~17~

522 25 13
                                    

Jangan lupa Vote dan Comen-nya ya😊😊😁

〰〰〰〰〰〰🔶〰〰〰〰〰〰

T___T

"Ceritakan saja padaku?" perhatian Ruby pada gadis itu sedangkan ia masih saja diam tak mau bercerita.

T___T

"Aku janji akan membantu mu dengan kemampuan yang kumiliki?" Katanya cemas dengan keadaan gadis itu yang terus menangis, ia merasa kalau kondisi Arini pasti tak jauh berbeda dari kondisinya pada saat itu.

".........."

"aku tau benar apa yang kau rasakan saat ini, beberapa hari lalu aku juga merasakan hal yang sama sepertimu," barulah kini gadis itu memandang dengan serius wajah Ruby yang terlihat ingin menangis.

"kau tau apa tentang diriku? apa kau di bully sama sepertiku? apa kau dijauhkan orang orang? apa kau dipandang aneh oleh semua orang? Tidak 'kan. Jadi kau tak perlu berpura pura kasihan padaku, aku tak memerlukan belas kasihan dari siapapun." ucap Arini mengeluarkan semua kekesalannya.

"Eum.. aku memang tidak pernah merasakan itu, tapi percayalah. Kau akan jauh lebih tenang, jika kau mau berbagi kesedihan denganku?" Gadis bermata merah kecoklatan tersebut mengusap pelan punggung Arini,

Hiks... Hiks...

Ruby mengulurkan tangannya kearah Arini.

"Namaku Ruby, kau bisa memanggil ku dengan sebutan itu." perkenalan dirinya pada murid baru tersebut.

"Ba baiklah, kau tau Ruby? Sejak usiaku menginjak delapan tahun, aku adalah gadis yang ceria. Namun semua itu lenyap ketika kedua orangtuaku meninggal. Aku lalu diasuh disebuah panti asuhan, disana aku sama sekali tak pernah berbicara pada anak anak lainnya, ibu panti sering menegur ku karena itu. Aku juga selalu duduk sendirian di bangku dekat taman. sampai pada akhirnya semua orang membenci ku karena sikap tertutupku itu,"

Ruby mendengarnya dengan penuh konsentrasi,

"Seakan jati diriku mati bersama kedua orangtuaku," Arini lalu tertawa mengejek— dirinya sendiri.

"Semua itu pasti sudah diatur oleh sang Maha Kuasa. Dia telah merencanakan yang terbaik untukmu, ambil saja semua yang baik baik. Dan untuk yang jelek, cukup kau jadikan pembelajaran saja." mencoba untuk menasihati,

Kau salah Ruby, Dia tidak pernah ada untukku. Dia yang telah merampas semua kebahagiaan ku,

"Eum.. semua ini pastilah tak mudah untuk kau lakukan 'kan? Tapi ketahuilah kau adalah gadis yang sangat hebat, karena tak semua orang  bisa menjalankan hidup sekeras itu." ada sedikit senyuman kecil yang terukir dari wajah Ruby saat mengatakan itu, bukan bermaksud mengejek. Tapi ia mencoba membuat Arini merasa tegar dengan lika liku kehidupan yang sudah ia jalani.

"Kau tau Ruby? aku bisa sampai saat ini karena seseorang?" ucap Arini sambil tersenyum masam.

Ruby menggeleng. Menandakan ketidak tahuan nya.

"Ini!"

Arini lalu mengeluarkan sebuah boneka dari belakang punggungnya.

Sahabat KacaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang