1. Memories

201 26 5
                                    

Desember 2017 Switzerland ...

Nampak seorang bocah lelaki dengan rambut hitam pekat dan model jamur itu sedang bermain bola di padang rumput yang luas.

Usianya 7 tahun, dengan lincah ia menggiring bolanya ke arah teman-temannya. Leo Antares Lee, nama bocah itu. Anak lelaki yang ceria dan suka bola. Ia sangat disukai teman-temannya walau terkadang bahasa inggrisnya tidak terlalu fasih dan menjadi bahan tertawaan teman-temannya.

Sejak dua tahun lalu ia dan ibunya pindah ke Swiss. Mencari kehidupan baru. Tanpa sanak saudara lainnya. Seolah sengaja ingin menghilang dari orang-orang yang dikenalnya.

Bola itu menggelinding keluar lapangan. Beberapa anak melihat adegan itu. Leo terperajat kaget.

Seorang pria tampan dengan senyuman indah terukir sempurna di wajahnya. Pria itu mengenakan jaket tebal dan membawa ransel dengan penuh muatan. Leo kenal lelaki itu. "Hai, Leo. Apa kabarmu? Apa kau lupa padaku?" ujar pemilik suara itu lembut sembari
memungut bola yang diinjaknya.

Leo tersenyum seraya berkata, "I miss you."

Pria itu menggertakkan giginya kuat-kuat agar tak menangis mendapati bocah di depannya itu tersenyum. Ia merengkuh tubuh kecil itu. "I miss you too."

Sudah dua tahun ia tak bertemu dengan Leo. Ia mencari ke berbagai negara hingga akhirnya ia menemukannya di negara Switzerland ini.

Memorinya seolah berjalan kembali tatkala wanita yang dicintainya itu memutuskan untuk meninggalkannya tanpa memilih siapapun termasuk dirinya.

Kala itu, ia dan dua orang lelaki lainnya yang juga mencintai satu wanita yang sama hanya bisa membiarkannya pergi dengan satu persyaratan.

"Kalian tahu, betapa terlukanya aku menjalani hidup ini. Aku tak akan memilih di antara kalian bertiga. Jadi tolong biarkan aku pergi dari kehidupan kalian," ujar wanita bertubuh 164 cm itu datar.

"Tak bisakah kau memilih salah satu dari kami, Lee Hyorim?" tanya lelaki dengan kulit seputih susu itu berharap.

Hyorim bungkam. Ia sudah mengurus paspornya dan akan meninggalkan Korea bersama putra kecilnya, Leo.

"Hyorim ..." Seorang pemuda berkulit eksotis itu menahan tangannya tak rela.

Seorang pemuda lagi hanya diam mematung. Wajahnya terlihat datar.

"Tak bisakah kau memberi kami kesempatan? Sekali saja, untuk
membuktikan ketulusan ..."

Hyorim menatap mereka satu-persatu. "Jika salah satu dari kalian berhasil menemukan keberadaanku dan Leo. Aku akan memberikan kesempatan itu. Aku anggap itu jalan Tuhan." Hyorim melepas tangan pemuda berkulit eksotis
itu.

"Hyorim!" Ketiga lelaki itu kembali memanggilnya seakan tak rela melepas kepergiannya. Mereka bertiga ingin menebus kesalahan di masa lalunya. Masa lalu yang sangat menyakitkan karena sebuah kesalahpahaman.

Dan kini salah satu dari ketiga pemuda itu berhasil menemukan keberadaannya.


☆.☆.☆___ Timeless ___☆.☆.☆

Beijing, China, 20 April 2000.

"Zhu ni shengri kuaile ... zhu ni shengri kuaile ... zhu ni xing fu ... zhu ni jiangka ... zhu ni qi antu Luhan ..." Suara meriah terdengar dari keluarga dan teman-temannya saat bocah tampan itu sedang merayakan hari jadinya yang ke 10 tahun.

[SUDAH TERBIT] ✅ There We Are [Versi Wattpad Tidak Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang