ch 8

36 3 0
                                    

Ao pov

Setelah Mei benar-benar tertidur, aku berniat untuk meninggalkannya secara diam-diam agar bisa menyusun rencana, tapi begitu aku bergerak sedikit, genggaman tangannya yang sempat melonggar kini kembali mengerat.

Ini semua salahku, kenapa aku harus menceritakan kejadian yang menimpa Mia padanya, akibatnya dia sangat ketakutan sekarang.

Tiba-tiba muncul cahaya biru dari dalam diri Mei, cahaya itu perlahan mengumpul untuk membuat gumpalan cahaya, ketika bola cahaya itu meledak kecil, muncul seekor burung layaknya phoenix namun bewarna biru.

"hai Ao, apa kabar?"

"siapa kau? Dan bagaimana-"

"aku adalah sisi lain diri Mei yang telah tertidur selama ini, dulu aku bisa bertukar tempat atau bekerja sama dengannya, tapi sejak kejadian yang menimpanya, aku hanya bisa membantunya sedikit."

"lalu, kenapa kau bisa keluar dari dirinya saat ini? Apakah dia akan baik-baik saja bila kau seperti ini?"

"tenang saja, saat ini emosinya sedang stabil, bahkan ia sedang sangat berbunga-bunga setelah kau menyatakan cintamu saat itu (di ch 6)"

"terima kasih Ao, karena dirimu dia tak lagi mengalami penderitaan, tapi aku ingin kau berjanji satu hal padaku."

"apa yang harus ku janjikan padamu?"

"bila kau berniat untuk mengiyakan ajakan Ren, maka bawalah Mei bersamamu, karena-"

"apa kau sudah gila? Aku tidak mungkin melakukan itu, aku tidak ingin kehilangan orang yang ku cinta lagi, tidak akan."

"hei, jangan memotong omonganku sebelum aku selesai memberitahumu."

Aku memilih untuk diam dan mendengarkan perkataannya tanpa repot meminta maaf, karena aku masih cukup kesal dengan usul awalnya itu.

"kau tidak perlu cemas karena membawa Mei ikut denganmu, justru dengan seperti itu kau dapat mengawasinya secara langsung, dan bila nanti kalian terdesak atau sedang terancam bahaya, maka panggillah aku."

"memanggilmu? Aku bahkan tidak tau namamu, dan masih tidak begitu yakin dengan kondisi Mei nanti."

"tenang saja, Mei hanya akan pingsan saat aku muncul nanti, sebutlah namaku tiga kali 'Yui Yui Yui', maka aku akan muncul untuk membantu kalian."

Aku menganggukkan kepala menyetujui idenya, setelah itu wujudnya perlahan-lahan mulai terbang seakan tertiup angin dan masuk kedalam diri Mei lagi.

Tapi sebelum ia benar-benar menghilang, dia langsung terbang mendekatiku.

"hei Ao, jika kau ingin agar Mei saat ini tidur dengan nyenyak maka eluslah kepalanya hingga ia tersenyum dalam tidurnya, dan setelah itu kau dapat meninggalkannya untuk beristirahat dikamarmu, bye bye."

Setelah Yui pergi aku langsung melakukan apa yang dia sarankan, dan seperti katanya, kini aku bisa beristirahat di kamarku setelah memastikan bahwa Mei benar-benar tenang.

Tapi baru beberapa langkah aku meninggalkan kamarnya, tiba-tiba saja dia berteriak.

"AO! YUI!"

Aku langsung menghampirinya, memeluknya dan mengusap punggungnya, berusaha untuk menenangkannya.

"Ao... Hah.. Ao aku takut.. Aku.. bermimpi.. buruk.."

"sssstt.. tenanglah, itu hanya mimpi Mei, tidak akan terjadi apa-apa."

"tapi Ao.. Hah... Hah... Kenapa kau pergi meninggalkanku? Bukankah tadi kau bilang tidak akan pergi dari sisiku? Lalu-"

Aku tidak ingin mendengar gerutuannya saat ini, karena itulah aku mengunci bibirnya sesaat, setelah ku yakin dia benar-benar tenang, aku langsung melepaskannya dan menatapnya dalam.

My New World (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang