MIW 10

7.5K 223 0
                                    

 

"The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard, but must be felt with the heart." 

Aland tidak bisa hanya berdiam dirumah alena. Pekerjaan kantor sangat menantinya.
ia memutuskan untuk pamit dan meminta Sarah, pembantu rumah tangga untuk menjaga alena.

Alena sudah hampir pulih. Ia mulai bangun dan meraih ponsel pinkynya.
Banyak sekali notif yang masuk.

Siapa lagi jika bukan teman rempongnya.

You have 75 message

45 missed call

Felicia Ludri : sweetie ar u ok?

Maria Agatha : lu sakit?

alena hanya membaca text dari teman temannya. Berpindah ke groupchatt.

- alagejrot fams~ -

Felicia Ludri : temenin gua besok.

Maria Agatha : kemana?

NichAl : kemana? .2

Felicia ludri : beli bunga. Gua mau ke makam alena

Kata kata feli membuatnya melongo sesaat. Bitch satu itu benar-benar!

NichAl : trima kasihku~ kuucapkan~ pada temanku alena~ kan ku ingat slalu~ nasihat busukmu~
Kawan, mari kita mengheningkan cipta

Aku tertawa. Alvaro memang gila.

AlenaGill : your words, Nicholas Alvaro😤😤

Carlyput : alena kau baik baik saja?

NichAl : Alena masih bernafas! Hidup london! Hidup !

Maria Agatha : we're worry about you alena. And carlysta, i miss you!

Inilah yang membuat alena merindukan sahabat sahabatnya. Mereka yang terbaik. Untuk carlysta, mereka memang tidak satu kampus, mereka juga jarang berkumpul bersama tapi mereka selalu satu!

Felicia Ludri : oh alena masih hidup. Kufikir dia mati dan mayatnya tidak ditemukan.

Ludri, dengan perkataan tajamnya.

"Aku tau aku salah karna aku tidak memberitahu mereka. Aku tau dibalik kata katanya, ia amat sangat mencemaskanku" alena bergumam.

CKLEK

Pintu terbuka. Masuklah sosok yang amat sangat alena rindukan. Alena bertanya tanya. Apakah ia bermimpi?

"Aku pulang" ujar fero dengan wajah biasa. Datar.

"Ah kakak pulang. Kakak darimana saja?" Alena menyembunyikan raut senangnya. Ia bersyukur fero sudah pulang.

Fero berjalan ke arah alena. Memeluk sang istri dengan mata terpejam.

Nyaman.

"Aku sibuk. Memang ada apa? Apa ada yang terjadi selama aku tinggal?"

"Eum, tak ada hehe. Istirahatlah kak"

Mengangguk. Fero terlalu lelah untuk menjawab pertanyaan alena.

Alena menaruh ponselnya. Ia bergerak menarik sepatu dan membuka kemeja fero. Fero pasti akan kepanasan jika dibiarkan.

"Goodnight kak" alena tersenyum lalu tidur menyusul fero.

***

Pagi ini, alena menyiapkan sarapan. Ia sudah pulih total. Obatnya sudah pulang.

"Nona, biar saja yang membuat sarapan. Anda bisa beristirahat"

"Sarah, make it easy. Bantu saja aku bereskan mejanya please"

Alena fokus memasak dan sarah menata meja makan.

Fero sudah turun. Kemeja dan tas kerjanya ia bawa menuju meja makan.

"Eh kak sudah bangun, aku sudah membuat sarapan. Coba cicipi"

Fero hanya mengangguk dan mulai mencicipi masakan alena.

Enak.

"Hmm, enak. Kau belajar dengan siapa?"

"Adadeh haha. Yasudah kakak sarapan biar aku cuci piring"

"Nona, biar saya saja. Nona belum pulih"

Alena terdiam, begitupun fero.

"Maksudnya apa? Belum pulih?" Fero memicingkan matanya. Meminta jawaban.

"Sarah ngawur, memangnya aku kenapa hehe"

Alena mendelik tajam. Seakan akan ia memberitahu sarah agar diam. Sarah menangkap sinyal itu dan hanya mengangguk patuh.

"Antarkan aku makanan nanti siang oke? Aku telat, Kau pake saja alin."

Fero mendekat dan mengecup kening alena sekilas.

Alena senang bukan main. Jantungnya...astaga!

Fero mengecup keningnya!

"Hati hati kak"

Alena hanya bisa memandang fero yang semakin menjauh.

Jantungnya kembali berfungsi normal

Satu hal yang ia sadari....

Ia mencintai Feronald.

Ia, Alena Gill, mencintai suaminya.

Miliknya.

My Innoncent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang