Dua puluh delapan

17.9K 904 9
                                    

Matahari pagi mulai memunculkan sosoknya diikuti dengan kicauan burung dan embun pagi yang melebur pada kaca-kaca jendela.

Di ruang rumah sakit yang bernuansa putih pucat itu, sedang dalam kondisi panik sekaligus bahagia karena seorang wanita yang terbaring lemah yang mengisi ruangan tersebut mulai menunjukkan reaksi akan siuman.

"Ma, lihatlah! Jari tangan Aleah bergerak!"
Jerit Alex ketika melihat jari tangan Aleah menunjukkan pergerakan lemah.

"Mama akan panggilkan dokter."
Setelah itu Nyonya Roseline langsung beranjak keluar dari ruangan itu.

Cklek

Muncullah seorang dokter lengkap dengan dua orang suster di belakangnya.

"Saya akan memeriksanya, silahkan ke luar dulu."
Perintah dokter tersebut, dan langsung mendapat anggukan dari Alex dan segera keluar dari ruangan tersebut.

◾◻◾

Seorang wanita yang sedang tidur meringkuk itu menggeliat, ketika merasakan sinar mentari masuk melalui celah-celah jendela di kamarnya.

Ruangan yang bercat biru langit itu sebenarnya bukan kamarnya, melainkan kamar milik seseorang yang sangat mencintainya.

Matanya mengerjap, lalu tubuhnya bangkit dan mendudukkan diri.

Di sentuhnya kasur yang dia tempati, dan mulai memeluk selimut putih yang baunya dipenuhi bau beraroma parfum pria yang baru saja ia putuskan kemarin.

Dia menghirup dalam-dalam aroma yang ia sukai itu.
Entah sejak kapan dia menyukai aroma parfum pria itu, selama ini yang dia tau hanya aroma parfum milik William bukan Luke.

Meskipun dirinya dan Luke sudah menjalin hubungan selama dua tahun, tapi hubungan itu mereka jalani dengan jarak jauh, sehingga mereka tak pernah bertemu karena kesibukan masing-masing.
Luke yang bekerja sebagai bos di sebuah restoran yang cukup besar, dan dirinya yang bekerja sebagai seorang model di Belanda.

Hingga akhirnya dirinya harus ikut bersama teman Ibunya yang bertempat tinggal di sini, dan akhirnya dia bisa bertemu dengan Luke untuk pertama kalinya.

Dan di pertemuan pertama mereka itu, mereka langsung melakukan hubungan sex karena hasrat masing-masing.
Meskipun dirinya bertingkah seperti wanita yang suka menggoda, tapi keperawanannya hanya diberikan kepada Luke.

"Luke...Maaf."
Bisiknya, tangannya mulai bergetar dan air mata merembes keluar membanjiri pipinya.

Sepersekian kalinya dia menangis, menangisi nasibnya, menangisi perbuatannya, dan menangisi pria yang bernama 'Luke' itu. Matanya sudah membengkak tak karuan dan lebam-lebam di wajahnya masih terpatri jelas.

Drrrt drrt

Disekanya air matanya dan mulai meraih handphonenya yang berada di atas nakas.
Dia segera menyentuh tombol hijau ketika melihat nama yang tertera di layar handponenya.

"Iya Ma."

"Theresia jelaskan pada mama! Apa yang terjadi? Tadi Nyonya Roseline menelepon mama dan bilang jika kau dan William akan bercerai, apa itu benar?!"

EL MÍO ✔️ SUDAH TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang