Chapter 9

133 15 0
                                    

Lee Seung In dan Kwon Jiyong sedang berada di cafe dekat Namsan. Ini sudah jam 8 malam. Mereka sudah lumayan lama berkeliling di sini lalu pergi ke sungai Han. Dan kembali lagi ke Namsan. Mencari cafe.

Jiyong menggenggam erat tangan Seung In. Seung In tersentak untuk beberapa detik sampai Jiyong mengelus punggung tangannya dengan lembut.

"Lee Seung In, kau tahu? Sejak pertama kali bertemu denganmu. Sejak aku bertubrukan denganmu waktu itu. Saat kau terlibat masalah dengan hyung ku. Aku merasakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan."

"Selama ini, kita bersahabat. Selama itu juga aku selalu merasakan hal hal yang tidak bisa kuungkapkan. Entah kenapa, setelah aku melihatmu.... Aku merasakan sesuatu. Aku tidak bisa tidur karena di otakku hanya ada kamu."

"Kamu... Kamu... Kamu... Dan hanya kamu yang aku pikirkan. Kau selalu menghantuiku setiap saat".

"Aku yakin ini adalah cinta. Aku mengajakmu kesini. Meluangkan waktuku. Mengajakmu berjalan jalan disini, karena aku ingin membuktikan kalau ini benar benar cinta,".

"Kau tau Seung In-ah kalau perasaan itu tidak dapat bohong?," Seung In mengangguk tertahan karena ia sangat grogi saat ini.

"Saranghae Seung In-ah. Jeongmal saranghaeyo. Maukah kau menjadi yeoja chingu ku?,"

Lee Seung In tersentak. Degupan di dadanya semakin cepat dan keras. Ia tidak menyangka kalau akan secepat ini. Pipinya mendadak memerah. Ia pun tertunduk malu.

Jiyong meraih dagunya. Menatapnya. Menatap Seung In disertai dengan senyum manis dan tulusnya. Senyuman yang akan melelehkan hati setiap wanita yang menatapnya.

Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk dia mengucapkannya.

"Ne. Nado saranghae oppa. Aku mau jadi yeoja chingu mu,".

Jiyong sangat senang mendengar jawaban Seung In, yeoja chingu nya.

***

Seungri melirik jam tangannya. Sudah pukul 12 malam. Ibunya masih memegang lengan ayahnya yang terbaring diam diatas tempat tidur.

Dada sang ayah turun naik, napasnya masih lemah, tapi sudah teratur. Hampir dua jam yang lalu ia dikejutkan oleh teriakan ibunya dari ruang tamu saat kedua orang tuanya baru saja sampai dirumah.

Ayahnya mendadak ambruk, pingsan di lantai dan Seungri lah satu satunya orang di dalam rumah yang mengambil tindakan karena ibunya hanya bisa histeris.

Ia menelpon ambulans. Mengantarkan ayahnya ke rumah sakit dan berusaha menenangkan sang ibu yang terus menangis.

Kini mereka ada disalah satu ruang rawat VIP, dengan suhu ruang stabil dan hangat, tapi itu tidak membuat Seungri tenang. Ia gelisah. Bahkan keringatnya menggumpal, membasahi ujung rambut di sekitar telinganya.

"Seungri-ya kau sudah menghubungin noona mu?," tanya Ibunya tiba tiba. Mengalihkan perhatian pada puteranya. Tangannya tetap menggenggam lengan suaminya.

Seungri menunduk. "Belum eomma,"

"Sebaiknya kau telepon dia, minta dia bertemu eomma disini," pinta sang ibu lirih.

Love, Blood, Tears(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang