CHOICE #18

1.3K 72 10
                                    

Justin McCann.

           Aku melangkah keluar dari mobil dan masuk kedalam gedung olahraga yang benar-benar sepi ini. Aku mendesah berat dan membuka pintu gedung ini. Aku mencari-cari Michael kedalam sambil meneriakki namanya.

          "Michael!" pekikku, suaraku bergema dan aku tidak mendapatkan jawaban. Aku mencari Michael kesetiap ruangan, gymnasium, lapangan badminton, baskat, dan futsal. Semuanya kosong. Aku mendesah berat dan mendengar suara benda jatuh dari lantai atas, aku membalikkan tubuhku.

          "Michael! Kau disana?" teriakku, tidak ada jawaban membuatku makin khawatir. Aku meneguk ludahku khawatir akan dirinya dan menaikki anak tanga sebelum akhirnya mendorong pintu kaca dengan cepat. Ini ruang kolam renang. Aku sedikit bergidig saat melihat air yang tenang dalam satu kolam besar yang tidak ada dihadapanku. Aku mulai mencarinya dan mengabaikan rasa takutku pada air.

          Tiba-tiba lampu padam, membuatku tersentak kaget. "El, jangan bercanda. Ini tidak lucu." gerutuku, dia memang jahil dan suka bercanda. "El, ayolah kita harus mencari Celia sebelum dia bertindak bodoh." gumamku lagi, aku yakin Michael pasti ada disini.

         "El!" teriakku yang mulai frustasi.

         "Michael tidak ada disini." jelas sebuah suara yang tidak asing dimataku.

         "Hanya kau dan aku yang ada disini." timpalnya lagi, ini Celia. Sialan, aku dijebak?

         "Dasar jalang, kau mempermainkanku?!" bentakku, dia tertawa geli. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena lampu yang padam.

         "Tidak babe, aku hanya bermain denganmu." jawabnya sambil meletakkan jemarinya didepan dadaku. Aku menghentakkan tangannya kasar.

         "Jangan pernah ganggu aku lagi, Celia." tegasku, dia tertawa geli.

         "Karena istrimu yang bodoh itu?" ejeknya. "Bahkan dia tidak bisa mempercayaimu sedikitpun bukan?"

         "Diam. Tutup mulutmu."

         "Kau kasihan sekali Justin, jika kau menceraikan Annie. Mungkin kau bisa menikah denganku dan kita bisa hidup bersama dengan bahagia. Aku mencintaimu, kau tahu itu."

         "Jika kau mencintaiku, kau akan meninggalkanku saat aku memintanya. Annie adalah segalanya bagiku sekarang Celia."

         "Kenapa? Apa karena dia sedang mengandung anakmu?" tanyanya, aku mendesah berat dan menggeleng. Seandainya Annie tidak mengandung pun aku tetap mencintainya.

         "Tidak Celia, bukan karena itu."

         "Aku bisa menunggu sampai Annie melahirkan, kau bisa mengambil Little McCann darinya dan menceraikannya lalu kita hidup bersama."

         "APA KAU GILA?!" bentakku yang mulai marah dan jengah dengan sikapnya.

         "Annie bukanlah tempat penitipan sperma!" tegasku lagi lalu bergerak menjauhi tubuhnya, dia menahan tanganku dan menghentikkan langkahku.

         "Lepaskan aku. Jauhkan tanganmu sekarang juga." ujarku, dia hanya terdiam. Aku berbalik dan mendapati tubuhnya berada sangat dekat denganku.

         "Setidaknya berikan aku ciuman terakhir." ujarnya, aku tersentak kaget.

         "Tidak akan." jelasku lalu mundur saat dia mendekatkan wajahnya dengan nekat kearahku.

         "Last kiss?"

         "Aku tidak akan melakukan hal itu kepada wanita lain." tegasku, aku tidak mau Annie membenciku dan berpikiran bahwa aku mengkhianatinya.

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang