Too Far to Hold [COMPLETED]

Bukan Episode #10: Alana's Diary

Do you wanna build a snowman?

Come on let's go and play.

15 years old and still crying over a Disney song.

Sepertinya aku sedang gila. Yah, gila karena mendadak terlalu banyak memikirkan Wingga. Kapan ya aku benar-benar dipertemukan sama Wingga? Bertemu dalam artian yang sebenarnya, nggak cuma lihat dia dari jauh. Please, secepatnya dong. Atau aku justru harus move-on? Sepertinya pilihan kedua ini jauh lebih realistis. Aku nggak sedekat itu untuk bisa mengobrol dengan Wingga. Hey, aku bahkan tidak tahu apa itu abrasi, apa yang mau kamu obrolin Alana? *kalau kamu ingat episode pertama cerita ini.

Sudahlah, daripada bingung mikir apa yang mau aku obrolin sama Wingga, lebih baik aku muter lagu lagi. Crying over a Disney dong again. Bhay!

----------------------

Author:

Maafkan ketidakjelasan diary Alana di atas sana ya teman-teman. Tujuan adanya part ini adalah untuk merayakan satu bulan kita bersama-sama. Maafkan juga kalau isinya lebih banyak curcol nggak jelas.

Subhanalloh yah, nggak kerasa udah satu bulan. Satu bulan yang luar biasa banget buat aku sebenernya. Tulisan-tulisan ini bisa tetap update, se-rempong apapun aku dengan tugas kuliah, kerjaan lab, persiapan performance budaya Indonesia minggu depan, les bahasa Korea dan sebangsanya. Kalian juga sangat berperan dalam kekuatanku menyelesaikan semuanya, sepertinya. Terima kasih banget buat kalian semua, pembaca tersayang. Comment-comment kalian yang mengkritik maupun membangun, yang lucu-lucu, yang suka, yang nggak suka, semuanya meng-encourage aku setiap hari. Uwuwwuww, saranghaeyo!

Apalagi grup penulis Belia Writing Marathon, yang isinya penulis-penulis hebat yang aku rasanya masih sangat jauh dari mereka. Adanya aku masih menulis part ini juga atas dukungan mereka, chit-chat mereka di grup yang selalu unyu-unyu. Kita berjuang bersama-sama untuk menyajikan karya terbaik yang bisa kita berikan untuk kalian, para pembaca kami. So, let me introduce their story, yang juga ada di akun ini: