bgy

13 0 0
                                    

Hyy perkenalkan namaku Ruby Jensher. Entah kenapa orang tuaku menamaiku Ruby, mungkin karena mataku yang merah kecoklatan (memang iya sih). Aku masih keturunan orang bule Papaku berasal dari Amerika, namanya Revan Jensher. Sedangkan Mamaku orang Indonesia, bernama Lidya Namirna.
Sejak papa menikahi mama, Papaku menetap tinggal di Indonesia.

Dari usiaku berumur 4 tahun. Kebersamaan kami mulai berkurang. Sejak mamaku memutuskan untuk bekerja. Aku jadi sering dititipkan ke bibi,nenek atau kakekku.

Dari kecil sampai kini usiaku menginjak 15 tahun. Bisa dibilang kami jarang melakukan pertemuan keluarga. Bayangkan saja kami bertemu hanya 12 kali dalam setahun. Betapa membosankannya aku sendirian dirumah sebesar ini.

RUBY POV

Tinggal menghitung hari aku akan segera bertemu orang tuaku lagi. jika mereka datang, itu berarti pertemuan kami yang genap keenam kalinya. (Mirisnya aku)

2 hari setelahnya

Asiik tinggal menunggu hitungan jam. Sambil menanti kepulangan mereka aku ingin bersiap-siap dulu. Setelah bersiap-siap kemudian aku duduk disofa empuk ruang tamu.

Daaannn........ Ting-tong Ting-tong.

Bel sudah berbunyi aku yakin sekali itu pasti mereka. Dengan semangat 45 kubukakan pintu. Dan benar saja, papa dan mamaku berdiri diambang pintu. Tumben sekali papa dan mamaku datang berbarengan. Biasanya papaku duluan atau mamaku duluan, mungkin ini adalah hari keberuntunganku.

"Papaa.... mama..." sontak kupeluk orang tuaku bersamaan.

"Rubyku sayang apa kabarmu nak, kau tau disana papa terus memikirkan dirimu tak henti-hentinya"

"Iya anakku apa kabarmu, apa semenjak kami tak ada kau diganggu oleh seseorang, dan bagaimana sekolahmu" ucap mamaku menyentuh kedua pipiku dengan lembutnya.

"Aku baik Ma.., I'm fine Dad, tidak ada seorang pun yang menggangguku, sekolahku sangat baik Ma.. Dan ya kalian tak perlu cemas, anak kalian ini sudah tumbuh besar sekarang"

"Baiklah ayo masuk Ma... Pa..." aku mempersilahkan mereka masuk sembari membawakan tas dan koper milik orang tuaku.(padahal mereka yang membeli rumah ini. hehe)

Hari ini Mamaku memasak makan siang untuk kami. Menunya adalah sayur asem,ikan bakar,tempe goreng sambal dan makanan favoritku yaitu NASI GORENG. Aku paling suka jika Mamaku yang membuatnya, rasanya beeeh...... enaaaaaak banget. Mau diolah seperti apapun aku pasti akan melahapnya hingga tak tersisa.

Mama telah memasak dan menyiapkan masakan olahannya didepan meja.sungguh saat ini aku ngiler berat.(maaf ya buat yang laper.)

Aku, Papa dan Mama memakan masakan mamaku yang super lezat. Suasana makan kami sangatlah berwarna dikarenakan, sepanjang melahap makanan, selalu dipenuhi canda&tawa.
Berbagai macam topik kami bicarakan dari mulai:papa yang terjatuh saat membawakan file milik klien, mama yang tertidur ketika lembur, dan akupun tak mau kalah kuceritakan saat salah seorang temanku yang pingsang ketika upacara bendera berlangsung kemudian aku berpura-pura pingsan juga.

Seusai makan siang papa mengambil koper besar miliknya. Dan meletakkannya diatas meja.

"Coba tebak apa yang papa bawakan untukmu?" Sembari membuka resleting koper.

Aku sudah tau kalo papa akan memberiku oleh-oleh. Tapi aku akan berpura-pura tak tau.

"Hmmmm....? Apa ya" sambil berlagak lugu.

"Papa bawakan buah belimbing dan juga buah semangka kesukaanmu"

"Apaaaaa.. Papa boong ya?" mataku sontak terbelalak.
Dan aku segera menghampiri papa, juga berusaha mengintip.

"Apakah wajah Papa seperti penipu" Papa menunjuk-nunjukan wajahnya kearahku.

"Hahahahhahahaha abis tahun lalu Papa janjikan akan membawa stroberi dan blueberry tapi tak dibawa" tawaku.

"Ayo kita makan buah-buahan ini dihalaman rumah" Papaku menuju kehalaman rumah disusul aku dan Mama.

Mama kemudian memotong buah-buah itu. Baru satu potongan saja, aku yang seperti the flash pun mengambil buah itu seperti kilat. Dan suasana yang sama ketika diruang makan tadi terulang. Kami memakan buah-buahan dengan penuh tawa.

Sungguh aku sangat berbeda saat orang tuaku pulang. Aku menjadi sangat ceria, periang dan selalu tersenyum lebar. Tapi ketika mereka kembali ke-aktivitas biasanya yaitu bekerja. Wajahku tak lagi dipenuhi senyuman, dan hanya murung dengan manyun yang selalu berada diwajahku.

Author POV

Tiga hari ini Revan dan Lidya berada diJakarta dan menemani putri kesayangan mereka di rumah. Tiba-tiba,

kring-kriiiing

suara telfon milik Revan berbunyi. Ia yang sedang makan, secara tiba-tiba berhenti. Dan mengangkat telfon pribadinya tersebut.

Setelah telfon terputus tak lama Revan memberitahukan kepada istrinya.

"Eh Ma... begini aku punya pekerjaan yang sangat penting, sudah 12 tahun aku mengincar pekerjaan ini. Ini sangatlah penting bagiku. Dan sejak kemaren aku ingin memberitahukanya padamu tapi tidak sempat."

"Emang pekerjaan apa yang sangat kau idam-idamkan itu??"

"Aku ingin kita pindah rumah. Hanya 1 tahun saja. "

"Mama sih setuju-setuju saja, tapii bagaimana dengan kerjaanku. Dan juga bagaimana dengan sekolah Ruby?"

"Tinggalah dulu pekerjaanmu untuk sementara ini. Dan aku sudah berfikir baik-baik tentang sekolah Ruby, jadi bagaimana?"

"Kita juga harus memberitahukan ini pada Ruby juga"

"Iya itu pasti!"

***

Sepulang dari sekolah aku segera menuju rumah. Untuk melampiaskan kekangenanku pada orang tuaku.

"Paaa... Maaa.. aku pulang" ucapku sembari melepaskan kaus kaki dan sepatu.

"Kemarilah Ruby" teriakan mamaku dari ruang keluarga.

"Ada apa Ma..." aku heran kenapa Papa dan Mama bergantian memandangku.

"Papa ingin memberitahukan sesuatu yang penting padamu"

"Apaa?? Memangnya??"

"Kita akan pindah rumah"

"Apaaaa!! Tapi kenapa Pa, kenapa harus pindah, trus bagaimana dengan sekolahku, aku sudah kelas 3 Paa".

"Papa ada urusan penting sekali disana. Pekerjaan ini sangat berarti, dan tentang sekolahmu aku sudah memikirkannya dengan baik . Kita tinggal menunggu persetujuanmu saja. Dan ya kau pasti akan senang karena nanti disana mamamu akan menemanimu selama 1 tahun. Bukannya kau sangat mengidam-idamkan hal ini sedari awal"

Beberapa menit berlalu

Setelah berpikir panjang aku menganggukan kepalaku. Menandakan aku setuju!! Dan aku mengatakan pada Papa.

" Papa aku sudah terbiasa dengan tidak adanya kalian berdua. Tidak apa-apa jika aku sendirian nantinya".

"Kau memang sangat mengerti kami"

Kemudian kami mengemas koper dan tas untuk persiapan pindah rumah.

Dari jakarta kami akan menuju ke Bogor.

Aku menaiki mobil pribadi bersama kedua orang tuaku. Dan dilanjut menaiki pesawat nanti.

______________________________________________________________________
Hyy ini cerita keduaku yang bertajuk Horor.

TO BE CONTINUE
SELALU VOTE AND COMMENT YA
Saran&kritik yang membangun sangat berarti untuk pemula sepertiku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat KacaKuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang