Setelah tiga hari terbaring ditempat tidur akhirnya kondisi Nita membaik, ia telah bisa beraktivitas seperti semula. Selama sakit bundanya selalu datang membawakan makanan dan menemani anaknya, dan Jendra menjadi aktor berbakat menjalankan perannya sebagai suami yang baik, malah dihari kedua Nita sakit ia sengaja tak masuk kantor untuk menemani Nita dirumah. Dan Nita yakin semua yang dilakukan pria itu tak tulus dan hanya pura-pura baik didepan Arini.
Dan Nita tidak terlalu kaget Jendra kembali kesifat awalnya ketika dia sehat dan Arini tak muncul lagi diapartemen mereka. Nita tak ambil pusing, ia sudah terbiasa dengan semua itu dan tetap melaksanakan aktivitas rumah tangga yang biasa dilakukan seorang istri. Menyiapkan makan malam meski Jendra tak sedikitpun memakannya, jangankan memakannya meliriknya saja ia enggan, tapi Nita tak pernah absen menyiapkan makan malam meski ia tahu hanya ia sendiri yang akan memakannya.
Sebulan sudah pernikahan aneh ini berlangsung, tak ada perkembangan menggembirakan dan semua berjalan seperti biasanya. Tak ada percakapan diantara mereka dan menikmati sarapan bikinan masing-masing dalam diam. Mereka seolah dua orang tak saling kenal yang tinggal dalam satu rumah. Dan Nita akhirnya memutuskan tak lagi menyiapkan makan malam untuk Jendra karena semua itu hanya mubazir dan berakhir ditong sampah.
Nita tak lagi tidur disofa, ia membeli sebuah kasur santai dan menggelarnya dilantai. Kasur mungil itu cukup nyaman dijadikan alas tidur meski tak seempuk ranjang, dan Nita akan menggulungnya dan menyimpan didalam lemari selesai menggunakannya. Ia jadi berhati-hati khawatir salah seorang dari orang tua mereka tiba-tiba datang dan menemukan kasur itu dilantai, bisa terbongkar pernikahan tak harmonis yang mereka jalani.
"Siap sarapan kita harus kerumah Tante Alma, ada pertemuan keluarga bulanan!" Jendra memecah kesunyian dimeja makan pagi ini, ini suara pertama yang dikeluarkannya semenjak Nita sembuh. Gila, lelaki itu betah berdiam diri selama tiga minggu tanpa berkata sepatah katapun pada Nita padahal mereka serumah, tinggal sekamar dan selalu sarapan dimeja makan yang sama.
"Ok," ucap Nita pendek, ia bangkit dan mencuci peralatan makan yang digunakannya dan bergegas kekamar mempersiapkan diri. Ia hanya menurut dan tak berniat membantah atau membalas perkataan Jendra, karena itu jauh lebih baik dari pada mereka bersitegang tanpa alasan. Nita hanya mengikuti alur yang telah dibuat Jendra entah sampai kapan.
***
Mobil membelah jalanan dengan dua anak manusia yang asyik berdiam diri, meski duduk bersebelahan mereka tetap setia dalam posisi robot, duduk kaku menatap jalan raya dengan Jendra fokus menyetir. Untuk membunuh sunyi Nita memasang earphone dan mendengarkan lagu dari smartphonenya.
Mobil berbelok memasuki halaman sebuah rumah yang sangat luas, rumah bertingkat dua yang sangat megah dan elegan. Halaman depannya luas dan asri dipenuhi bunga-bunga dan beberapa pohon palem.
Nita mengernyit mengingat sesuatu, ia merasa tak asing dengan rumah ini dan ia ingat kalau dulu beberapakali datang kerumah ini. Meski banyak terjadi perubahan tapi Nita tak lupa kalau rumah ini milik...
"Turun." Nita mengikuti perkataan yang lebih mengarah keperintah itu, ia mengekori Jendra yang berjalan cepat masuk kedalam rumah dan langsung menuju dapur.
Nita menegang, tak salah lagi ia memang pernah kerumah ini dan ia bahkan masih hafal letak dapurnya.
"Halo semuaa.." Raut wajah datar Jendra berubah ramah dan ceria menyapa ibu-ibu cantik yang sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan masakan. Tampak seorang pria muda sedang membungkuk mengambil sesuatu didalam kulkas, Nita tak bisa melihat wajahnya karena terhalang pintu kulkas.
"Jendra, kamu sudah datang, wuah udah nikah makin cakep aja," sambut sitante sambil cipika-cipiki dengan Jendra, matanya beradu dengan Nita yang berdiri dipintu dapur dan ia mengernyit seperti mengingat sesuatu.
"Pagi tante," sapa Nita sambil membungkuk hormat.
"Pagi sayang, kamu cantik sekali," puji tante itu sambil memeluk Nita, wanita itu tak membalas dan matanya terpaku pada sosok pria yang sedang memegang segelas air putih.
"Hallo bro, sudah sampai lo?" teriak sipria yang tadi membungkuk dikulkas, ia meletakkan gelasnya dan berhigtfive ria dengan Jendra, matanya tertumbuk dengan Nita dan ia terbelalak." Jen!!" pekiknya.
"Alvin!!" seru Nita tanpa sadar, matanya membulat dengan mulut melongo.
"Ya ampun Jen ini beneran lo, astaga gue kangen banget!" gumam Alvin menyongsong Nita dan memeluknya erat. Jendra dan tante Alma terperangah menyaksikan adegan itu.
"Alvin Chipmunk, gue gak bisa nafas!!!" teriak Nita dan terengah-engah begitu Alvin melepaskan pelukannya.
"Sorry....sorry, gue seneng banget ketemu lagi sama lo." Alvin salah tingkah dan garuk-garuk tengkuknya yang tak gatal, "Aduh...aduh ma. Sakit banget kok dijewer segala sih!!" omelnya seraya mengelus telinganya yang memerah dijewer mamanya.
"Kamu sih, istri sepupu sendiri main peluk aja, dia kan istrinya Jendra."
Alvin melongo dan mengusap wajahnya begitu tersadar Jenita adalah istri sepupunya, "Jadi lo...lo.... yang lo gantiin itu Janeta?" lirihnya dengan tangan meremas rambutnya frustasi. Jendra dan Alma menatap Alvin dan Nita bergantian, mereka diliputi kebingungan dan bertanya-tanya ada apa diantara dua orang ini.
"Alvin, kamu kok bisa kenal Nita dan kakaknya yang bernama Neta?" Alma yang penasaran langsung mengintegrogasi anaknya.
"Ma, masak mama nggak ingat sih sama Nita? Inikan Jenita teman Alvin diSMU dulu yang sering main kesini dan masak bareng mama," jelas Alvin mengingatkan mamanya.
Alma mengerutkan keningnya dan tiba-tiba senyum mengembang dibibirnya, "mama ingat, kamu teman Alvin yang menghilang lima tahun yang lalu kan? Yang pergi begitu saja seminggu menjelang UN? Yang bikin Alvin patah hati dan kabur ke Belanda begitu lulus SMU? Pantesan saja waktu hadir dipernikahan kalian tante kok kayak familiar sama muka kamu."
"Hah?" Nita terperangah dan menatap Alvin yang terlihat gugup, dan yang lebih terperangah lagi adalah Jendra, ia tak menyangka kalau gadis masa lalu yang membuat Alvin susah move on itu Jenita wanita yang kini menjadi istrinya.
"Lo kemana aja sih, kok tiba-tiba ngilang gitu aja?" tanya Alvin serak, ia bersusah payah mengumpulkan keberanian akibat shock dan tak percaya dengan kenyataan ini.
"Udah reuniannya nanti aja, sekarang Nita harus bantu mama masak buat acara makan siang. Ayo sayang, kita udah lama nggak masak bareng, tante mau tahu kamu masih jago nggak seperti dulu?" Alma menggamit Nita dan mengajaknya fokus kebahan makanan, sebenarnya itu disengaja Alma untuk memecah ketegangan diantara mereka.
"Lo hutang penjelasan Jen!" seru Alvin yang dijawab Nita anggukan kecil.
***
Mau nanya nih, yg di mulmed cocok gak jadi Om Jendra??
Mutia suka sama aktor josh hutcherson😍, jadi ngayalin bg Josh yg jadi Jendra nya, hihihiMenurut readers gimana? cocok gak?
Coment yaa😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Replacement Wife
RomanceREVISI (BEBERAPA PART DIHAPUS) Jenita hanya mengernyit tak mengerti kenapa ia harus memakai pakaian seperti itu. Harusnya ia memakai pakaian yang sama seperti yang dipakai bundanya karena ia adiknya mempelai perempuan, tapi kenapa ini beda? Belum l...