Hyorim menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon ginko yang kokoh. Ia membiarkan angin sore meniup-niup rambut ikal kecoklatan. Wajahnya terlihat cerah bak mentari bersinar terang yang memberi kehidupan pada bumi.
Sementara Luhan tidur-tiduran dipangkuan gadis manis itu. Pemuda itu menutup wajahnya dengan lengannya demi menutupi wajahnya dari paparan sinar matahari sore. Luhan tersenyum.
"Luhan ..."
"Hm ..." sahutnya pendek, matanya masih terpejam.
"Apa mungkin ayah dan ibumu tidak keberatan dengan hubungan ini?" Hyorim menggigit bibirnya pelan, merasa takut akan hubungan yang baru beberapa menit lalu mereka jalani bersama.
Luhan membuka matanya. Tangannya menggapai wajah gadis manis pecinta jelly itu. "Kita akan merahasiakannya. Sampai kau lulus SMA nanti baru aku akan memberitahu mereka kalau kita saling mencintai."
"Sungguh?"
Luhan mengangguk. "Apa terlalu lama?"
Hyorim menggeleng. "Tidak, hanya saja aku menjadi tegang. Apalagi di kelas Tzuyu selalu melihatku dengan sikap judes."
Luhan ikut duduk di samping Hyorim. "Jangan khawatir, mulai besok aku janji Tzuyu akan bersikap lembut padamu." Janjinya meyakinkan. "Aku akan katakan padanya kalau kau anak orangtuaku juga. Adik tiriku. Mulai besok kita akan berangkat ke sekolah bersama."
"Tapi ..."
Cup ... Kecupan hangat kembali mendarat di bibir Hyorim. Meski hanya sekilas bibirnya terasa mati membeku.
Luhan ... Wajah Hyorim kembali dibuat merona. "Dasar meseum! Jangat genit begitu!" Dipukulnya Luhan main-main dan Hyorim pura-pura ngambek. Gadis itu beranjak bangun meninggalkan Luhan.
Luhan tertawa melihat ekspresinya. Iapun bergegas menyusul Hyorim dan terus menggodanya.
🍬🍬🍬 Timeless 🍬🍬🍬
Ini sungguh luar biasa! Semua teman-teman Hyorim berubah. Bersikap seramah mungkin dan tidak lagi judes. Gadis itu bahkan merasa seperti sedang bermimpi. Bahkan Tzuyupun bersikap lembut padanya.
Hyorim tersenyum bahagia, ternyata Luhan menepati janjinya.
"Bagaimana harimu sekarang?" Luhan menyapanya ketika mereka berada di depan gerbang sekolah. Suasana sudah sepi hanya tinggal beberapa murid yang belum pulang.
Hyorim menarik tas ranselnya yang bersandang di pundaknya. " Lumayan, berkat seseorang." Diliriknya wajah Luhan yang tersenyum bangga.
"Bantuanku tidak gratis. Kau harus membayarnya." Luhan berusaha menyamai langkah Hyorim yang kecil-kecil.
"Ice cream?"
"Aku bosan,"
"Ramen?"
"Itu juga bosan,"
"Coklat?"
Luhan tetap menggeleng.
"Lalu apa?" Hyorim bertambah gemas dan hampir saja menjerit.
ESTÁS LEYENDO
[SUDAH TERBIT] ✅ There We Are [Versi Wattpad Tidak Lengkap]
FanficVERSI WATTPAD TIDAK LENGKAP 💟💟💟 Blurp Kai tersenyum tipis. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi semua kata-katanya hanya tersangkut di tenggorokan. Mereka seperti anak kecil yang baru bertemu. Hingga akhirnya Kai mengawali pembicaraannya...