Bring It On (11) : You Raise Me Up

107 12 29
                                        

Sari pov

"Yoon Sari"

Seperti ada yang memanggilku. Aku melihat siapa yang memanggilku, ternyata orang itu Chenle. Aku menatapnya kebingungan. Kenapa dia disini?

"Chenle? Kenapa kau disini bukannya sekolah?"

Chenle lalu masuk ke kamarku dan memegangi kedua pundakku. "Kau sakit apa?" Tanya Chenle. "Hanya tifus. Wae?" jawabku. Tidak tahu kenapa Chenle seperti bergumam sesuatu. "Aish awas kau Rida" gumam Chenle.

"Geurae aku pergi"

Chenle berjalan keluar kamarku. Aku tidak bisa hanya melihatnya pergi begitu saja bahkan dia tidak menjawab pertanyaanku. Akupun berjalan menyusulnya.

"Yak!! Dasar anak nakal!!!!"

Chenle tiba tiba menghentikan langkahnya. Aku hanya bisa melihat punggungnya.

Author Pov

"KENAPA KAU KEMARI BUKANNYA SEKOLAH? KENAPA KAU KEMARI HANYA UNTUK BERTANYA PADAKU "KAU SAKIT APA?"? KENAPA KAU KEMARI HANYA UNTUK MELIHATKU? KENAPA KAU KEMARI HANYA UNTUK ITU? HARUSNYA KAU TIDAK PERLU KEMARI"

Mendengar perkataan Sari, Chenle lalu membalikkan badannya. Ia berjalan kearah Sari yang sedang berdiri di depan kamarnya.

GREP

Chenle memberikan pelukan pada Sari. Sari hanya diam terpaku di tempatnya. "Kumohon, jangan sakit lagi" ucap Chenle. Sari hanya diam terpaku dan membulatkan matanya. Chenle lalu melepaskan pelukannya dan berjalan menjauhi Sari.

Sari yang masih terdiam di tempatnya hanya memandang punggung Chenle yang makin menjauh darinya.

"DASAR ANAK NAKAL. KENAPA KAU MEMELUKKU DAN PERGI BEGITU SAJA?" Teriak Sari sambil menitihkan air matanya perlahan.

***

Seorang siswi terlihat berdiri di depan sebuah gedung besar. Dengan jaket tebal dan rambut panjangnya yang terurai dan poni se-alisnya, salju pagi hari jatuh di kepalanya. Siswi itu lalu memasuki gedung besar. Siswi itu berjalan melewati koridor gedung dengan rasa percaya dirinya. Hingga ia berdiri di depan sebuah ruangan. Tangannya kini menyentuh gagang pintu dan membukanya.

"Anyeonghaseyo. Moon Rida imnida" Sapanya sambil membungkukkan badannya 90°.

***

Di kantin SOPA, Jisung terlihat sedang makan sendiri tanpa ditemani seorang pun. Rida baru saja kembali ke sekolah. Rida melihat teman dekatnya Jisung yang sedang makan sendiri. Rida lalu berjalan kearah Jisung sambil tersenyum senyum. Rida duduk di kursi depan Jisung. Ia menggunakan kedua telapak tangannya untuk menyangga kepalanya.

"Jisung-i nae saranghaneun chinguuuuuuuuuuu"

"Eung?"

"Aku akan jadi artis"

Jisung tersedak mendengar ungkapan temannya yang baru saja datang. "Mwo?!" Tanyanya tidak percaya. Rida menganggukkan kepalanya sambil tersenyum lebar. Rida lalu bangkit dari duduknya dan meninggalkan Jisung yang masih tidak percaya dan kebingungan dengan sikapnya hari ini. Rida berjalan meninggalkan Jisung sambil menari nari bahagia.

Rida berjalan di koridor kelasnya sambil terus tersenyum. Ia memasuki kelasnya.

"Yeoreobuuuuuuuuun!!!!"

Rida berteriak sekuat tenaga, ternyata kelasnya kosong, tidak ada seseorangpun di kelasnya. Rida yang awalnya tersenyum lebar perlahan senyumnya hilang "Heol~". Ia lalu berjalan ke tempat duduknya dan menyandarkan kepalanya di meja menghadap ke jendela samping kiri.

Tiba tiba Jaemin memasuki kelas dan duduk di bangkunya, samping kiri bangku Rida. Setelah duduk Jaemin lalu membaca novelnya. Rida mengangkat kepalanya, menatap Jaemin dengan senyumannya yang paling lebar. "Wae? Apa aku sangat tampan?" Tanya Jaemin tetapi matanya masih tertuju pada novelnya. "Eoh, kau tampan. Puas?!" Jawab Rida cuek. Rida kembali menyandarkan kepalanya di meja tetapi kali ini menghadap ke kanan. Ia tidak ingin melihat wajah Jaemin yang ada di samping kirinya.

"Aku puas" ujar Jaemin singkat sambil tersenyum.

"Ish"

"Kau mau ikut denganku?" Ajak Jaemin. "Eodi?" Tanya Rida yang masih saja mempertahankan posisinya.

"Naik biang lala"

***

Jaemin dan Rida berdiri di depan sebuah biang lala yang cukup besar. "Kau sungguh ingin naik ini?" Tanya Rida sambil menunjuk biang lala besar itu. "Tentu saja" jawab Jaemin penuh percaya diri.

"Kajja"

Jaemin menarik tangan Rida menuju ke loket.

"Untuk 2 orang"

Setelah mendapat tiketnya, Jaemin dan Rida segera menaiki biang lala. Setelah pintu dikunci, biang lala itu bergerak naik.

"Aku takut"

Rida ketakukan menaiki biang lala besar itu. Ia sangat takut dengan ketinggian. Rida memegang erat tempat duduknya. Jaemin yang duduk di depan Rida tersenyum kecil melihat tingkah Rida. Jaemin pindah duduk di samping Rida dan memegang tangan Rida. Rida langsung memegang erat tangan Jaemin karena dia begitu ketakukan.

"Mimpiku sudah terwujud" ujar Jaemin. "Mimpi? Apa itu?" Tanya Rida sambil menolehkan kepalanya ke arah Jaemin yang duduk di samping kirinya. "Aku bisa naik biang lala lagi" jawab Jaemin. "Hey itu sudah biasa" ujar Rida.

"Tidak. Ini sangat luar biasa"

"Hey sepertinya kau harus pindah lagi. Aku merasa miring" kata Rida. "Tidak mau. Aku mau disini" elak Jaemin.

"Hey..... Baiklah aku saja yang pindah"

Jaemin menahan tangan Rida sehingga Rida tidak bisa pindah tempat.

"Disini saja. Kalau jatuh kita akan jatuh bersama, tenang saja" kata Jaemin. "Kita jatuh? Dan kita harus tenang? Kau gila?". "Iya aku gila. Aku menggilaimu:v" ucap Jaemin yang membuat Rida tertawa. "Mwoya:v apa yang kau bicarakan" kata Rida sambil tertawa. Rida lalu menyandarkan kepalanya di pundak Jaemin. Mereka memandangi langit malam bersama.

"Hey lihat ada bintang jatuh. Cepat buat permohonan"

"Tidak usah. Permohonanku sudah ada disampingku"

"Aigooo"

***

Malam itu Sari berada di luar rumah sakit melepas kejenuhannya. Ia sedang duduk di sebuah taman sambil menggerak gerakkan kakinya. Seseorang berjalan menuju Sari dan berdiri di depannya. Sari mendongakkan kepalanya dan menemukan Chenle ada di depannya. "Ada yang harus aku katakan" kata Chenle.

Sari dan Chenle duduk berhadapan. "Aku akan pulang ke China" ucap chenle. "Mwo?! Apa maksudmu?" Tanya Sari. "Aku akan ke China besok" jawab Chenle. "Aku akan disana selama 3 tahun" jelas Chenle.

"Kalau begitu kau tidak ikut audisi?"

"Aku memutuskan untuk tidak ikut"

Mendengar perkataan Chenle, Sari menundukkan kepalanya. Ia menangis. Chenle hanya menghela nafasnya. Chenle kemudian menyanyikan sebuah lagu You Raise Me Up dengan suara lembutnya.

Suara merdu Chenle membuat Sari menitihkan air mata lebih deras. Perlahan lahan Chenle juga mulai menangis tetapi ia masih melanjutkan nyanyiannya. Chenle bangkit dari duduknya dan meletakkan lulutnya di atas tanah di depan Sari. Sari mendongakkan kepalanya melihat wajah tampan Chenle yang ada di depannya. Perlahan Chenle mendekatkan wajahnya ke wajah Sari. Sari menutup matanya perlahan. Akhirnya bibir Chenle menempel di bibir Sari. Mereka berciuman. Perlahan air mata Chenle turun dan disusul Sari.

To Be Continued...
Vote + komen
Mian update telat, baru pulang
Update selanjutnya chapter terakhir yet~

Bring It On!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang