Chapter 8

137 14 0
                                    

Keesokkan harinya

Lee Seung In bangun dari tidurnya dan melihat handphone nya. Masih jam 4 pagi pikirnya. Tapi, tunggu. Ada pesan masuk di layar hp nya.

Temui aku di Namsan. Kutunggu kau jam 10 pagi.
Kwon Jiyong

Begitulah bunyi pesan itu.

"Oppa Jiyong? Kenapa dia sms aku? Tunggu! Bagaimana dia tau nomor hp ku?!," Seung In kalut dan tentu saja dia senang.

Dia diajak ketemuan oleh seseorang yang sangat disukainnya. Dia tidak habis pikir. Apakah ini mimpi? Tidak. Ini bukan mimpi!

INI KENYATAAN!!

***

Bel pintu berdering dua kali.
Tidak ada gerakkan apapun.
Lagi, kali ini berdering dua kali. Lantas empat kali.

"Hyaa Seungri-yaSeungri adalah adik kandung Seung In. Mereka terlahir hanya berbeda 15 menit— Tolong buka kan pintunya! Aku belum selesai berdandan!," teriak Seung In dari dalam kamarnya.


Seungri cemberut. Ia terpaksa mem-pause COC nya, berjalan keluar kamar, lalu turun ke lantai dasar.


Tepat pada saat bel pintu berdering kembali, pintu terbuka dari dalam.

"Annyeong, Seungri-ya!," Jiyong tersenyum lebar dengan senyum manis khasnya.

"Jiyong oppa," Seung In baru saja turun dari tangga, berjalan sambil tersenyum ke arah Jiyong.

Gadis itu memakai celana leeging panjang berpadu dengan dress bermotif polkadot pink-putih dengan sabuk berwarna hitam yang melingkarinya.
Rambut panjangnya ia gerai agar terlihat feminin.

Jiyong berdiri. Sorot matanya tak lepas dari Seung In. Mulutnya membentuk huruf 'O' kecil.

Seungri ikut berdiri, memukul lengan Jiyong dengan majalah otomotif yang ada diatas meja.

"Ah, sakit Seungri-ya!" Jiyong tersentak. Sadar dari lamunananya.

"Sana, main game sepuasmu. Kami akan pulang paling cepat jam 12 malam, tolong sampaikan pada appa dan eomma kalau kami sedang menyelesaikan tugas kelompok arrayo? Jaga rumah baik baik,".

"Jam 12? Melanggar jam malam dari appa," gumam Seungri seraya menatap Jiyong.

"Aku kan sudah minta izin dari appa, dan appa mengizinkanku-" kilah Seung In.

"Bohong," potong Seungri cepat.

"Seungri-ya, aku akan menjaga noona mu dengan sebaik baiknya. Lagipula, kami hanya akan pergi jalan-jalan ke Namsan. Bukan ke klub malam atau hal-hal semacam itu," kata Jiyong sekilas.

Mereka memang sudah kenal karena Seungri adalah teman sekelasnya Daesung.

Seungri membalas tatapannya dengan penuh selidik.

"Benarkah? Tapi, kenapa aku tidak diajak?,"

"Kita akan berkencan Seungri! Apa kau mau jadi obat nyamuk?,"

Seung In melongo mendengar perkataan Jiyong barusan dan berapa detik kemudian... Pipinya bersemu merah dan ia langsung menundukkan wajahnya karena malu.

"Namsan juga tidak jauh dari sini kan? Lagian, kalaupun kami mengajakmu, kau juga tidak bakalan mau. Ngaku saja! Tiap malam minggu kau pasti akan battle COC bersama Daesung kan?,"

"Terserah," kata Seungri akhirnya. Aslinya ia hanya ingin bikin rusuh, tidak benar banar ingin mempersulit mereka.

Ia tahu Jiyong benar benar menyukai kakaknya, dan dia tidak keberatan karena Jiyong sangat baik memperlakukan Seung In, dengan dirinya juga Jiyong sangat dekat sekali.

Jiyong tau Seungri hanya pura pura cemberut. Ia menepuk pipi Seungri sambil tersenyum. "Akan kubawakan makanan nati malam. Oke Seungri-ya?,"

"Ya.. ya cepatlah pergi! COC ku sudah pause terlalu lama." Seungri mendorong keduanya keluar dari ruangan.

Seung In tersenyum dan mengecup pipi dongsaeng nya. "Ingat, kau tau apa yang harus kau katakan kalau appa menanyakanku. Kita partner in crame kan?"

"Aku tau noona" Seungri geleng-geleng kepala.

"Good boy!" Seung In menepuk kepalanya, mengacak rambutnya yang hitam halus.

"Aku bukan pudlle mu Kim Seung In!," desis Seungri cemberut beneran.

Seung In dan Jiyong tertawa.

"Oh, aku hampir lupa, gommawo sudah memperingatkanku, Seungri- ya. Tolong kasih makan juga Poopoo oke?"

"Youre stupid dog, you care!," Seungri membanting pintu depan.

Jiyong menggandeng lengan Seung In. Gadis itu terkejut dan lagi lagi (karena ulah Jiyong) dia blushing untuk kedua kalinya.

Love, Blood, Tears(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang