"kau baik-baik saja? Maafkan aku karena sudah membuatmu terlibat dalam masalahku."
"tidak kok, tidak apa, tapi apa yang terjadi sebelumnya? Kenapa pria rambut hitam itu tiba-tiba terhempas dariku?"
Seketika tatapan Ao berubah menjadi keterkejutan, apa aku mengatakan sesuatu yang salah?
"apa kau sama sekali tidak mengetahuinya?"
"apa?"
"sebelum pria itu terhempas darimu, tiba-tiba muncul cahaya biru seperti yang kau bilang sebelumnya, kemudian pria itu terhempas begitu saja. Apa kau tidak menyadarinya sama sekali?"
Mendengar penjelasan Ao perlahan aku mulai menampilkan senyum tipisku, dan apakah ini perasaanku saja atau wajah Ao memang sedikit bersemu merah ya?
"Ao, apa kau demam? Wajahmu memerah." kataku berniat menyentuh keningnya tapi dia segera menjauhkan tanganku.
"a-aku tidak apa-apa." katanya yang segera bangkit kemudian mengulurkan tangannya padaku sambil memandang kearah lain.
"berdirilah!" perintahnya
"hah?"
"aku bilang berdiri, apa kau tidak mengerti?!"
Aku pun meraih tangannya kemudian berdiri. Namun Ao hanya diam, dan membuatku makin tak mengerti.
Tanpa mengatakan sepatah kata apa pun Ao langsung menarik tanganku dan membawaku pergi meninggalkan lembah ini.
Ao baru menghentikan langkahnya saat kami telah berada di depan sebuah rumah yang sederhana, Ao kemudian mengetuk pintu 3x dan tak lama kemudian seseorang di dalam rumah itu membukakan pintunya dan tersenyum bahagia saat melihat Ao, namun tatapannya berubah heran saat melihatku yang berdiri dibelakang Ao dengan masih di gandeng oleh Ao.
"tuan Ao, siapa gadis dibelakang anda?"
"dia kenalanku, bisakah kau menyiapkan satu kamar untuknya, karena dia akan tinggal disini mulai sekarang."
Kulihat wanita paruh baya itu sempat terkejut mendengar perkataan Ao tapi kemudian dia menunduk sebagai jawaban kemudian pergi ke lantai 2, sepertinya wanita tadi benar-benar melakukan apa yang di perintahkan Ao.
Ao segera menarikku kedalam kemudian menyuruhku duduk di sebuah sofa, setelah pergi beberapa detik akhirnya Ao kembali lagi dengan membawa sebuah kotak putih.
Ao kemudian duduk disampingku dan melepaskan kain yang ia lilitkan di leherku, lalu ia mengambil sebuah botol dan menumpahkan sedikit isinya ke sebuah kapas, lalu ia menekankan kapas itu ke leherku dengan pelan walau cairan itu sedikit membuatku meringis karena terasa perih, tapi Ao terus mengobati lukaku.
Setelah selesai diberikan cairan tadi, Ao kemudian mengambil kain kasa dan melipatnya beberapa kali lalu menempelkannya di lukaku dan tidak lupa juga ia memberikan sedikit perekat di pinggir kain kasa itu, agar kain kasanya tidak terjatuh.
"tunggulah disini, aku akan membawakanmu makanan." perintah Ao kemudian beranjak dari tempatnya tapi belum sempat aku menolaknya Ao sudah menghilang dari balik pintu.
"kenapa harus repot-repot, aku kan jadi merasa tidak enak padanya." gumamku sambil menatap kepergian Ao.
Tak lama kemudian wanita paruh baya itu turun, sepertinya dia sudah menyelesaikan perintah Ao. Ku lihat wanita paruh baya itu masih menatapku dengan tatapan heran dan menyelidik, tapi sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi lembut, lalu wanita paruh baya itu berjalan menghampiriku.
"nah nona, siapakah namamu kalau aku boleh tau?"
Pas sekali saat itu Ao juga baru datang dan membawakan senampan berisikan makanan beserta minuman untukku, Ao langsung meletakkan nampan itu di meja dan ikut menunggu jawaban dariku atas pertanyaan wanita paruh baya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New World (End)
FantasySeorang gadis yang telah tinggal begitu lama di sebuah gua atau lubang, kini akhirnya bisa merasakan kebebasan. Saat ia melihat dunia luar, dia bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah anak tiri dari orang yang membuatnya dengan terpaksa ti...