MIW 14

7.2K 197 6
                                    

"No matter what happens tommorow, my heart will always choose you"

Bosan.

Itu yang dirasakan alena hari hari ini. Ia sudah lulus, ia ingin bekerja.

Fero belum memberikan jawabannya.
setiap kali ditanya, fero akan selalu sibuk dan tak ingin diganggu.

Menyebalkan.

Sampai kapan ia harus bersabar?

selama ini, alena hanya berdiam diri dirumah. Ia ingin protes, sungguh. Ingin sekali ia meneriaki fero.

Hanya saja ia tak seberani itu.

Ia masih ingin hidup. Ia tau betapa menyeramkannya fero. Waktu itu,  pernah ia ke kantornya untuk mengantar makan siang dan ia melihat fero tengah meneriaki para karyawannya dengan tega dan memecat salah satunya.

Tak ber-peri-ke-karyawan-an !

Alena bisa saja dipecat jadi istrinya. Memikirkannya saja membuat kepala alena berkedut. Pusing.

Hubungan mereka? Berjalan seperti biasa. Fero pun bersyukur alena sangat percaya sekali padanya.

BRMM.

Mobil. Fero pulang.

Eh? Tumben? Bahkan ini masih jam 4 sore! alena yang penasaranpun mendekati pintu utama dan terlihat lah wajah lelah fero beserta jas yang menggantung seksi di lengan fero beserta tas.

"Tumben sudah pulang kak?"

"Kau tak suka aku pulang lebih awal?"

"Bukan begitu kak tapi--

"Ahhh. Aku lelah. Bisa buatkan aku teh hangat? Aku ingin mandi dulu" ucap fero akhirnya meninggalkan alena.

Alena pun membuatkan teh hangat untuk fero dan menunggu si empunya teh hangat di ruang tamu.

Tak lama kemudian fero turun dengan kaos abu dan celana selututnya yang keren.

Dimata alena....itu seksi.

Alena meneguk ludahnya. Bagaimana bisa seorang fero begitu menyerupai Dewa?

Alena merasakan sebelahnya bergerak, menandakan ada yang menduduki. Ia menoleh dan mendapati fero yang sedang meminum teh nya.

"Terimakasih teh nya"

"Kakak ini. Sudah tugasku untuk membuatnya" balas alena.

Mereka diam. Menyaksikan film romantis didepannya. Cukup lama bagi mereka untuk terdiam.

Akhirnya alena mengalah.

"Kak bagaimana dengan kerjaku?"

Fero mengalihkan pandangannya pada alena. Matanya memicing.

"Kau sungguh ingin bekerja?"

"Tentu saja. Aku ingin mengasah kemampuanku saat bekerja" alena membalas dengan semangat yang penuh.

Fero mengalah. Membiarkan alena bekerja sepertinya bukan hal yang buruk.

"Oke. Kau bisa bekerja di kantor sebagai karyawan mulai besok. Kebetulan aku memecat beberapa karyawan."

Assa! Alena bersorak. Akhirnya ia bekerja.

"Tunggu. Kau bilang beberapa? Bagaimana jika aku mengajak maria dan felicia untuk bekerja bersama?"

"Good idea. Itu terserah padamu sayang"

DEG.

BLUSH

My Innoncent WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang