TIGA

53.7K 3.2K 77
                                    

Dilihatnya wanita itu tidur telungkup diatas ranjangnya begitu kakinya memasuki kamar yang ditunjukkan Arini tadi. Jendra hanya geleng-geleng kepala melihat kebaya dan riasan rambut serta wajah wanita itu belum dibersihkan. Apa ia tak panas tidur dengan pakaian seperti itu? Sebegitu lelahnyakah sampai tak sempat membersihkan diri dulu? Tapi apa peduliku, ia kan hanya istri pengganti penghambat malu dan aib yang dicorengkan kakaknya, dengusnya kasar.

"Astaga Nita, kok tidak salin dulu sih malah tidur masih pakai kebaya!!" Pekik Arini membuat Jendra menoleh, mertuanya itu berdiri dipintu kamar menenteng tas hitam berisi pakaian milik Jendra, "Nak Jendra ganti pakaian dikamar mandi saja, bunda mau membereskan bocah satu ini,"

Jendra menggangguk dan masuk kekamar mandi setelah menerima tas yang dibawakan Arini.

"Nita...Nita bangun, ganti pakaian dulu dan bersihkan riasan kamu, masak tidur seperti ini sih!!!" Arini mengguncang-guncang tubuh anaknya membuat Nita mengerang.

"Bun....biarkan Nita istirahat dulu, capek dan ngantuk banget bun, lagian Nita masih jetlag ini. udahlah semalaman gak bisa tidur, baru turun dari pesawat udah ditodong buat jadi manten dadakan, anakmu ini lagi gegana bun....kasihani dong bun" omelnya seraya duduk dengan mata terpejam, Arini tertawa mendengar ocehan Nita.

"Kamu ini, emangnya penjinak bom," ujarnya sambil membantu Nita membuka segala atribut yang terpasang ditubuh dan rambutnya.

"Nita lagi gelisah galau dan merana bun," Nita masih memejamkan matanya, ia tak peduli pada apapun yang diperbuat bundanya karena yang ada diotaknya saat ini hanya tidur enak tanpa diganggu oleh siapapun. Arini membersihkan riasan wajah anaknya dengan telaten, dan merebahkan tubuh Nita yang telah kembali melayang kealam mimpi, Anak itu bahkan tak tahu jika saat ini nyaris telanjang, tubuh mulusnya hanya dibalut tanktop putih dan celana putih setengah paha.

Arini menyelimuti Nita dan bergegas keluar dari kamar anaknya, saat membalikkan badan ia nyaris bertubrukan dengan menantunya yang entah sejak kapan telah berdiri dibelakangnya dengan memakai bokser hitam dan kaos polo putih tanpa lengan dan handuk yang terkalung dileher.

"Sebaiknya makan dulu sebelum istirahat, nanti bunda ambilkan," ujarnya kemudian berlalu keluar kamar.

Jendra tak menyahut hanya menatap punggung mertuanya yang menghilang dibalik pintu, matanya kembali diarahkan kesosok yang terbaring damai diatas ranjang. Meski diliputi benci dan marah tapi Jendra lelaki normal, gairahnya langsung melompat-lompat disuguhi pemandangan indah seperti ini apalagi tadi matanya sempat melihat tubuh Nita sebelum diselimuti Arini membuat Jakunnya turun naik.

Langkah kakinya yang hendak mendekat keranjang sontak terhenti saat pintu kamar diketuk, Jendra membuka pintu dan mendapati Arini membawa nampan berisi dua piring nasi lengkap dengan lauk dan dua gelas air putih.

"Jendra makan aja dulu biar Nita belakangan, kayaknya dia lelah banget sampai tidurnya kayak orang mati,"

Jendra terkekeh dan menerima nampan dari tangan mertuanya, setelah menutup pintu ia duduk dipinggir ranjang dan menikmati makan siangnya. Tangannya bergerak untuk membangunkan Nita tapi egonya menolak, huh buat apa aku perduli pada orang yang telah menghancurkan impian indahku, kalau bukan gara-gara dia tak mungkin Neta kabur meninggalkanku.

Jendra menyuap nasinya dengan penuh kemarahan, ingin rasanya garpu ditangannya ini ditusukkannya kewanita jalang yang tidur seperti orang tanpa dosa ini biar mampus sekalian. Tapi diurungkannya niatnya, ia tak mau tangannya dikotori darah wanita jalang ini, biarlah nanti dendamnya dibalaskan secara perlahan dan membuat wanita ini menderita dan mati secara perlahan.

Hah! Kamu lihat saja, aku akan membuatmu menderita disampingku dan kalau perlu menderita seumur hidupmu!!! Ha....ha....ha

***

Replacement WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang