Secangkir Kopi dan Sepotong Roti

2.3K 125 6
                                    

Author: Kichan
Disclaimer: Aoyama Gosho

Ai bersandar dengan alis terangkat. Ia baru saja membuat secangkir Cokelat Capucino dari dapur Profesor Agasa yang letaknya hanya sepelemparan batu dari ruang tamu. Ditemani ceracau tidak jelas dari mulut Conan Edogawa yang pagi ini mengamuk tidak keruan. Mendekati ruang tamu, Ai mendapatkan jawabannya.

''Aku dijejali kismis menjijikkan!''

Dijejali kismis? Aku terkesan. Ai menyembunyikan tawanya.

Gadis berambut cokelat sebahu itu duduk di atas sofa empuk dengan tenang. Menatap sekilas wajah Kudo Shinichi versi tujuh tahun dengan datar.

''Lain kali akan kuberi mereka pelajaran!''

Ai menyandarkan punggung tanpa memedulikan amarah Conan yang memuncak.

''Memangnya aku boneka, apa? Dipaksa menelan makanan aneh itu?!'' Kacamata Conan melorot.

Senyum lima senti memantul di cangkir Ai.

Aku sangat menikmati totonan gratis ini. Batin Ai geli.

''Lalu, apa rencanamu? Memaksa mereka mendengarkan ceramahmu?'' Ai meletakkan cangkir di atas meja tanpa menoleh.

Conan bangkit, mondar-mandir di ruang tamu. ''Beri aku ide,''

Ai mengangkat bahu. ''Mereka masih anak-anak, dan di usia normal seorang bocah tujuh tahun, otak mungilnya hanya menerima sinyal paksaan. Mereka akan melakukan apa saja demi kepuasan.''

''Maksudmu, para bocah ingusan itu sengaja mempermainkanku?''

''Mereka hanya merasa bahagia karena berhasil menemukan kelemahanmu. Siapa sangka, Tuan Detektif yang begitu jenius ini sangat membenci kismis.''

Conan mendengus kesal. ''Jadi kau di pihak mereka?''

Ai mengangkat kedua tangannya ke depan. ''Aku tidak menemukan alasan kenapa hari ini kau begitu uring-uringan hanya karena masalah sepele.''

Conan berbalik, setengah menggebrak meja. ''Mereka memaksaku di hadapan Ran! Kau tahu apa artinya? Dia akan berpikir kalau aku--''

Bel pintu berdering, memotong ucapan Conan yang mendekati klimaks. Terdengar suara ribut Ayumi, Mitsuhiko, dan Genta di luar.

''Sial! Mereka pasti mendapatkan roti dari toko itu,'' Conan mendongak panik, ''katakan aku sudah pulang ke kantor paman!'' Tubuh yang mengecil itu terbirit, menaiki tangga.

Ai mendengus geli. Paradoks dari seorang Shinichi Kudo adalah, ia bisa memecahkan kasus rumit, menemukan barang bukti, menganalisis kronologi dengan cerdik, tapi ketakutan setengah mati pada sepotong roti dari gandum pilihan bertabur kismis.

Berjalan ke arah pintu, Ai berpikir, pertunjukkan apa lagi setelah ini?

''Ai-chan! Di mana Conan?'' sembur Ayumi tanpa menatap Ai. Bocah yang selalu memakai bando warna pink itu menerobos masuk dengan semangat mengerikan--sebuah semangat memojokkan lawan.

''Conan-kun, kami membawakan oleh-oleh untukmu!'' teriak Mitsuhiko dari belakang Ayumi.

''Kau masih punya utang mengunyah lima potong lagi!'' suara Genta bergema sampai loteng.

Hening.

Dagu Ai terangkat. Jadi ini alasannya memintaku berbohong?

''Eeh! Di mana Conan?'' Ayumi menoleh kanan-kiri. Sekotak roti gandum kismis di tangannya mengeluarkan aroma sedap.

''Tadi dia bilang pada Kak Ran akan main game dengan kita,'' Alis Mitsuhiko bertaut.

''Jangan-jangan dia kabur?!'' Genta mengepalkan tinjunya.

Kumpulan Fan Fiksi Detective Conan & Magic Kaito Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang