2

87 10 1
                                    

I Promise that one day I'll be around
I'll keep you safe, I'll keep you sound
Right now it's very crazy
And I don't know how to stop or slow it down.


***

Dartino Pangaribuan
Rinata Michelin
______________________________________


"Eum, Hai Alenna?"


Iris mata coklat itu menangkap wajah gugup Alendra. "Hai?"

Mendengar respon yang lebih terdengar seperti bertanya balik, Lendra gelagepan untuk bersikap biasa saja.

"Enggak kok. E—eh gue ambil peralatan dulu deh. Yuk, No" Lendra pun salah tingkah dan beranjak mengambil peralatan untuk praktek dengan mengajak Tino.

Lenna hanya yang menatap bingung cowo itu, sedangkan group-matenya, Rina, membisikkan sesuatu. "Cie, ada yang salting"

"Salting kenapa? tadi dia mau ngapain sih? kok ga jelas" ucap Lenna dengan muka polosnya.

"Dasar gak peka terhadap rangsangan cahaya—eh manusia maksudnya. Ya gak, Kan?" kata Rina meminta persetujuan anggota kelompok lainnya, yaitu Arkan.

Arkan tidak merespon, malahan hanya bergumam tidak jelas yang membuat Rina jengkel.

"Udah deh, mendingan sekarang kita siap-siap tuh Lendra sama Tino udah balik" kata Lenna.

Mereka pun mulai praktek uji boraks dibimbing bu Ela. Beberapa dari mereka iseng memakan sedikit bakso yang disediakan, bahkan ada yang sampai diam-diam mengambil lebih persediaan bakso di kulkas laboratorium. Padahal itu untuk bahan praktek kelas lain.

"Heh heh, kalian apa apaan sih malah dimakan baksonya, entar kalo habis, prakteknya gimana??" seru Bu Ela pusing dengan kelakuan anak-anaknya.

"Jadi pengen makan bakso beneran.. " gumam Lenna kecil, namun entah seberapa peka kuping Lendra yang ada di depan Lenna, ia menyahut."Lo mau bakso? jam istirahat gue traktir deh"

"Wah beneran?? " itu bukan Lenna yang bilang, namun Tino dan Rina.

"Bukan kalian, tapi Lenna" kata Lendra sambil menyorot tajam keduanya.

"Yahh, gak asik ah"

"Kok aku—Gue, doang?"

"Iya, entar ke kantin bareng ya" sepertinya Lendra mulai menetralisir kegerogiannya. "Ohya, ngomong sama gue sesuai cara lo aja,"  tambahnya ketika mengingat Lenna sering bercakap dengan logat Aku-Kamu.

Namun Lenna masih bingung, kenapa orang ini hanya mentraktir dirinya saja. Mengapa Arkan, Rina, bahkan sahabat Lendra yaitu Tino tidak di ajak makan bakso?

Kalau hanya berdua, Lenna pasti merasa tidak nyaman, lagipula ia pasti harus meminta izin Arkan. Kenapa harus Arkan? Nanti kalian juga tahu.

Alendra & AlennaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang