke dalam saku celana.

"Ah ya."
Lalu dia berjinjit mengingat tingginya hanya se-dagu ku, mempersempit jarak antara kami dan mencium bibirku lembut.
Aku membalasnya dan mengalungkan lenganku di pinggangnya.

Lidahku menelusup masuk ke dalam mulutnya dan menelaah mencari lidahnya untuk dihisap.

Setelah dapat, aku menariknya dan menghisapnya kuat-kuat.

Beberapa lama kami merasa pasokan oksigen mulai kami butuhkan, kami pun menyudahinya.

"Aku akan siapkan air mandinya."
Ujarnya seraya melepas sepatu dan dasi serta jasku.

"Tunggu dulu Aleah."
Aku menarik tangannya,  menghentikan langkahnya yang ingin beranjak ke kamar mandi.

Dia mengangkat sebelah alisnya.

"Ada apa?"

"Ganti dulu pakaianmu. Aku tak ingin tubuhmu dilihat laki-laki lain."

"A-apa maksudmu? Siapa yang akan datang?" Tanyanya semakin bingung dengan wajahnya yang bersemu karena ucapanku,  membuatnya terlihat sangat manis.

"Halooo."
Suara laki-laki yang datang dari balik tubuhku membuat kami berdua mengalihkan arah pandangan kami ke arah sumber suara.

"Bukankah sudah kubilang, tunggu di ruang tamu dulu!"
Ucapku kesal setengah berteriak pada Leon.
Dia benar-benar menyebalkan, padahal kusuruh untuk menunggu di ruang tamu,  selagi aku menemui Aleah dulu. Tapi lihatlah sekarang, dia muncul dengan tak diundang.

"Kau lama Willi.. aku bosan menunggu. Oh astaga, apa ini yang bernama Aleah?!"
Ujarnya berlebihan ketika melihat Aleah, dengan tampang kaget.

"Ah, siapa ka-..."

"Aleah cepat ganti pakaianmu dulu, nanti baru berkenalan dengan si bodoh ini, aku akan mengurusnya."
Ucapku memotong pertanyaan Aleah dan langsung mendorong Leon keluar dari kamar seraya menutup mata Leon dengan kedua tanganku, karena tentu saja aku tak ingin Leon yang nakal ini melihat tubuh wanitakulalu menutup pintu kamar dimana ada Aleah disitu.

EL MÍO ✔️ SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang