Chapter 14

324 17 0
                                    

Lama sekali waktu berlalu. Detik jam dinding di dalam kamar sungguh menyiksa Seung In sampai dia menyuruh Jae Hyun untuk menyingkirkan jam tersebut.

Jae Hyun masuk kembali ke dalam kamar. Satu jam setelah Jiyong dibawa ke rumah sakit, dengan raut pucat.

"Kwon Jiyong... tidak bisa diselamatkan..,"

Perawat Seung In menutup mulutnya. Menahan isakan.

Seung In berteriak, menangis. Meraung raung sampai ia tersedak. Jae Hyun dan perawatnya mencoba menenangkannya.

"Jiyong oppa!! Jeongmal mianhae!!!!! Aku sangat bodoh! BODOH! BODOH! BODOOOH!!!!," teriak Seung In.

***

Dua bulan kemudian...

Seung In sedang berada di makam Jiyong sekarang. Ia mengunjungi makam bersama pamannya, Song Jong Ki.

Sebenarnya Song Jong Ki juga ingin melihat makam Jiyong, tetapi Seung In menyuruhnya untuk menunggu di mobil saja.

Seung In bersama perawatnya pergi ke makam Jiyong.

Seung In membawa bunga. Bunga mawar yang indah dan banyak. Ia letakkan bunga mawar itu ke makam Jiyong–dengan bantuan perawatnya tentu saja–dan menyuruh perawatnya untuk mengambilkan foto Jiyong.

"Oppa, jeongmal mianhae. Aku sungguh bodoh! Bogoshipeo oppa. Aku selalu berdoa untukmu. Aku berharap kau mau memaafkanku oppa. Aku akan menyusulmu. Segera! Tunggu aku oppa,"

END


(Fanfiction ini terinspirasi dari cerpen 'The Guilty One' karangan Ida R. Yulia)

Haaii readers tercinta. Nggak kerasa nih cerita udah selesai aja. Maaf banget kalo sebelumnya update terlalu lama. Cerita ini juga banya yang aku revisi. Jadi, semoga ngga ada typo lagi. Terimakasih banyak yang sudah mau membaca cerita ini. Kamsahamnida. Saranghaeyo Y'all 😘😘😔😘

Love, Blood, Tears(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang