PROLOG

15.9K 382 1
                                    

"Lena, bangun. Sampai kapan kau meringkuk dalam selimut sialanmu itu? Cepat bangun sebelum aku membuat pantatmu mendarat indah di bath up."

Oh. Pagi yang sempurna bukan? Ya, setidaknya sapaan romantis seperti tadilah yang membuatku ingin mencekiknya hidup hidup.

"I got it. Just out broth." Ucapku malas. Dengan kesal, aku merapikan kamar kesayanganku dengan cepat dan berjalan dengan malas menuju kamar mandi.

wait. Aku belum memperkenalkan diriku bukan? Salahkan kakak ku yang membuatku lupa hehe. Perkenalkan, aku Alena Gilbertariany. Umurku 23 tahun dan aku berkuliah di Shinart University. Kalian tau bukan jika Shinart adalah universitas terbaik di kota london ku tercinta ini? Cukup. Aku tak ingin bermegah diri.

Dan lelaki yang barusan membangunkan ku dengan suaranya yang jauh dari kata merdu adalah kakak ku. Eung, kakak tiri tepatnya. tapi percayalah, Iya kakak terbaik yang pernah kupunya. Karna aku hanya memiliki satu kakak hahaha. Tidak, aku bercanda. Aku serius saat mengatakan ia adalah kakak terbaik.
Ia Aland Frans. Pria most wanted di kota london dan menjabat sebagai CEO di Athan's Corp, perusahaan terbesar ke 4 di dunia. Dia menggantikan posisi mendiang ayah. Sudah kubilang dia kakak terbaik bukan? Oke. Saat ini hanya itu yang dapat kuceritakan.

Selesai mandi, aku pun bersiap turun dan sarapan. Dengan pakaian layaknya anak kampus, aku menuruni anak tangga dan menghampiri kakakku yang sedang membuatkan susu untukku.

"Cepat habiskan sarapanmu."

Dengan malas, aku menduduki kursi tepat di depannya dan mulai menyantap sarapan pagiku.

"Kak" "lena"

"Ah, kakak saja yang mulai."

"Ehm, begini. Nanti malam ada seseorang yang akan kukenalkan. Dan aku harap kaki mulusmu itu tidak berulah. Aku ingin kau pulang tepat waktu, dear."

Sialan. Feeling ku mengatakan ini tidak benar. Seharusnya aku yang memulai percakapan tadi. Fuck that.

"Aku ada kerja kelompok"

"Kau kira kau bisa membohongiku, nona?"

"Aku serius"

"Alena"

Sial. Jika dia sudah memanggil namaku seperti itu, aku bisa apa?

"I know. See you broth"

Beranjak dari kursiku, aku menghampiri kakakku dan

"CUP"

"I'm first, asta lavista."

"I'm waiting for you this night"

Setelah mencium pipinya, akupun mengeluarkan Alin, mobil sport kesayanganku. Jika kalian tahu, mobilku biasa saja. Kenapa? You know the reason. Aku tak terlalu menyombongkan apa yg kupunya. Hanya beberapa yang mengetahui identitasku. Tidak butuh persahabatan diatas harta bukan?

Dan...sebelum itu, mari kita fikirkan cara untuk menghindari pertemuan nanti malam.

My Innoncent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang