SMU Teitan kelas 2-B
''Jadi murid-murid,'' Sotaru-sensei, guru Sastra Jepang SMU Teitan itu berdehem sejenak. ''Beberapa di antara istilah kabuki diserap ke dalam perbendaharaan kata bahasa Jepang, misalnya:
Sashigane
Di atas panggung bila perlu adegan yang melibatkan aktor kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut Kōken, asisten di panggung yang sering berpakaian hitam, memegangi tongkat panjang yang diujungnya terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah "sashigane" digunakan dalam konotasi negatif "orang yang mengendalikan".Kuromaku
Di panggung pertunjukan kabuki, malam dinyatakan dengan tirai (maku) berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, dalam istilah "sekai no kuromaku" (dunia tirai hitam) kata "kuro" (hitam) berubah arti menjadi "jahat". Dalam bahasa Jepang, "kuromaku" berarti "dalang" seperti dalam arti "dalang kejahatan".''''Hitam ...''
''Ada apa, Ran?'' Sonoko menoleh.
''Ah. Tidak. Aku hanya mengingat, kok.'' Ran tersenyum. Kembali fokus pada buku pelajaran.
Ya. Aku sedang mengingat hari di mana Shinichi menghilang, Ran bergumam.
Berusaha fokus pada materi pelajaran, Ran menulis lagi poin-poin penting yang tadi disebutkan Satoru-sensei. Namun, hatinya selalu kembali pada Shinichi. Mencuri pandang ke belakang, Ran menghela napas.
Hari ini dia juga tidak masuk.
Menggigit bibir, juara Karate nasional itu menatap sedih pada buku tulis yang sudah separuhnya terisi. Sudah berapa lama dia menangani kasus? Kenapa lama sekali? Bukankah dia detektif hebat?
ZRAAAASSSSHHHHH
''Waa Hujan!'' Sonoko berseru heboh.
Ran menoleh ke jendela. ''Sepertinya deras sekali.''
''Kalau begini kita pulang sore, Ran!''
Sotaru-sensei berdehem. ''Sonoko, fokus pada pelajaran!''
''Aa! Ba-baik Sensei!''
Ran juga kembali pada buku tulisnya, tetapi entah kenapa ekor matanya tertuju ke jendela, memperhatikan ribuan tetesan hujan yang menghujam tanah.
Hujan menyimpan banyak kenangan bagi semua orang, termasuk Ran.
Kenangan manis.
Juga pahit.
***
''Aku adalah Ksatria Hitam!'' Teriak seorang anak berusia tujuh tahun seraya merentangkan tangan kanan ke samping. Melindungi seorang gadis cilik yang menggunakan kain seprei sebagai tudung kepalanya.
Anak laki-laki itu bergulat dengan udara di tengah lapangan becek. Mengayun-ayunkan pedang kayu yang dia punggut dari belakang rumah ke arah musuh imajinatifnya, dan mengeluarkan suara-suara tiruan seorang pahlawan yang membasmi lawannya.
''HIAAATT!''
BRUK
Musuh terakhirnya yang berupa keranjang sampah taman berhasil digulingkan dengan kekuatan agak berlebihan. Berkacak pinggang, anak berwajah ''sok keren'' itu tersenyum puas.
''Seperti itu, kan?'' Anak lelaki itu menoleh ke belakang.
Anak perempuan di belakangnya, yang tadi sudah memasang wajah bersemburat kemerah-merahan, memerosotkan bahunya, menatap jengkel sekaligus geram pada sahabatnya.
''Shinichi enggak serius, ya?!''
''Terus gimana?''
Ran Mouri, anak berambut hitam sebahu itu menghela napas. ''Kamu sih, kebanyakan nonton drama detektif! Padahal aku sudah mengingat baik-baik adegan Putri yang mengucapkan terima kasih pada Ksatria. Bersungguh-sungguh lah sedikit!''
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Fan Fiksi Detective Conan & Magic Kaito
FanfictionBerisi kumpulan Fanfic Oneshoot DC & MK versi saya sendiri :v/ Diusahakan tidak Out Of Character ^^ Insyaallah diperbarui setiap bulan xD Kritik dan Saran akan saya terima dengan tangan terbuka :D KichanKudo @.@-