ayah aku rindu #2

3.1K 89 4
                                    

Bahkan,disaat semua anak seusia ku sangat membutuhkan bimbingan serta perhatian dari ayahnya,tapi aku tidak. Saat ini,bagiku bisa bersama dengan opungku,dan terus membuat dia bangga padaku,itu sudah sangat cukup.

Satu minggu lagi,pengumuman kelulusan ku akan ku terima. Dengan segala kekuatan ku,aku berani membayangkan ketika nanti jika aku lulus dari masa smk ku,ayah ku datang sekedar memeluk dan memberi ku selamat.
"Selamat ya nak,ayah bangga padamu." Namun air bening itu lagi lagi keluar dari mataku,rupa nya aku tidak pernah kuat untuk membayangkan ayahku,bahkan sampai membayangkan hal kecil dengannya saja,aku tidak pernah kuat. Sejak usia ku dua tahun,kala itu ayah dan ibuku bercerai,sejak itu juga aku tidak pernah bertemu dengan ayahku. Sampai saat ini,aku masih tidak mengerti apa alasan ayahku tidak lagi ingin mencari atau menemuiku. Entahlah,yang penting saat ini aku punya mama,nenek dan opung yang bisa menggantikan peran ayahku.

Lima belas tahun yang lalu.

"Pokoknya saya mau bawa putri tinggal sama ya"
"Enggak,enak saja kamu mau bawa putri tinggal bersamamu,ana yang sudah mengandung dan melahirkannya,dia lebih berhak atas putri." Jawab opungku yang kala itu sedang bertengkar hebat dengan ayahku selepas perceraian mama dan ayahku.
Sedangkat saat itu,mamaku hanya bisa menangis pasrah karna tidak sanggup lagi melawan ayahku,jadi biar mamaku serahkan semuanya kepada opungku.

"Putri akan lebih baik jika tinggal dengan saya,pak. Tolong mengerti. Saya akan mengizinkan bapak ibu atau ana jika ingin melihat putri kapanpun kalian mau."
"Tidak akan,hal itu tidak akan pernah saya biarkan. Putri akan tetap tinggal bersama mamanya dan saya."
Tangisan ku saat itupun semakin menjadi,kala diatss motor king ayahku,aku diperebutkan dari gendongan mereka. Bahkan saat itu,saking hebatnya pertengkaran antara ayah dan opungku,om ku ikut turun tangan untuk merebutku dari ayahku. Dan upaya opungku tidak sia sia,ayahku menyerah,dia akhirnya pulang tanpa aku tau apa yang dia rasakan saat itu.

**

Kedua tanganku,kuletakan diatas dadaku seakan menahan isak tangis ini,malam ini,aku merindukan ayah ku.. hal terakhir yang aku ingat dan selalu menjadi alasan ku untuk tidak membenci ayahku adalah,pada saat dia sudah berusaha bertemu dan membawaku dari mama ku.
Tidak,bukannya aku tidak bahagia hidup dan besar dengan ibu dan juga nenek dan opungku. Hanya saja,apa ada yang salah dari anak perempuan berusia tujuh belas tahun yang merindukan sosok ayahnya? Yang sudah hampir lima belas tahun tidak ditemuinya,kurasa tidak ada yang salah.
Ayah,seandainya ayah ada disini sekarang,mungkin aku tidak akan menangis seperti ini. Besok aku menerima hasil kelulusan sekolah ku,semoga lewat doa ku,ayah tersentuh hatinya untuk mendoakanku. Dimanapun ayah berada.. aku merindukanmu,ayah..
Lalu kedua tanganku ku usap ke wajahku,lalu aku menghapus sisa air mataku yang masih mengalir di pipiku.

**

Keesokan pagi nya,ketika aku sedang bersiap siap memakai seragam sekolahku, aku menukan nenekku yang sedang duduk sambil melihati ku tak biasa.

"Put,hari ini terima kelulusan ya?"
"Iya nek,ada apa?"
"Enggak apa apa nak,selamat ya nak,akhirnya kamu lulus dari smk. Kayak nya baru kemarin nenek berlari lari suapin kamu makan karna kamu tidak bisa makan sambil duduk diam begitu saja. Sekarang kamu sudah besar,sudah akan bekerja. Nenek senang nak."
Mendengar ucapan nenek ku hatiku benar benar tersentuh,ya nenekku benar. Dulu dia adalah orang yang tidak pernah capek berjalan kesana kesini untuk memberi aku makan,aku adalah anak yang enggak bisa diam,jadi wajar saja jika lagi makanpun aku terus berlari lari. Rasanya aku ingin nangis dan memeluk nenekku saat itu,tapi asal kalian tahu,aku adalah orang yang tidak ingin menunjukan kesedihanku didepan orang lain,siapapun itu termasuk nenek atau keluargaku. Jadi aku urungkan niat ku,dan aku bergegas menggambil ransel sekolahku.

"Ah nenek,putri kan belum tentu lulus,kan baru aja mau ambil hasilnya hari ini. Kalo putri gak lulus,gimana hayo? Hehe." Sahut ku sambil mencairkan suasana hatiku.
"Kamu pasti lulus put,percaya kata nenek. Semangat ya nak."

Ayah,aku rindu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang