CHOICE #EPILOG

2.2K 86 7
                                    

"God, kenapa banyak sekali sampah makanan disini? Oh sayang, apa kau mengemil sebanyak ini?" tanya Justin saat sampai dirumahnya dan melihat ruang keluarganya berantakan oleh sampah makanan ringan. Justin dan Annie memang sudah keluar dari apartemen Justin dan membeli sebuah rumah yang cukup mewah dikawasan perumahan yang elit dengan tingkat keamanan yang super. Annie tersenyum dengan cengiran khasnya, Justin mendesah.

"Sekarang aku tanya, apa kau sudah makan?" tanya Justin lagi, Annie masih menyengir lalu menggeleng.

"Gosh!" pekik Justin terlihat stress.

"Kau itu sedang hamil! Mengapa kau belum makan dan hanya mengisi perutmu dengan makanan ringan tak bernutrisi seperti ini?!" Justin mengacak rambutnya frustasi, Annie mencibir.

"Aku hanya sedang mengidam."

"Oh babe, kau benar-benar..." Justin menahan emosinya dan mendesah berat. Dia tahu dia tidak akan bisa marah kepada Annie karena wanita itu akan mengabaikan dan mendiami dirinya sampai berhari-hari seperti minggu lalu.

Justin membentak Annie karena pulang terlarut malam dan itu membuat wanita yang sangat sensitif belakangan ini kesal dan ngambek berhari-hari. Annie terkekeh geli lalu menyendokkan eskrim kedalam mulutnya. Annie menatap Justin yang tengah berdiri dihadapannya dengan geli lalu menyodorkan mangkuk eskrimnya.

"Kau mau?" tanya wanita itu seolah-olah tidak ada masalah, Justin menghela nafasnya lalu menggeleng sabar.

"Ma'am..." sahut Justin membuat Nancy datang dari belakang dan menghampiri majikannya tersebut.

"Tolong buatkan kami makan malam, jangan gunakan penyedap rasa ok?" tutur Justin, wanita yang sudah seperti ibu ketiga bagi mereka tersebut tersenyum lalu menganguk tipis dan pergi kearah dapur. Justin duduk disamping Annie dan memperhatikan wanita yang tengah sibuk memakan eskrim dan menonton kartun tersebut.

"Junk food itu tidak baik untuk kesehatanmu dan bayi kita." jelas Justin lagi, Annie menganguk namun tidak mengalihkan pandangannya.

"Seharusnya kau itu minum susu, memakan sayur, buah dan istirahat dengan cukup. Bukan mengemil seperti ini." gerutu Justin, Annie mendengus lalu memasukkan sesendok eskrim kedalam mulut suaminya tersebut membuat Justin terdiam.

"Yang hamil itu aku! Jadi jangan berisik!" omel Annie, "Kau benar-benar bawel, Nancy saja tidak seribut dirimu." lanjut wanita itu. Justin menarik sendok yang menyumpal mulutnya keluar dan membasahi bibir bawahnya.

"Aku hanya takut kau sakit. Bagaimana kalau makanan ini beracun? Atau kadaluarsa tanpa kau ketahui? Kau bisa sakit dan itu jelas sangat berbahaya, bukankah dokter bilang bahwa kandunganmu lemah dan rentan keguguran. Kau tidak mau kehilangan anak kita lagi kan? Jadi-" ucapan Justin terpotong saat Annie mencium bibirnya.

"Jadi?" tanya Annie.

"Kau menciumku?" Justin balik bertanya, Annie tertawa lalu meletakkan kepalanya didepan dada Justin, bersandar di bahu pria itu dengan manja.

"Dasar keledai bodoh, sudah tahu masih saja bertanya." Annie terkekeh membuat Justin tersenyum geli.

"Berhenti mengejekku." ujar pria tersebut, Annie mencibir.

"Pada kenyataannya kau memang benar-benar bodoh."

"Oh babe, aku ini pemuda tampan yang sukses. Ingat?"

"Seingatku kau adalah seorang suami yang suka marah-marah dan mengomel bawel."

"Ada alasan tertentu bukan? Contohnya seperti sekarang. Bukankah itu wajar jika suami menasihati istrinya?"

CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang