Tanggal 13 november 2016, Ketika aku merasa kalau perkataan yang terucap dari mulut ayahku terlalu menyakitkan untukku, dia mengucapkan kata-kata kasar padaku.
Semua ini bukan sepenuhnya salahku, seharusnya ayaku bisa mengerti. Tapi kenapa malah aku yang selalu di salahkan. Aku BENCI.
Tanggal 14 november 2016, saat aku tidur siang tiba-tiba aku mendengar suara ribut ibuku. Aku bertanya apa yamg terjadi dan ibuku menjawab kalau seorang bapak yang tinggal di sebelah rumahku kejang-kejang tak sadarkan diri, aku sungguh kaget mengengarnya. Bapak itu telah di bawa ke rumah sakit dengan bantuan ayahku dan yang lainnya.
Setelah hampir ibuku mendapat kabar dari orang yang ikut mengantar bapak itu kerumah sakit, dan kabarnya adalah bapak itu telah meninggal dunia. Dia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak laki-laki yang masih kecil, bapak itu juga meninggalkan kami semua, kami orang-orang yang mengenalnya dengan baik, kami yang mengenalnya sebagai orang yang ramah.
Tapi ada rasa yang membuatku sesak,Saat itu aku masih kesal pada ayahku. Terlintas bayangan di fikiranku, bagaimana kalau semua ini terjadi padaku, bagaimana kalau aku yang di tinggalkan.
aku merasa kalau kejadian ini adalah sebuah teguran. Teguran kalau aku harus lebih rajin beribadah, agar aku lebih menghargai hadirnya semua orang yang ada di sekitarku karena umur seseorang tidak pernah ada yang tau kapan dia akan di jemput oleh sang maha kuasa. Aku harus banyak berbuat baik.
**************
Saya harap kalia bisa belajar dari apa yang saya alami, kematian bukanlah akhir dari segalanya melainkan awal kisah abadi kita di akhirat, kita akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan kita disana.
* Jangan biarkan dosa yang kalian lakukan menjerumuskan orangtua kalian masuk kedalam neraka bersama kalian. *

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of My Life
De TodoIni bukanlah sebuah cerita fiksi, bukan pula cerita romantis. Ini hanyalah sebuah kata-kata difikiranku, yang dirangkai menjadi sebuah susunan paragraf yang mewakili perasaan-ku. Bukan hal yang spesial.