Nymph Air

251 18 1
                                    

Setelah membopong satu centaur ke dekat rumah, Hinata sudah merasa kelelahan. Padahal masih ada satu centaur yang membutuhkannya di sana.

Si surai kuning meringkih, Hinata mendekat. Berharap makhluk itu bisa berbicara menggunakan bahasanya.
Namun, alangkah terkejutnya ia saat lelaki setengah kuda itu menggenggam tangannya.

Sang centaur mendongak, menatap lurus Hinata yang mematung.

"Ada manusia di sini rupanya. Kheh, pantas saja Elf memerangi kami."
Genggaman Si Kuning menguat, Hinata meringis.

"Apa maksudmu, Centaur-san?"
Si Kuning terkekeh, tangannya memegang area dada yang ditembus panah. Mungkin Si Kuning merasa nyeri yang amat.

"Centaur juga punya nama. Aku Naruto. Alangkah baiknya kau pindah, Nona. Kau terlalu baik. Dan mangsa empuk untuk beberapa makhluk."

Hinata bergeming, belum sanggup mencerna perkataan Si Surai Cerah.

Naruto berusaha bangkit, namun terjatuh. Lelaki itu meringis. Panahnya terkantuk dahan.

"Akh!" Naruto mendesis, memejam matanya.

Hinata tak tahu harus berbuat apa, ia hanya membantu Naruto untuk duduk perlahan.

Naruto memukul batang pohon tiga kali. Sesosok wanita cantik keluar dari batangnya. Seolah-olah kayu itu bagai pintu.

Wanita itu mengenakan pakaian yang tipis. Hampir transparan. Pipi Hinata merona.

"Ternyata salah satu Centaur Uzumaki."

Wanita itu mengusap darah yang ada di batang. Membauinya. Pandangannya sinis.

Kaki jenjangnya melangkah, menyapu rerumput pendek.

Hinata, malam ini dibuat takjub. Seolah ia sedang berimajinasi melihat mahluk fantasi di hadapannya. Dan memang hal itu menjadi fakta. Bukan sekedar "halusinasi".

"Apa lukaku parah?"
Wanita tadi, yang begitu elok rupanya, menjejerkan diri di samping Naruto. Mendekatkan telinganya yang berujung sulur hijau.

"Kau harus mencari Nymph air. Bangsa Elf menggunakan racun Danau Hitam yang hanya bisa ditolerir oleh Nymph air. Jika sampai besok kau tidak diceburkan ke sana, mungkin ajal menjemputmu, Naru." tatapan wanita itu melunak.

Naruto tersenyum, "Ah, begitu ya? Jadi aku akan mati?"

"Kira-kira begitu. Semoga selamat."

"Kau mengucapkan kalimat itu dengan tampang menyebalkan." ujar Naruto.


Sang wanita yang sebagian kaki dan tangannya menyatu dengan tumbuhan mengerutkan dahi. Mimiknya manyun.

"Apa maksudmu, Naru?" Naruto tertawa saja. Tak merespon.

Hinata meremas jemari. Gugup dan khawatir.

Pandangannya ia alihkan ke samping, pipi berona merah itu terlihat walau remang-remang.

Dia bukan siapa-siapa, kenapa dia melibatkan diri dalam urusan aneh? Mahluk aneh? Dan dunia ini pun ikutan aneh.

"Eh, Da-danau Hitam di mana? Mungkin kita bisa menyelamatkan Naruto."

Naruto dan wanita itu memandangnya... Aneh.

Naruto belongs to Masashi Kishimoto

My Fantasy World belong to Yoshiro No Yukki

Fanfiksi ini didedikasikan untuk event #SHDL2016 dengan prompt #Nature

Ma Fantasy WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang