Mata Jong In terbelalak lebar mendengar pengakuan itu. Tubuhnya kaku seketika. Tidak dia pasti salah mendengar.
"Gadis malang itu tahu kalau keluarganya berhutang padaku, lalu aku menawarkan padanya untuk melayaniku tapi dia menolak. Karena tak bisa diajak baik-baik aku pun melakukannya dengan pemaksaan."
"Kurang ajar!" Mata Jong In memerah, ia ingin menghabisi lelaki ini dengan tangannya sendiri. Ia meronta-ronta berharap ikatan di tangan dan kakinya lepas agar bisa mencabut jantungnya. "Aku akan membunuhmu!"
Alan tertawa senang melihat Jong In seperti orang gila. Berteriak-teriak akan membunuhnya. Memakinya dengan segala macam namabinatang yang dilontarkan padanya. Sayangnya ikatan itu sangat kuat dan Jong In tetap tak bisa bergerak.
"Berikan dia suntikan dengan dosis sedang," ujarnya pada salah satu anak buahnya.
"Apa yang kau suntikkan padaku?!" teriaknya was-was, "lepaskan aku!"
Alan tersenyum. Aku akan membuatmu menderita. Dengan ini kau akan tersiksa dan pelan-pelan menjemput ajalmu. Lelaki itu menyuntikkan narkotika jenis morfin pada lengan pemuda berkulit eksotik itu.
Alan tersenyum, dalam tiga hari saja jika ia terus menyuntikkan narkoba morfin pada pemuda itu, maka bisa dipastikan Jong In mulai ketagihan dan tinggal menghitung hari dia akan mengalami overdosis jika tidak diberi lagi. Jenis narkotika terjahat karena jika morfin itu sudah mengalir pada darahnya, akan menyebabkan ketagihan.
Tatapan Alan kembali dingin. Tinggal gadis itu. Ya, gadis kecil yang sudah membuat Wu Qianku
tewas. Kau harus membayarnya dengan rasa yang sebelumnya tak pernah kau bayangkan! Tangannya bergetar tanda menahan amarahnya.🍬🍬🍬 Timeless 🍬🍬🍬
Brak! Bekal berisi nasi dan lauk itu terlempar dan jatuh ke lantai membuat seluruh isinya tumpah.
Bekal itu dilempar dengan sengaja.Luhan menatap Hyorim datar. Ia berdiri mengimbangi gadis itu. "Aku kan, sudah bilang, jangan pedulikan aku. Tidakkah kau sadar kalau aku membencimu?" ujarnya dingin.
Seperti ada yang menusuk jantung Hyorim tatkala Luhan mengucapkan kata-kata itu. Sakit. Walau tidak ada darah yang keluar. Gadis itu menggigit bibir bawahnya.
"Menjauhlah dariku, karena kaulah sumber sakit di hatiku." Luhan berlalu pergi meninggalkan Hyorim yang mematung seorang diri di kelasnya.
Semua teman Luhan tahu mengenai musibah itu karena berita kematian ibunya sudah
menyebar ke seluruh sekolah.Pulang sekolah Hyorim berjalan sendiri, pikirannya melamun kemana-mana. Tadi Lay sempat menawarkan naik sekuter bersama namun Hyorim menggeleng dengan alasan ingin sendiri. Dan Lay pun meninggalkannya.
Masih terekam jelas bagaimana di memori otaknya kata-kata menyakitkan Luhan tadi.
"Cukup sampai di sini. Ingat kata-kataku, kaulah penyebab ibuku tewas. Jika kau terus ada di
sampingku, aku akan terus mengikatkanku akan kejadian itu."Satu buliran bening kembali menetes dari bola matanya.
"Satu hal lagi," Luhan mendekatinya. "Hubungan kita berakhir dan menjauhlah dari
kehidupanku."
أنت تقرأ
[SUDAH TERBIT] ✅ There We Are [Versi Wattpad Tidak Lengkap]
أدب الهواةVERSI WATTPAD TIDAK LENGKAP 💟💟💟 Blurp Kai tersenyum tipis. Ada banyak hal yang ingin ia tanyakan, tapi semua kata-katanya hanya tersangkut di tenggorokan. Mereka seperti anak kecil yang baru bertemu. Hingga akhirnya Kai mengawali pembicaraannya...