ayah aku rindu #9

872 27 2
                                    

Saat ini Didalam ruang yang tidak begitu besar,ada kipas angin,kasur,tivi yang ukuran kecil,dan lemari tidak begitu besar sudah menjadi tempat ternyaman ku untuk sekedar beristirahat. Iya,ini adalah kamar ku. Aku rasa,bukan hanya aku yang menggap kamar nya adalah tempat terindah nya,biarpun kamar ku tidak sebagus bahkan serapih kamar orang lain,tapi buat ku kamar ku adalah tempat terbaik ku untuk melepas lelah ku,kamarku juga saksi atas apa saja yang sudah aku ekspresikan dalam hidupku,mau itu bahagia,sedih,galau,bahagia lagi dan seterus nya.
Tidak sengaja aku melihat figura foto masa kecil ku yang sedang tidur diatas bantal besar berwarna pink,dengan mimik muka tanpa ekspresi tapi bisa kupastikan saat itu aku masih tinggal satu atap bersama ayah dan ibuku. Tiba tiba aku tersnyum kala melihat foto kecilku,putri kecil yang hanya mengerti apa itu bahagia,yang tidak perlu memikirkan apapun didunia ini,bedanya kali ini aku tidak menangis kala melihat dan mengingat tentang masa lalu ku,mungkin saat ini ada suatu mukjijat yang mendorongku menjadi lebih kuat atau mungkin saat ini aku lelah untuk sekedar mengeluarkan air mataku. Entahlah,yang jelas saat ini sedang menikmati masa masa indah saat aku kecil dulu.

Drrttt drtttt drttttt

Tiba tiba suara hapeku berbunyi dan sontak menghentikan aku yang sedang larut menghayati masa masa indahku.

"Halo,selamat siang. Kami dari pt.cahaya mengundang saudari putri tyalis untuk tanda tangan kontrak di pt.cahaya besok pukul tujuh pagi dengan seragam hitam putih. Apakah saudari bersedia untuk hadir?"

Ah ternyata ini telfon dari hrd pt cahaya.

"Saya pasti hadir." Jawabku semangat.
"Baik kalo begitu kami tunggu kehadirannya,terimakasih selamat siang."

"NENEKKKKKKK"
"Kenapasih put? Ngomong kok sambil teriak teriakkk??"
"Nenek putri lolos tes kerja,besok putri ttd kontrakkkk"
"Beneran put? Allhamdulillah selamat ya nakk. Semoga berkah"
"Makasih nenekkk"

Ah saat ini aku benar benar bahagia,akhirnya aku benar benar bekerja. Dan orang pertama yang selalu mendengar kabar baik ku adalah nenek ku,bukan aku tidak ingin mamaku yang tau pertama tentang hal ini,hanya sajaa karna rumah ku yang beda dengan mama ku,jadi aku harus lebih dulu memberi kabar baik ini kepada nenekku,lagi pula aku rasa tidak ada yang salah,mau nenek atau mama ku deluan yang aku kabari,toh tetap saja ujung ujung nya mereka tetap akan tau.

Setalah itu,aku langsung menghubungi sri untuk sekedar memberi ucapan terimakasih,saat ini aku memang benar benar hanya bisa berterimakasih sama sri,sebab tidak bisa dipungkiri dia adalah orang yang membantuku sampai benar benar bisa bekerja ditempat nya.

**

Hari ini,aku datang lebih awal sebelum waktu yang sudah ditentukan,dan tidak dengan mamaku juga. Saat ini aku sedang menunggu di rest area pt tersebut,sekarang baru ada aku,ka devi dan dua anak laki laki yang aku tidak tau nama nya siapa. Aneh nya,saat ini semangat ku tidak membara seperti kemarin,saat ini aku seperti kehilangan setengah dari semangat ku. Ku kira perasaan yang tadi mematahkan semangatku hanya sementara ternyata perasaan itu terus menerus sampai aku sudah selesai menanda tangani kontrak kerja ku.

"Selamat bergabung di pt cahaya. Sepuluh menit lagi kita akan mulai memasuki ruangan produksi untuk melakukan training." Seru pak hardi yang untuk tiga hari kedepan akan membimbingku dan lima belas anak baru lain nya untuk training.

"Ka devi,kerja itu capek gak si? Susah gak si?"
"Ya kalo capek mah pasti capek de,cuman kalo susah atau enggak nya ya tergantung kita nya."
"Ntar kalo kita gak bisa dimarahin gak ka?" Mendengar pertanyaan ku ka devi langsung tertawa.
"Tergantung dimana kamu bekerja nya de,di tempat pertama ku kerja orang nya galak galak,kamu harus tahan batin kalo kerja disana,kalo gak bisa sabar sabar mungkin kamu bakalan resign. Tapi kayaknya di pt cahaya orang orang nya welcome welcome aja. Ya berdoa aja de supaya semua nya baik baik aja. Btw,kamu kenapasih kok nanya nya begitu? Gugup ya?"
"Ngg.. iya ka,aku tiba tiba kayak takut gini."

Akhirnya perasaan tidak semangat yang dari tadi mengganggu pikiranku sudah menemukan jawabannya,selama ini aku memang terlihan semangat untuk bekerja,tapi sebenarnya,keputusan untuk bekerja bukan semata mata keinginanku sendiri,aku hanya tidak ingin merepotkan orangtua dan opung nenek ku lagi,itu yang ada dipikiranku. Tapi sesungguhnya yang ada dihatiku adalah aku ingin sekali kuliah,aku masih ingin terus belajar,ya walaupun ujung ujungnya aku memang harus bekerja,tapi sejujurnya aku punya sedikit keirian pada teman teman ku yang sekarang sedang sibuk memikirkan menjadi mahasiswa baru di universitasnya masing masing. Saat ini aku tidak tahu aku harus menyalahkan siapa,bahkan untuk menyalahkan diri sendiri pun kufikir itu sangat tidak adil.

Aku memasuki ruangan yang sangat besar,didalamnya semua orang sangat fokus melakukan pekerjaannya,suara mesin yang sangat kencang membuat setiap orang yang ingin bicara harus sedikit menaikan nada nya agar terdengar jelas,jantung ku langsung merasa berdetak lebih cepat dari biasanya,harus nya saat ini aku bahagia,karna aku sudah berhasil menjadi apa yang belakangan ini aku harapkan,tapi nyatanya malah sebaliknya,rasanya aku ingin sekali menangis disini,tapi itu tidak mungkin. Selain akan menjadi pusat perhatian orang banyak,aku juga takut malah di batalkan menjadi karyawan di pt ini,walaupun itu tidak mungkin karna aku sudah terikat kontrak.

**

Setiba ku sampai dirumah dan merapihkan diriku,aku langsung melepaskan lelahku di kamarku,aku menatap langit langit kemarku yang sedikit mulai kusam itu dengan tatapan kosong,aku masih memikirkan apa tindakanku untuk bekerja benar atau salah,aku langsung menangis sejadi jadi nya dikamarku,aku takut menghadapi dunia kerja yang sudah ada didepan mataku. Lagi lagi aku ingin sekali egois dengan menyalahkan kedua orangtua ku yang berpisah,padahal berpisah ataupun tidak itu tidak berpengaruh terhadap semua ini,tapi bagaimana? Saat ini,pelampiasan ku hanya itu.

Ckreekk

"Put? Udah ti...." tiba tiba suara nenek ku berhenti,mungkin dia bingung melihat ku yang sedang menangis. Sebenarnya aku tidak ingin nenek ku tau kalo aku sedang menangis,tapi bagaimana? Semu kan terjadi tanpa sengaja.
"Putri takut gabisa kerja dengan baik nek,putri takut dimarahin." Jawabku polos. Karna memang itu yang aku rasakan.
"Ckck,jangan begitu nak. Kamu harus yakin kalo kamu bisa kerja dengan baik. Putri emang anak perempuan tapi putri harus percaya,mental putri itu kuat. Bagaimana enggak? Putri dari kecil sanggup hidup tanpa kasih sayang ayah,putri juga sanggup enggak tinggal serumah sama mama putri,padahal putri adalah anak satu satunya,yang biasanya anak tunggal itu terkenal dengan manjanya,tapi putri beda. Putri punya opung yang tegas dan galak,punya nenek yang crewet tapi putri gakpernah jadi anak nakal,disaat jaman sekarang anak anak banyak yang terjerumus pergaulan bebas,allhamdulillah putri enggak. Nenek salut sama putri,sama kekuatan putri,jadi.. masa cuman sama hal yang belum pasti bakalan terjadi putri bisa takut?" Jawaban nenekku membuat ku menangis sejadi jadi nya,tapi kali ini tangisanku bukan karna ketakutan itu,tapi berubah jadi tangisan bahagia ku mempunyai nenek seperti dia, kalo saja tidak ada dia dan opung mungkin aku sudah jadi anak broken home yang hidupnya sia sia. Sekali lagi,dalam hati ku aku berucap aku sangat menyayangi nenek dan opungku. Aku sangat beruntung punya mereka dibagian hidupku..

***

Ayah,aku rindu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang