CHOICE #14

1.5K 65 0
                                    

Annie McCann. 

Aku menghembuskan nafas dan melirik jam dinding yang terletak disalah satu dinding kantor, pukul sebelas malam. Oh, aku benar-benar malas pulang! Rumah seperti neraka bagiku, karena aku akan melihat Justin dan otomatis teringat dengan umm... Celia. Sialan, tapi aku butuh istirahat dan kantor bukanlah tempat istirahat yang menyenangkan.

"Annie?" sahut seseorang saat aku hendak mengambil tasku setelah merapikan meja kerjaku. Aku lembur sendirian, dan sekarang siapa yang menyapaku? Aku membalikkan tubuhku perlahan dan mendapati Michael berdiri di pintu. Aku mendadak bingung, sedang apa dia disini? 

"Michael? Kenapa kau ada disini?" tanyaku langsung, dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menyengir. 

"Aku hanya ingin menjemputmu, tapi aku tidak melihatmu keluar dari gedung ini sejak tujuh jam yang lalu." Aku tersentak. Tujuh jam?! 

"Kau-" 

"Uh-uhm, aku menunggumu sejal para pegawai sudah pulang dan menyisakan security diluar." Aku mendesah berat, seandainya saja Justin sepertinya... 

"Thanks," Michael tertawa geli lalu menganguk cepat. 

"Jadi, kau mau pulang sekarang atau?" tanyanya, aku menganguk cepat. "Aku lelah, kita langsung pulang saja." 

"Deadline memang menyebalkan bukan?" tanyanya sambil membukakan pintu kantorku agar aku bisa lewat, aku tersenyum tipis lalu menganguk. 

"Sangat menyebalkan." jawabku, padahal aku sengaja menyibukkan diri dengan pekerjaan. 

"Kau sudah makan?" tanyanya sambil menyalakan mesin mobil, aku meneguk ludahku lalu menyentuh perutku ada seseorang didalam sini dan aku hampir melupakannya, aku belum makan sama sekali. 

"Aku melewatkan yang satu itu." ujarku lirih, Michael mendesah berat. 

"Apa kau sedang ada masalah? Kau terlihat sedang menyiksa dirimu sendiri." 

"Jangan bercanda El," 

"Apa yang terjadi antara dirimu dan Justin hm? Bukankah kita sahabat, right?" Aku menghela nafasku, tidak Michael tidak perlu tahu tentang hal ini. 

"Aku hanya sedang sibuk El, tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan Justin. Percayalah, dan benar... Kita sahabat." Dia sedikit curiga kepadaku namun akhirnya menganguk, untung saja dia tidak bertanya yang lebih jauh. 

"Mom, mengundangmu makan malam besok." ujarnya, aku menghembuskan nafasnya berat. 

"Aku tidak bisa jika besok, aku ada janji dengan kakakku. Mungkin lusa, atau kapanpun selain besok." ujarku berterus terang, dia menganguk tanda mengerti. 

"Baiklah nona cantik, aku akan mengatakannya kepada mom nanti." 

"You're the best." pujiku, dia tertawa. 

"Ofcourse, I'm the best. Thanks." 

"Apa kau mau makan dulu? Aku tahu restoran yang buka jam segini." ujarnya, aku menggeleng. "Aku tidak memiliki selera untuk itu." 

"Please, Ann..." 

"Tidak El." 

"Baiklah aku akan mengantarmu sampai pintu apartemen dan menyuruh Justin memaksamu untuk makan." Aku mendengsu sebal, Justin lagi-Justin lagi! Lagi-lagi Justin!!! 

"Tidak." ujarku, dia hanya menyeringai. 

"Bagaimana kalau kau yang memasak untukku, aku tahu kau pintar memasak El. Bagaimana?" tanyaku antusias, dia meneguk ludahnya lalu menggeleng cepat. 

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang