Waktu sudah menunjukkan pukul 09.10, Rida dan Jaemin masih ada di dalam kereta. Kereta yang awalnya ramai, kini makin sepi. Jaemin sedang sibuk memainkan handphonenya.
Jaemin pov
Hari yang melelahkan. Aku belum pernah pulang selarut ini. Bagaimana kalau ayah ibu memarahiku? Huft...katakan saja apa adanya.
Au..sekarang rasanya pundakku sangat berat. Sesuatu berada di pundakku. Da setelah aku lihat ternyata itu adalah kepala Rida. Dia tidur begitu pulas. Aku menggunakan jari telunjukku untuk menyingkirkan kepalanya dari pundakku. Tapi kepalanya jatuh lagi di pundakku. Yak! Bagaimana kau bisa tidur dengan keadaan seperti ini? Dia sungguh anak yang aneh. Melihat wajahnya yang kelihatan lelah, aku membiarkan dia bersandar di pundakku karena kasihan.
Kereta makin lama makin sepi, perjalanan juga masih jauh. Apa aku harus tidur juga? Tapi bagaimana kalau dia tiba tiba menghilang ketika aku bangun? Tidak tidak aku tidak akan tidur.
Pemberhentian selanjutnya adalah Seoul Pusat . Penumpang yang ingin turun untuk mempersiapkan diri.
Sudah hampir sampai, tapi Rida masih saja tidur dengan posisi yang sama. Aku pun menggerak gerakkan pundakku agar dia bangun sambil berkata "Yak! Yak! Rida bangun". Rida pun bangun dengan rambut terurainya yang acak acakan. Rida langsung membenarkan rambutnya.
Author pov
"Aaaaaah aku mengantuk" katanya sambil menguap lebar. Jaemin yang merasa malu dilihat orang orang disekitar langsung menutupi mulut Rida yang terbuka cukup lebar. "Memalukan" gumam Jaemin. Rida melirik Jaemin dengan tatapan datar. Jaemin lalu melepaskan tangannya dari mulut Rida.
Tak lama kemudian pintu kereta pun terbuka. Mereka sudah sampai. Jaemin pun berdiri dan berjalan ke pintu, tidak dengan Rida yang masih duduk sambil menunduk di kursinya. Jaemin menghela nafas dan berjalan ke arah Rida. Ternyata Rida tidur lagi. "Yang bisa dia lakukan hanyalah tidur" gumam Jaemin. Lagi lagi Jaemin mengambil tangan Rida lalu menariknya berdiri. Rida yang kaget pun langsung berdiri. Sekarang jarak pandang mereka hampir 10 cm. Wajah mereka begitu dekat. Waktu seperti berhenti dan mereka terus memandangi satu sama lain.
Rida pov
Seseorang menarik tanganku, dia menarik cukup kencang hingga membuat aku bisa berdiri. Karena merasa akan jatuh, aku pun memegang lengannya cukup erat. Ternyata Jaemin yang menarikku. Jarak pandang kita sekarang hampir 10 cm. Itu artinya ini sangat dekat. Aku bahkan bisa merasakan nafas dan detak jantungnya yang bertempo cepat.
Jaemin pov
Wajah kita hanya berjarak 10 cm? Sungguh? Bukankah itu terlalu dekat? Tapi entah kenapa aku terus memandanginya. Detak jantungnya sangat cepat. Aku bisa merasakannya sekarang. "Ayo" kataku berjalan menggandeng tangannya.
Author pov
Di luar kereta mereka kelihatan sangat canggung. Jaemin berjalan keluar stasiun disusul Rida di belakangnya. Rida merasa canggung untuk berjalan di sampingnya, jadi ia memutuskan berjalan di belakangnya.
Sekarang suhu di Seoul sangat dingin yaitu 2° ditambah dengan hujan. Jaemin mengeluarkan payungnya dan meninggalkan Rida yang juga masih mencari payung di tasnya.
Jaemin pov
Setelah aku menemukan payungku aku langsung berjalan meninggalkan dia. Aku tidak ingin merasakan canggung yang cukup lama, jadi aku meninggalkan dia duku. Setelah berjalan cukup jauh dari stasiun aku membalikkan badanku. Dia sudah tidak ada di sana berarti dia sudah pulang. Baiklah aku melanjutkan jalanku. Jadi inilah akhir dari kecanggungan kita hari ini.
Rida pov
Untung saja aku menemukan payungku, jika tidak apa yang akan aku lakukan.
Hari ini adalah hari yang dipenuhi kecanggungan. Aku benci canggung. Tapi bagaimana besok jika aku bertemu dengannya? Haruskah aku seperti hari ini tidak pernah terjadi? Ataukah canggung lagi? Aaaaah bagaimana ini?
Author pov
Rida sampai dirumahnya, seperti biasa rumahnya selalu sepi karena ia tinggal hanya dengan kakaknya. Ia melihat sebuah mangkuk berisi jajjangmyun. Di sampingnya ada tulisan 'makanlah kalau kau lapar. Aku tidak dirumah sekarang. Moonbin.' Lagi lagi Rida di rumah sendiri. Tidak ada ayah ataupun ibunya. Ibunya meninggal saat ia berumur 4 tahun karena kecelakaan mobil yang di kemudikan ayahnya saat mabuk. Ia dan kakaknya juga ada dalam mobil itu. Mereka semua terluka, ibunya meninggal dan Rida mengalami koma selama hampir 1 bulan penuh.
Ayahnya melarikan diri saat kecelakaan. Sampai sekarang ia tidak tahu dimana ayahnya kabur. Rida sangat membenci ayahnya, ia bahkan berharap tidak mempunyai ayah seperti dia. Tetapi setiap bulan ayahnya selalu mengirimkan uang pada Rida dan kakaknya agar mereka tetap hidup tanpa ayahnya. Rida selalu berfikir bagaimana agar ia mendapatkan uang tanpa bantuan uang ayahnya.
***
Keesokan harinya
Hari ini turun hujan. Rida terlihat berjalan ke sekolah sendiri tanpa Jisung yang selalu menemaninya. Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di samping jalan. Suara klakson mobil itu membuat Rida melihat ke arah mobil. Jendela mobil itu terbuka, Mark ada di dalam mobil itu. "Rida-ah naiklah" ajak Mark. "Tidak usah, sekolah sudah dekat" Kata Rida menolak ajakan Mark. "Hujan lebat seperti ini, yang ada sepatumu akan bertambah basah. Naiklah" pinta Mark. Mendengar kata Mark tadi, Rida langsung melihat sepatunya yang basah karena terkena hujan. Rida memutuskan untuk ikut dengan Mark.
Rida dan Mark duduk bersebelahan dan itu sangat canggung. "Dimana Jisung?" Tanya Mark. "Dia sudah berangkat" jawab Rida. Mark mengambil sebuah kotak dan memberikannya pada Rida. "Untukmu" katanya. "Apa ini?" Tanya Rida. "Kau tidak mungkin ke sekolah dengan sepatu seperti itu. Pakailah" pinta Mark. "Aii Tidak usah repot repot, kakiku tidak dingin" ucap Rida menolak pemberian Mark. Mark lalu melepaskan sepatu Rida dan memakaikannya sepatu baru pemberian Mark. "Apa yang kau lakukan" tanya Rida kebingungan. "Kita sudah sampai, ayo" kata Mark sambil menggandeng tangan Rida keluar dari mobil dan berlari ke dalam gedung sekolah.
Ketika sudah di dalam gedung sekolah, Jisung ada di depan mereka. Sontak Rida dan Mark melepaskan tangan mereka. "Oh Jisung-ah" ucap Rida grogi dan segera berlari ke kelas. "Bagaimana bisa?" Tanya Jisung sambil menunjuk Mark. "Aaah aku melihatnya berjalan sendiri, jadi aku suruh dia ikut denganku" jawab Mark. Mark menepuk pundak Jisung dan berlari ke kelas. Jisung menggaruk garuk kepalanya, bingung melihat sikap Mark dan Rida yang berbeda.
***
(Kelas 1-6)
"Tema pelajaran kita kali ini adalah 'Taste The Felling" tutur guru Jeon. Guru Jeon adalah guru vokal yang bisa dikatakan unik karena suaranya yang khas. "Apa maksudnya ssaem?" Tanya Chenle. "Sesuai dengan artinya, kali ini kita akan belajar merasakan apa yang dinyanyikan" jawab guru Jeon.
"Kalian semua tau lagu Hot Times? Hot times naega neoreul nunddeul ddae
All my life time ojik neoman gajyeodo dwae
Nal heundeulgo siryeon jwodo
Injeonghal subagge eobtneungeol neon hanabbunin nae saram🎤"Suara serak basah guru Jeon di tepuk tangani semua murid. "Ssaem, bagaimana kau melakukannya sebagus itu?" Tanya Sari. "Pertanyaan bagus, kalian hanya harus berpatokan pada T~T~F" jawab guru Jeon dengan gayanya yang aneh. "Apa itu TTF?" Tanya Jisung. "Tentu saja Taste The Feeling" jawab guru Jeon. "Ketika kalian menyanyikan sebuah lagu, kalian harus menghipnotis penonton, rasakan apa yang aku nyanyikan. Supaya lebih mudah melakukan TTF, tutup mata kalian, maka lama kelamaan kalian akan merasakan lagunya" tambahnya. "Ssaem, lalu bagaimana memilih lagu yang cocok?" Tanya Rida. "Nyanyikan untuk orang lain yang ingin kalian semangati, dengan begitu kalian akan menemukan lagunya" jawab guru Jeon. "Ssaem, aku sedang tidak menyemangati seseorang, bagaimana caranya?" Tanya Jaemin. "Kalau begitu, nyanyikan untuk seseorang. Misalkan orang yang kalian rindukan, cintai, benci atau bahkan orang tua kalian" jawab guru Jeon sambil mengangkat kedua tangannya.
***
*kriiiing*kriiiiing*
Bel istirahat berbunyi. Rida bangkit dari duduknya dan berjalan ke lokernya yang ada di belakang kelas. Tiba tiba Chenle menghalangi jalannya. Rida geser ke kanan , Chenle mengikutinya, Rida geser ke kiri Chenle juga mengikutinya. Rida menyerah hanya diam berdiri. Chenle melihat lihat Rida."Mwoya!! Pergi!!" Bentak Rida pada Chenle. "Aish perempuan ini. Kau sungguh berbeda" kata Chenle yang masih melihat Rida. Karena kesal Rida lalu menggeser Chenle agar tidak menghalangi lokernya. "Dasar, perempuan kasar" gumam Chenle. Rida melirik tajam kearah Chenle. "Tidak tidak" kata Chenle terbata bata. Chenle tiba tiba dirangkul Jisung dan berjalan keluar, "Kajja" kata Jisung.
To be continued...
Kepanjangan?
Vote + komen yet.
![](https://img.wattpad.com/cover/89355275-288-k413765.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring It On!!
Fanfiction"Aku tidak menyukai wanita cantik. Mereka hanya mengandalkan kecantikannya bukan sifatnya." -Mark- Berjuang!! Semangat!! Fighting!! 👊👊 Cast : Mark Lee Na Jaemin Park Jisung Zhong Chenle Moon Rida (OC) Yoon Sari (OC)