Satu

2.8K 130 20
                                    

"Hei! Sedang apa kau disana?!" Teriak petugas penjaga itu. Aku langsung berlari secepat mungkin dan langsung menaiki motor besarku.

Sebagai seorang bangsawan, tak seharusnya aku berada ditempat manusia. Cih! Kalau bukan karena ayah, aku tidak mau ada disini. Mengendap-endap seperti pencuri, seperti kata Landegre kecil "sangat tidak berkelas." yang mungkin sekarang sudah menjadi dewasa.

Kalau bukan karena kematian ayah, aku mungkin tidak perlu repot-repot mencari data kerjasamanya dengan para Union yang merugikan Lukedonia dan menjadi seorang pendendam yang ingin mencari keberadaan sang Noblesse.

Malam yang dingin ini membuatku terhenti disebuah kafe dan duduk sejenak sambil memesan secangkir hot chocolate lalu meminumnya pelan-pelan.

"Akhirnya bos ngijinin kita keluar rumah."

"Ya meski hanya sebentar."

Ucap seseorang memasuki kafe. Aku melihat tiga pria baru saja memasuki kafe, pria yang pertama berambut seperti jamur, yang kedua berambut panjang dan dikuncir kebelakang, yang ketiga berambut seperti pria pada umumnya tapi sepertinya dia sedikit pendiam. Tak lama mereka melihat ke arahku lalu aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah lain.

Tampaknya mereka kini tengah bergunjing tentangku dan memperhatikanku. Aku rasa mereka menaruh kecurigaan terhadapku, aku pun lekas meninggalkan kafe dan pergi kesuatu tempat.

"Apa kau yakin dia seorang bangsawan?"

***

"Bangsawan?"

"Iya bos, kami bertemu dia di kafe langganan kami."

"Apa kalian yakin dia adalah seorang bangsawan?"

"Tentu saja. Irish mata merahnya membuat kami yakin bahwa dia adalah seorang bangsawan. Berambut merah sebahu lalu dua rambut dekat telinganya dikepang dan diikat kebelakang."

Mendengar penuturan anak buahnya Frankenstein terdiam sejenak mencoba mencari tau siapa yang mereka maksud. Sampailah ia bertanya pada tuannya.

"Tuan apakah anda tau siapa yang mereka maksud?"

"Vione Agvain." Jawab sang Noblesse.

"Dia datang untuk mencari penjelasan tentang kematian ayahnya." Lanjutnya.

Mata Frankenstein dan yang lainnya membelalak mendengar pernyataan Raizel yang tidak mungkin untuk tidak mereka percayai. Timbul lah banyaknya pertanyaan yang muncul dipikiran mereka membuat mereka semakin penasaran dengan sosok Vione Agvain.

"Jadi apakah dia juga bersekutu dengan Union?" Tanya Tao. Tapi semuanya terdiam hening tak ada yang berbicara.

***

Seseorang memasuki rumah dengan santai dan tanpa mengetuk pintu. Terdengar suara langkahnya yang menggema diruangan, kakinya yang menggunakan sepatu boat coklat bertali berbahan kulit semakin jelas suara langkahnya didengar oleh sang pemilik rumah.

"Bisa gak sih kau tidak berisik? Setiap kau datang pasti berisik sekali bawaanmu! Apalagi malam-malam begini." Ucap sang pemilik rumah kesal.

"Apa maksudmu?"

"Kau tak sadar dengan suara motormu huh?! Sangat nyaring dan mengganggu pendengaran terlebih lagi sepatumu itu tak tuk tak tuk!"

"Terima kasih atas kritikkanmu nona kravei... aku merasa tak masalah dengan itu dan tak mengganggu."

"Tapi itu menggangguku Vione."

"Baiklah baiklah... berdebat denganmu tak akan pernah ada habisnya. Oh ya, dimana Laurent?"

"Kertia kecilku sudah tidur. Bagaimana kau sudah menemukan alamat mereka dan dokumen ayahmu? Lalu data mereka?"

"Belum. Aku keburu kepergok penjaga tadi."

"Kau memang bodoh!"

"Itu semua demi ayahku tau! Kalau saja tidak, aku tidak mau repot-repot begini!"

Terlebih untuk membalaskan dendam ayahku pada seseorang. Aku tak akan memaafkan mereka yang telah membuat ayah tidur abadi. Aku akan membalas semuanya!


***To Be Continued***

update...

update...

Maaf klo ceritanya dikit dan updatenya lama. Author sedang sibuk mempersiapkan UAS dan terimakasih banyak yg udah kasih dukungan buat author biar tambah semangat nih😂😂 oke sekian dulu jgn lupa vote+comment nya ya :) see u next part.

Author.

Noblesse (Next Generations) - DiscontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang