Saturday Night With Bentley✔

18.7K 772 7
                                    

Sesuai dengan janjinya Arabella berkunjung ke tempatku bekerja. Aku masih harus menyelesaikan shiftku dulu sebelum bisa menemaninya mengobrol. Tapi dia terlihat sedang asik bersama seorang pria di restoran samping tokoku. Dia belum mengenalkan pria itu padaku tapi sudah bisa aku tebak, itu pasti pacar barunya, lagi.

Tiba waktunya untuk ganti shift. Jam masih menunjukan pukul sembilan, karena aku masuk di shift kedua. Setelah tiga hari pulang pagi, akhirnya aku bisa tidur di malam hari selayaknya manusia normal. Tapi sebelum menyerahkan tubuhku pada bantal, aku harus menemui Arabella dulu. Huft, padahal badanku sudah menyerah ingin istirahat.

"Hey, Sorry lama." Sapaku pada dua sejoli ini. Mereka bahkan tidak mengaharapkan kehadiranku saat itu. Karena yang kulihat mereka sedang asik saling rayu. Aku sudah tau kemana tujuan mereka setelah pergi dari sini. Aku harap pacar Arabella tidak lupa pengamannya.

"Oh, akhirnya selesai juga kerjanya. Kita disini dari jam delapan loh. Untung makanan dan suasananya enak." Seru Arabella dengan ceria.

"Oya? Tapi kamu enggak keliatan bosan."

"Iya dong kan ada Tommy, pacarku." Arabella bergelayut manja di lengan cowok klimis disamping nya itu yang bernama Tommy. Aku tersenyum dan mengulurkan tangan pada Tommy.

"Aku Jessie, teman kampusnya Arabella." Aku mengenalkan diri dan Tommy pun melakukan hal yang sama.

"Kalian bertemu dimana?" Tanyaku basa-basi karena aku sudah tau jawabannya.

"Sebetulnya kita baru ketemu kemarin malam di sebuah club" Jawab Tommy sambil menghisap rokoknya. Aku tersenyum mendengar jawabannya karena seperti yang sudah aku duga tadi.

Kami sedang asyik mengobrol ketika tiba-tiba pandanganku menangkap sosok tampan Ashton yang sedang memasuki toko.

Penampilannya sangat formal, Memakai kemeja slim fit putih berdasi biru navy dengan celana hitam slim fit juga yang mungkin harganya berbulan-bulan gajiku di Yo Store. kemejanya sudah dikeluarkan dari celananya, agak sedikit berantakan tapi dia malah terlihat makin seksi dan berbahaya.

Tentu saja setiap dia melintasi gadis-gadis, maka mata mereka tak bisa lepas darinya. Arabella yang juga melihat Ashton, berteriak memanggil namanya. Agak norak memang, tapi aku bersyukur dia melakukan hal itu.

Dan, sesuai dengan yang aku harapkan, Ashton menghampiri kami dengan senyuman menawan yang tersungging di bibirnya.

"Hai, sedang apa kalian?" Sapa Ashton setelah mendekat. Dia menarik kursi disampingku.

"Malam mingguan dong." Jawab Arabella centil sambil merangkul Tommy yang sedang menerima telepon disampingnya.

"Oh ya? Kalau ini double date, laki-lakinya mana satu lagi?" Tanya Ashton sambil melirik ke arahku.

"Yang malam mingguan hanya aku dan pacarku. Sedangkan Jessie kebetulan memang bekerja disini." Lagi-lagi Arabella yang jawab pertanyaan Ashton. Aku meng-iya-kan dengan tersenyum.

"Kerja? Apa kamu berhenti kuliah?" Sekarang dia langsung mengajadapkan wajahnya padaku.

"Aku masih kuliah. Manager toko ini selalu fleksibel untuk pembagian shift kerja. lagi pula aku udah jarang ke kampus." Aku mengendikkan bahuku.

"Untuk apa kamu kerja? Kamu bisa kerja di tempat yang lebih bagus kalau sudah punya ijazah Sarjana." Ashton mulai memasang wajah serius. Entah kenapa itu menjadi penting untuk  dia pikirkan.

"Aku butuh uang untuk biaya kuliah." Aku tidak bisa bisa menutupi nada sedih yang terdengar dari ucapanku tadi.

"Tapi orang tuamu..." Dia menggantungkan ucapanya. Mungkin karena melihat raut wajahku yang berubah.

Bad Love (Sudah di terbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang