12.

75 10 11
                                    

Malam ini hujan turun ke bumi, malam yang terasa dingin. Tapi tak mengurungkan niat erefa untuk belajar.

Kali ini suara petir terdengar amat jelas, erefa segera menutup jendela kamarnya rapat rapat.

Dia mulai menutup buku, dan pergi ke kamar doni.
***

Di kamar doni sedang bermain gitar, mungkin sambil chat, entahlah.

TOK! TOK!
Suara pintu kamar dari luar berbunyi.

"Masuk" ucapnya

"Hai ka" suara erefa yang terlihat semangat.

"Napa? Ga belajar?" Tanya doni.

"Takut ka, sendiri"

"Udah gede"

"Hahaha iya, ka pengen curhat" kata erefa manja.

"Iyaa kenapa?" Doni memainkan gitarnya itu.

"Ka, gua seneng banget hari ini"

"Kenapa?"

"Gua sama aran udah baikan kaaa"

"Hati hati"

"Buat?"

"Aran nakal"

"Ya emang kalo aran nakal kenapa? Dia baik ko ka, ga yang kaya kaka pikir tau"

"Gua tau, aran memang baiik re" tiba tiba doni menyimpan gitar di sebelahnya.

"Aran sweet ka. Hari hari gua penuh dengan bayangannya, dia sosok cowok yang mainstream yang pernah gua temui"

"Jadian ga?"

"Mmmm" erefa terlihat berpikir "Blm ka"

"Secepatnya yaa"

"Kaka setuju?"

"Kalo itu yang baik buat lo kenapa ngga"

"Thanks kaa" ucapnya sambil memeluk doni.

"Iyiyaa" suara doni memelas.

Erefa segera kembali ke kamarnyaa, sebenarnya dia tadi ke kamar doni karna ingin meminjam pulpen, kebetulan pulpen erefa habis.

Tidak seperti biasanya, erefa yang setiap malam ditemani buku, tetapi kini dia ditemani handphone nya itu, ya walupun ada buku di pinggirnya.

Malam itu aran bbm erefa.

PING!!!

   Iyaa?

Hujan?

Iya, di luar hujan

Dingin yaa? 

Gimana yaa?

Jangan bilang dingin, yang ujung ujung nya minta peluk. Kalo mau peluk udah muhrim ntar ya. Mau ga?

Mau apa?

Kita muhriman

  Jangan sekarang

Siapa yang bilang sekrang, ngebet banget si

Diih nggak ko, apan si

Dikira mau, kalo lu minta sekrang. Gua belum bisa, karna takut belum bisa jadi imam yang baik buat lo

Apa banget si lu ran

The Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang