No More Love✔

17K 730 0
                                    


"Aku mulai pusing sama page penambahan kolom komentar. Udah buntu nih guys."

Rachel menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Arabella duduk disampingnya sambil menyeruput milkshake strawberry. Dia juga hanya diam, tidak ada bantuan apa-apa darinya. Dan aku, yang punya motivasi lebih untuk menyelesaikan kuliahku masih sibuk membolak-balik buku tebal yang aku bawa dari perpustakaan kampus. Sesekali aku gigit kebabku yang mulai dingin.

Setelah bimbingan di kampus tadi siang, kami memutuskan untuk pergi nonton Film dulu di Mall dekat kampus, tapi berhubung Rachel sudah kebelet ingin menuntaskan tugasnya, maka beginilah nasib kami di foodcourt, kita malah terpaksa membuka laptop dan buku. Sedangkan rencana nonton di bioskop nya batal.

Dalam kasus bagi tugas di kelompok ini, Tugas Rachel adalah tugas paling penting dan sulit. Dia sampai mendatangkan beberapa senior untuk diskusi mengenai kode-kode pemrograman yang masuk untuk aplikasi web nya. Jatahku hanya membuat display, grafis dan gambar-gambar yang mendukung untuk jadi tampilan website. Sedangkan Arabella, aku enggak tau sebenernya dia bantu kita atau tidak. Dia mau ikut diskusi saja kita udah bersyukur.

"Harusnya kita minta bantuan Sam. Dia jenius kalau masalah coding." Rachel mengerutu sambil menyeruput Rootbeernya.

"Sam sekarang sibuk persiapan sidang. Dia udah enggak bisa bantu kita." Aku menjelaskan. Karena terakhir kita bertemu, Sam sempat menceritakan persiapannya sidangnya.

"Kalau kau sendiri, bagaimana ceritanya bisa kerja di Yo Store? Kamu jarang cerita sama kita." Sekarang Arabella membuka suara.

"Aku sedang butuh uang. Ada lowongan disana dan aku melamar." Jawabku santai.

"Ayahmu masih belum memberimu uang?" Tanya Rachel polos yang di sambut dengan sikuan arabella ke perutnya.

Sontak Rachel mengaduh dan melotot. Dan jangan harap menang kalau kau mau lomba melotot dengan Arabella. Wajah manisnya akan berubah seseram Maleficent yang sedang murka.

"Malam minggu besok aku boleh main-main ya ke tempatmu bekerja?" Tanya Arabella, dia seperti mencoba mengalihkan pembicaraan. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

Obrolan terpotong saat handphoneku berbunyi. Nomor baru tertera di layar. Aku geser icon hijau untuk menerima panggilan itu.

"Halo." Sapaku

"Jessie, Aku di kampusmu." Suara dari sebrang membuatku terhenyak. Suara yang sudah tidak asing lagi.

"Alex?" Tebakku. Dan tidak mungkin salah.

Rachel dan Arabella menoleh ke arahku setelah mendengarku menyebut nama Alex. Mereka tau itu Alexander Bavol. Mantanku yang brengsek.

"Aku ingin bertemu. Kamu dimana?" Alex merengek dari sebrang.

"Jangan berharap. Aku enggak di kampus. Sebaiknya kamu pulang. Kau cuma buang-buang waktu menungguku disana." Aku mulai kesal.

"Ijinin aku bicara dulu. Aku bener-bener ingin jelasin sesuatu sama kamu."

"Aku tidak punya waktu. Dan jangan mencariku!"

Aku langsung memutuskan hubungan telephone itu sambil mendengus kencang.

"Itu Alex Bavol?" Arabella menyelidik. Aku tidak menjawab dan hanya meringis ke arah mereka.

"Bukannya dia sudah kabur sama selingkuhannya itu. Si.... Hmmm siapa namanya..?" Rachel ikut-ikutan menginterogasiku.

"Foxstort" Celetuk Arabella.

"Foxy!" Ralat Rachel yang sudah ingat nama gadis penyebab aku dan Alex putus.

Bad Love (Sudah di terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang