"Kenapa?" tanya Krayn saat melihat ekspresi wajah Yui. "Tidak apa." jawab Yui cuek dan langsung pergi ke dapur. "Hei, kau itu sebenarnya kenapa sih?" tanya Krayn berusaha menahan tangan Yui.
"Sudah ku bilang tidak ada apa-apa." tegas Yui langsung melepaskan tangan Krayn darinya. "Yui?" panggil Mei ragu sambil mendekatinya. Tanpa di duga-duga Yui langsung memegang tangan Mei dan menteleportasi mereka ke suatu tempat dengan sangat cepat. Sangking cepatnya Ao & Krayn pun tak sempat mengejar.
"Hei, kemana mereka pergi?". "Entahlah, aku tidak tahu." jawab Ao sambil menggelengkan kepalanya cuek. "Gadis itu..!" geram Krayn kesal, sementara Ao sama sekali tak menghiraukannya.
~di padang rumput~
"Astaga Yui, kau membuatku terkejut. Dimana kita sekarang?". "Di padang rumput tyrena. Maafkan aku Mei, karena tiba-tiba menteleportmu kemari.". "Lalu?". "Aku kesal sekali dengan Krayn.". "Karena apa?". "Kenapa dia bisa sangat bodoh seperti itu, membawa Mel-chan yang jelas- jelas masih memiliki harapan hidup seperti itu. Uuurgh rasanya aku ingin mencekeknya saat itu juga.".
"Tapi dia melakukan semua ini kan untukmu, Yui-chan.". "Iya aku tahu, tapi Mei-". "Yui awas!" teriak Mei sambil menarik Yui untuk menyingkir walau cahaya merah itu sempat mengenai Mei.
Brugh. Mei dan Yui terjatuh dengan posisi tersungkur, Yui yang saat itu masih tersadar langsung mengecek kondisi Mei. "Astaga Mei chan, kau terluka parah." ujar Yui terkejut lalu menteleport mereka kembali.
~di rumah
"Ao, cepat sembuhkan Mei-chan, dia terluka!" ujar Yui cemas dan untungnya Ao sedang ada di dekat mereka, jadi ia tak buang waktu lebih lama. Sementara Ao mengobati Mei, Krayn memperhatikan Yui dengan teliti.Krayn sedikit terkejut saat melihat perubahan pada Yui. "Yui, bukankah seharusnya kau tak memiliki kaki, ah maksudku biasanya kan kakimu tidak terlihat karena tertutup asap tiap kau muncul.". "Oh kau benar Krayn, aku bisa melihat kakiku sekarang, tapi kenapa ya?".
"Apa yang terjadi sebelumnya?" tanya Krayn. "Saat kami sedang bicara tiba-tiba Mei memotong perkataanku dan langsung mendorongku ketika cahaya merah merah menghampiri kami. Begitu aku tahu keadaannya aku langsung menteleportnya kemari dan begitulah.".
"Cahaya apa yang kau maksud, Yui?". "Entahlah, aku tak begitu melihatnya, karena Mei yang melihatnya. Oh iya, bagaimana keadaannya?". "Ku rasa dia baik-baik saja untuk saat ini.". "Apa maksudmu 'untuk saat ini'?". "Entahlah, aku tak tahu kenapa saat aku memeriksa keadaannya tadi aku-".
"Mei-chan!" panggil Yui yang terkejut melihat Mei ingin menghampiri mereka tapi Ao yang merasa cemas langsung menuntun Mei. "Mei-chan baik-baik saja?". "Tidak apa, aku baik-baik saja kok." jawab Mei dengan nada lemah.
"Loh Mei-chan, kenapa suaramu lemah sekali?" tanya Krayn. "Ao, ada apa dengannya?". "Coba aku periksa dulu-". "Tidak apa Krayn, Yui, aku baik-baik saja, kasihan Ao kalau harus terus menggunakan kekuatannya untukku kan."
Sebenarnya mereka semua ingin membantah perkataan Mei, tapi mereka sadar kalau saat itu bukanlah waktu yang tepat untuk berdebat karena Mei cukup keras kepala.
Dari hari-kehari kondisi tubuh Mei makin melemah saja, dan mereka sama sekali tak mengerti dengan apa yang terjadi padanya. Tapi di suatu hari saat kesehatan Mei benar-benar memburuk, di saat itulah mereka berharap kalau hari itu tidak pernah datang.
Pasalnya saat mereka mengira Mei sedang beristirahat ternyata Mei sudah tak bernafas lagi, mereka sangat terpukul dengan kepergian Mei, terutama Ao dan Yui.
Karena saat itu sudah malam, mereka terpaksa mengantarkan kepergian Mei keesokan harinya. Setelah mengantar kepergiannya dan masih dalam suasa berduka, Ao tak sengaja menabrak seorang gadis kecil hingga terjatuh. Saat ia membantunya, entah sensasi apa yang tiba-tiba menjalar di seluruh tubuhnya saat itu, yang pastinya Ao langsung memperhatikan gadis kecil itu dengan seksama.
"Apa kau baik-baik saja gadis kecil?" tanya Krayn. "Iya, maafkan aku karena kurang hati-hati." ujar gadis itu berniat pergi tapi Ao menahan tangannya. "Boleh kutahu namamu, dan dimana kau tinggal?" ujar Ao dengan tatapan penuh harap padanya.
"Ao-kun, ada apa?" tanya Yui bingung. "Aku tidak tahu siapa namaku, tapi karena aku sangat suka bulan ke-5, aku menamai diriku sendiri Mei. Dan karena aku tidak tahu siapa orang tuaku, sejak kecil aku di rawat oleh semua penghuni panti."
"Bolehkah aku mengantarmu pulang?" tanya Ao dengan senyum ramahnya. "Maafkan aku kak Ao, tapi kata suster Pei kami tidak boleh sembarangan menerima tawaran dari orang asing.". "Loh, apa kau pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya? Bagaimana kau bisa tahu namanya?" tanya Yui heran.
"Memang belum sih, tapi aku merasa kalau itulah namanya, apa aku salah? Ka-". "Tidak, kau tidak salah, itu memang namaku. Oh, dan ku tidak perlu takut, aku ingin mengantarmu pulang agar aku bisa bertemu dengan pengurus panti.".
"Untuk apa?". "Agar aku bisa mengadopsimu dan menunjukkan berbagai macam hal menarik yang pasti belum pernah kau lihat.". "Aku tidak percaya.". "Baiklah, aku akan menunjukkannya padamu tapi kita cari tempat yang tidak terlalu ramai dulu ya.". "Ok!."
Ao menunjukkan berbagai seni dengan sihir yang ia miliki pada gadis bernama Mei itu, ia juga sedikit menjahili Krayn dengan sihirnya dan Mei mulai tertawa karena melihat perkelahian kecil keduanya yang tak sesuai dengan umur mereka.
"Kau pria yang menarik kak, aku harap bisa terus bersamamu dan melihat berbagai macam trik sihir lainnya." ujar Mei yang segera berlari dan merengek ingin di gendong oleh Ao. "Mari ku tunjukkan jalan menuju panti!" ujar Mei, Ao jalan lebih dulu sementara Yui dan Krayn hanya mengikuti keduanya dalam diam.
~Mei & Ao side
"Hei, maafkan aku karena tidak memberitahumu tentang rencanaku ini, ya." ujar Mei yang berbisik ii telinga Ao. Ao awalnya terkejut tapi kemudian ia tersenyum. "Sudah ku duga kalau itu memang kau, karena kau memakai kalung pemberianku sehingga aku dapat mengenalimu." ujar Ao sambil menyentuh kalung Mei.
"Yaah, berarti kau sudah tahu dari awal kalau ini aku ya? Huuh nggak asik!" rajuk Mei. Cup. Mei seketika membelalakkan matanya karena terkejut dengan kecupan singkat Ao. "Meskipun begitu, aku akan tetap mencintaimu." ujar Ao yang seketika membuat pipi Mei merona. "Hei hei, jangan bermesraan disini, nanti kau di cap lolicon atau pedofil oleh orang lewat!" ujar Krayn dan Yui memperingatkan.
"Loh, kalian juga mengenaliku? Huuh! Benar-benar tidak menyenangkan!" gerutu Mei kesal. Cup. "Tidak usah pedulikan yang lain, anggap saja tidak ada." ujar Ao berusaha menenangkan. Mei langsung menyembunyikan wajah merahnya di dada Ao dan dengan pukulan kecil ia berkata "apa kau akan tetap mencintaiku sekalipun aku sudah seperti ini?". Ao langsung mengelus rambut Mei dan mencium keningnya. "Apapun yang terjadi, aku akan tetap mencintaimu Mei, .. Selamanya."
The End
Maaf ya endingnya jadi gaje gini, habisnya ide benar-benar sudah ngadet alias mentok nih, dan karena nggak enak dengan para pembaca yang nunggu kelanjutan yang tak pasti, jadi... beginilah akhir kisah saat ini.
Goodbye! Gomennasae! Nggak usah di kasih vote atau komen juga gpp, aku selalu ngerasa gagal jadi author di setiap ending ceritaku yang gaje begini. Sekian, terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My New World (End)
FantasySeorang gadis yang telah tinggal begitu lama di sebuah gua atau lubang, kini akhirnya bisa merasakan kebebasan. Saat ia melihat dunia luar, dia bertemu dengan seorang pria yang tak lain adalah anak tiri dari orang yang membuatnya dengan terpaksa ti...