MIW 4

9.1K 310 5
                                    

“You know you’re in love when you don’t want to fall asleep because reality is finally better than your dreams.”

- THE DAY -

Alena tampak sangat memukau dengan Gaun putih yang sangat pas pada tubuh mungilnya. Ia sangat gugup. Ini hari pernikahannya dengan Fero. Pernikahan ini hanya didatangi oleh pihak keluarga karna Alena ingin tertutup agar teman sekampusnya tidak mengetahui bahwa ia telah menikah. Konyol.

Sedangkan Fero? Ia nampak sangat Gagah dentan tuxedo yang berwarna sangat selaras dengan Gaun yang tengah Alena kenakan. Benar benar pasangan yang sempurna. Saat yang Fero tunggu-tunggu. Ia sudah tidak sabar ingin menjadikan Alena miliknya seutuhnya.

Pintu gereja pun terbuka, terlihat Alena dengan anggunnya berjalan dengan Frans. Fero menganga sepersekian detik sampai ia menyadari bahwa alena sudah tepat berada didepannya.

"Bahagiakan adikku. Aku mempercayakan ia padamu"

"Tanpa kau suruh. Thanks" fero mengulurkan tangannya, mengajak Alena agar berdiri berdampingan dengannya. Berdiri didepan pendeta, yang akan mempersatukan mereka.

"Saudari Alena Gilbertariany, bersediakah anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah dan senang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama, menjadi istri yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?"

"Ya, saya bersedia" ucap Alena sembari memasangkan cincin di tangan Fero.

"Saudara Feronald Xave Oktovian, bersediakah anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah dan senang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?"

"Ya, saya bersedia" ucap Fero yang juga memasangkan cincin di jari Alena.

"Dan sekarang, melalui kebajikan yang dikuasakan kepada saya sebagai seorang pelayan dari Injil Yesus Kristus Tuhan kita, dan sebagai pendeta dari jemaat yang terkasih ini, dihadapan Allah dan disaksikan oleh jemaat, Saya mengumumkan anda sebagai suami dan istri, bukan lagi dua melainkan satu, satu dalam perhatian, dalam takdir, dalam kasih, dan dalam hidup, sampai selamanya. Dan apa yang telah dipersatukan oleh Dia, tidak dapat diceraikan oleh manusia."

"Selanjutnya, mempelai pria diperkenankan mencium mempelai wanita sebagai tanda kasih"

Fero mendekatkan dirinya pada Alena. Alena? Jangan ditanya. Dia gugup menerka dibagian wajah mana yang akan fero cium sampai ketika..

CUP!

Kening. Fero mencium tepat di kening istrinya. Miliknya. Hidupnya.
Aahhh. Bahagianya ia.

-SKIP-

Acara itu dilakukan dengan sangat khusyuk dan penuh kedamaian sampai akhir acara. Sekarang, pasangan yang baru menikah itu berada di dalam Hotel karna mereka sangat lelah. Acara itu sukses menguras tenaga mereka.

"Aku akan mandi duluan kak" ucap lena memecah keheningan diantara mereka.

"Oh oke mandilah. Aku akan mengecek file sembari menunggumu" ucap fero yang langsung mengambil laptopnya dan benar saja ia langsung memeriksa hasil data yang dikirim oleh sekretarisnya.

15 menit berlalu, lena keluar dari kamar mandi dengan baju tidur minnie the pooh-nya. Berjalan kearah fero yang tengah serius dengan sang laptop.

"Eung, kak. Aku sudah selesai. Cepatlah mandi"

Fero pun mengangguk dan mulai berjalan memasuki kamar mandi dan mulai mandi. Sementara itu lena terlihat sangat gugup. Ia mengeringkan rambutnya dan mengoleskan body lotion sebelum tidur.

Beberapa menit kemudian, nampaklah fero dengan....WHAT!?

Bertelanjang dada!?

Dengan boxer pulaaa!?

Lena menelan ludahnya sendiri. Sialan. Mengapa suaminya sangat sexy? Menghilangkan rasa gugupnya, ia pun berjalan ke sisi kasur. Ia nampak membelakangi fero.

"Selamat malam kak" ucap lena.

Bodoh. Fero mengulum senyumnya. Ia tahu sedari tadi lena memperhatikannya. Dan ia sangat tahu bahwa lena sangat gugup.
Fero mulai mematikan laptopnya dan menaruh laptopnya di nakas dan mulai ikut berbaring.

Tiba-tiba ide jahil muncul begitu saja di pikiran fero. Ia yakin bahwa lena hanya berpura pura tidur. Masih ingatkah kalian bahwa lena adalah pembohong yang buruk?

KLIK

Fero mematikan lampu kamar. Semakin membuat suasana hati lena campur aduk. Lena berdoa dalam hati agar fero mendapat panggilan atau apapun agar ia tidur dengan damai sampai ia terbangun nanti.

DEG.

Apa...

Apa ini!?

Fero melingkarkan tangannya...

Diperut lena!

Dan menaruh kepalanya di ceruk leher sang istri. Lena semakin kalang kabut. Sungguh fero sangat jahil.
Hembusan nafas fero terasa menggelitik lena. Ada perasaan lain yang ia rasakan. Sial. Perasaan apa ini?

"Goddamn it!" Maki lena dalam hati.

"Jangan gugup. Aku tak akan meminta hak-ku sekarang. Tapi biarkan seperti. Kau sangat kejam bila tak membiarkan aku memelukmu" ucap fero dengan nada tenang.

"I-iya kak. Lena paham"

Lena seakan kaku. Jelas saja! Ini pertama kalinya ia tidur bersama lelaki lain selain kakak dan ayahnya!
Demi neptunus! Bahkan ia baru ingat bahwa fero telanjang dada!

"Tidurlah. Aku tak akan melakukan apa apa padamu" ucap fero meyakinkan lena.

Bagaimana lena bisa tidur jika matanya saja belum ingin tertidur? Walaupun ia sangat ingin membalikkan badan dan menyentuh dada sexy milik suaminya itu.
Pikiranmu itu...lena!

Fero menahan hasratnya sedari tadi. Sungguh sangat menjengkelkan. Lena belum juga tertidur. Nampak sangat kaku dan fero yakin lena belum tertidur sepenuhnya. Dan itu semakin membuat ia tersiksa.

Bayangkan saja. Status mereka sudah menjadi suami-istri.

Dan yang paling penting...

Ini. Malam. Pertama.

Wajar saja jika fero sangat tersiksa!

Dan lena belum juga tertidur!

Siksaan yang sangat berkesan untuk seorang Feronald. Berikan ia tepuk tangan yang ge.mu.ruh.

"Alena"

"Iya kak?"

"Kau belum juga tertidur?"

"Aku...tidak bisa tidur kak"

"Itu yang menyiksaku" maki fero.

"Tidurlah"

"Tapi kak-

"Tidur sebelum aku melakukan sesuatu yang iya-iya!"

"Iya-iya?"

"Astaga mengapa kau sangat lamban dalam berfikir?"

"Kakak yang berbelit-belit. Melakukan sesuatu yang iya-iya?"

"Lupakan. Tidur sebelum aku benar-benar melakukannya"

"Ish. Tidak baik membuat orang kepo kak"

"Apa kau menasihatiku?"

"Tidak. Aku menegurmu"

"Tidur. Sebelum aku benar-benar akan melakukan hal yang iya-iya!"

Lena bergidik ngeri. Itu pasti sesuatu yang buruk. Mengalah, ia pun memejamkan matanya bersiap memasuki alam mimpi yang disusul oleh fero yang memeluk erat istrinya.

My Innoncent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang