3

89 12 1
                                    

Maybe I'm just a kid in love
Oh, baby
If this is what it's like falling in love
Then I don't ever want to grow up.

_____________________________________

Bel istirahat berbunyi, semua siswa termasuk murid 11 IPA 3 langsung berhamburan keluar lab. Lima detik kemudian lab hanya tersisa tiga orang.

"Yuk, Len!" ajak Lendra karena janjinya sambil menarik tangan Lenna, namun langsung ditahan Arkan.

"Jangan pegang-pegang dia" ucap Arkan dingin dan tegas.

"Kenapa emang?" tanya Lendra.

"Lo sama Lenna bukan muhrim"

Awalnya Lendra bingung kenapa Arkan bersikap seperti ini, namun karena mengingat Lenna sangatlah alim, ia menurut dan belum curiga siapa Arkan sebenarnya.

"Oh iya. Maaf Len, yaudah ayo."

"Gue ikut" kata Arkan lagi.

"Gue cuma mau traktir—"

"Gue bayar sendiri"

Lendra menghela nafas dan mengizinkannya.

Niatnya mau pdkt, ni kutu kupret mau ngapain sih?, batin Lendra.

Sementara Lenna hanya diam melihat Arkan yang sifat overprotective nya kembali muncul.

"Baksonya tiga bu, yang dua dibayar saya, satunya dibayar cowo itu ya" ucap Lendra sambil menunjuk punggung Arkan yang berada di sebelah Lenna. Bu Mita, Sang penjual bakso mengangguk paham.

"Si Arkan kenapa ga mesen sendiri sih" decak Lendra saat melihat Lenna mengobrol dengan Arkan. "Perasaan gue ga pernah liat mereka deket gitu. Apa Arkan juga suka sama Lenna?"  pikirnya.

"Satu bakso untuk tuan putri dan satu lagi untuk pangerannya..  Nih bakso lo, Kan!" pangeran yang Lendra maksud adalah dirinya sendiri, bukan Arkan.

Niatnya Lendra ingin duduk di antara Lenna dan Arkan untuk memisahkan cowo itu dari Lenna, namun Arkan malah makin mendekat ke samping Lenna sehingga Lendra tidak bisa duduk selain di sebelah Arkan karena Lenna duduk di paling ujung kursi panjang kantin.

***

Lendra secepat kilat menghampiri Lenna yang sudah keluar kelas bersama Rina. "Lenna!"

Lenna berhenti melangkah. "Apa?"

"Pulang sama siapa? Naik apa?"

"Sama Rina. Pakai mobil dia"

"Yah. Pulang bareng gue aja yuk?" ajak Lendra.


Lenna meminta persetujuan dari Rina, dan ia mengangguk setuju. "Hmm yaudah deh, tapi ke parkiran nya bareng Rina ya?"


Tiba-tiba seseorang tengah berlari ke arah mereka bertiga sambil meneriaki nama salahsatu dari ketiganya. "Rin, lo lupa hari ini klub nulis ada kumpul?" kata seseorang itu kepada Rina.

Rina menepuk dahinya. "Oh iya! Gue lupa. Yaudah Len, Dra, kalian duluan aja deh. Bye!" Rina pun pergi ke ruang klub menulis bersama orang yang memanggilnya tadi.


Di dalam hati Lendra, ia bersyukur karena telah diberi kesempatan mengobrol santai dengan Lenna. Sedangkan Lenna merasa canggung dengan orang yang di sebelahnya ini dan merasa aneh karena sebelumnya mereka tidak pernah mengobrol walaupun satu kelas.

"Len, kalau pulang sekolah biasa bareng Rina?" tanya Lendra untuk mencairkan suasana sembari melangkah ke parkiran.


"Nggak sering juga sih. Karena tadi lagi kangen sama dia aja, jadi pengen bareng. Biasanya sih sama Arkan.. "  hening sejenak dan Lendra berhenti melangkah seketika saat sampai di depan motornya.

"Loh kok bisa sama Arkan?" saat ditanya seperti itu, Lenna sadar karena telah keceplosan.


Duhh kok bisa keceplosan di depan Lendra sih?? biasanya juga nggak pernah. Bisa-bisa Arkan ngebantai aku lagi, batin Lenna.


"Eh, enggak kok, engga papa."


"Aneh. Yaudah ayo naik" Lendra menyuruh Lenna naik ke atas motornya, namun tangan perempuan itu dicegat.

"Pulang bareng." ucap Arkan datar dan tangannya menarik tangan Lenna menuju Mobil Arkan yang terletak tidak jauh dari motor Lendra.

"Ehh tunggu! Arkan! lo itu siapanya Lenna sih? ganggu gue sama Lenna mulu dan itu lo sendiri pegang-pegang tangan dia"  seru Lendra membuat Arkan terdiam.


"Siapa gue? Gue Arkan."  ucap Arkan sambil membuka pintu mobilnya untuk Lenna yang ternyata berada di sebelah motor Lendra.

Lendra pun mengacak rambutnya kesal karena semua kelakuannya selalu saja di tahan oleh orang macam Arkan, ia pun tidak puas dengan jawaban cowo itu. Gue juga tau kalo nama lo Arkan, huh

——

Giliran sering update, eh yang baca nihil._.

Alendra & AlennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang