Chapter 13

148 13 0
                                    

Pagi-pagi benar, Jiyong sudah bangun dan bersiap-siap untuk sarapan. Ia bangun pagi seperti ini bertujuan untuk mengerjakan tugasnya yang belum kelar.

Ia sedang menunggu sarapannya yang sedang disiapkan oleh Rae Won–koki keluarga barunya– yaitu pancake kesukaannya.

Sembari menunggu pancake nya siap, ia membuka laptop dan membuat tugasnya.

Setelah pancake nya datang pun, ia tetap me-nyambi sarapannya itu dengan membuat tugas.

"Maaf, Jiyong-ssi, Nona memanggil anda," tegur Jae Hyun ramah kepada Jiyong.

Jiyong sempat tersedak karena kaget. Jantungnya berdegup sangat kencang.

Jiyong pun segera menutup laptopnya setelah ia mengklik tulisan 'send' di email-nya.

***

Seung In menelan ludah ketika Jiyong masuk ke dalam kamarnya.

"Kau memanggilku chagiya?," tanya Jiyong hati hati.

Seung In melihat Jiyong sudah sangat rapi. Dengan kemeja putih lengan pendek yang ditutupi almamater hitam dengan paduan celana hitam beserta dasi biru muda yang ia pakai.

Seung In tidak mau teringat hari-harinya di sekolah dulu. Ia juga memakai seragam seperti itu, meski tentu saja bawahan yang ia pakai adalah rok kotak-kotak hitam.

"Ne. Jiyong oppa, aku ingin meminta bantuanmu," jawab Seung In lirih.

Jiyong mengambil tempat disamping tempat duduk kekasihnya. "Ne?,"

"Aku minta oppa menulis surat untuk Seungri atas namaku dan sampaikan padanya di sekolah hari ini," pinta Seung In pelan. Suaranya terdengar serak.

"Seung In-ah. Kau tau kan adikmu itu sangat brengsek? Ia telah meninggalkanmu begitu saja karena insiden kecelakaan itu! Harusnya kau tidak usah memikirkannya lagi Seung In," jelas Jiyong sambil menahan amarahmya.

"Tapi aku ingin dia mengerti oppa," kata Seung In pendek dengan suara yang serak seakan menahan tangis.

"Ini semua salahku Seung In-ah! Aku yang membuatmu seperti ini," sekarang Jiyong yang perlahan menahan tangisnya. Ia mulai merasa bersalah

"Apa yang kau katakan oppa?," Seung In menatap Jiyong dalam. "Kau tidak bersalah-,"

"Aku jelas bersalah Seung In-ah," potong Jiyong

"Akulah yang membuatmu seperti ini! Aku yang telah mengajakmu berkencan sampai larut malam dan membuatmu seperti ini. Jikalau aku tidak mengajakmu berkencan hari itu atau setidaknya membiarkanmu pulang sebelum malam tiba, kau tidak akan seperti ini!," lanjutnya. Sekarang dialah yang menahan tangis.

"Apa yang bisa kulakukan untukmu sekarang... agar kau bisa memaafkanku... agar aku juga bisa terlepas dari beban rasa bersalah... apapun kulakukan untukmu chagiya...,"

Seung In menatap kekasihnya itu tanpa berkedip. Mendengar penjelasan panjang lebarnya tadi membuatnya berpikir ulang.

"Oppa bisa melakukan sesuatu untukku. Satu hal yang sangat ingin kulakukan sejak pertama kali aku tahu kalau aku cacat permanen, tapi tidak bisa aku lakukan sampai sekarang,"

Love, Blood, Tears(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang