Lima

740 47 13
                                    

Disebuah kastil lord, Gechuthel tampak terburu-buru dalam langkahnya. Sepertinya ia punya informasi yang penting untuk dibicarakan dengan lord. Sesampainya di singgasana lord, disana sudah ada Ludis, Rosaria, Edian, Claudia, Kei Ru, Karius dan Lord tentunya yang sedang menunggu kedatangan Gechutel. Gechutel merasa tidak enak hati karena membiarkan lord menunggunya.

"Apa semuanya sudah berkumpul?" Tanya lord pada mereka. Tak lama kemudian datang seorang lagi dengan langkahnya yang terdengar.

"Maaf, aku terlambat." Ucapnya seraya membungkuk memberi penghormatan pada lord.

"Duduklah, Lazark." Lalu Lazark duduk diposisinya sesuai perintah lord.

"Baik, sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan tuan Gechutel sampai mengundang kami semua disini?" Tanya lord.

"Aku ingin menyampaikan keinginan lord terdahulu yang belum tercapai. Soal pernikahanmu dan tuan Raizel." Jelas Gechutel yang membuat semuanya kaget. Pe-pernikahan? Terlebih lagi Edian yang tidak tau soal itu membuat hatinya terguncang.

"Hm, soal permintaan ayah tampaknya aku tidak keberatan."

"Tapi Yang Mulia Lord bukankah sebuah pernikahan harus mendapat persetujuan kedua belah pihak?" Ucap Ludis.

"Benar, apa jadinya sebuah pernikahan tanpa didasari dengan cinta? Bukankah itu sia-sia?"

"Karius kau jangan bicara seperti itu dihadapan lord!"

"Maaf, aku hanya berpendapat."

"Apakah itu tidak terlalu terburu-buru?" Ucap Lazark.

Argumen-argumen dari beberapa kubu membuat Lascrea berpikir, benar juga apa yang dibilang mereka. Sebuah pernikahan tak dapat dilaksanakan hanya dengan satu pihak. Harus ada satu pihak lagi yang menyetujui, yaitu Raizel.

"Sebaiknya kita bicarakan soal ini lagi dengan Raizel."

"Biar aku yang akan mendatanginya ke dunia manusia, lord."

***

"Raiii...!!!" Teriak Shinwoo dkk sumringah sambil berlari kearah Raizel. Raizel lalu dengan tatapan dingin menatap mereka.

"Kau darimana saja baru masuk sekarang?"

"Iya, kami merindukanmu tau!" Belum sempat mereka mendapat jawaban dari Raizel, guru sudah terlebih dahulu masuk ke kelas. Semua siswa lalu duduk di tempatnya masing-masing. Begitu bel istirahat berbunyi, mereka bersama-sama pergi ke kantin.

"Hari ini kita mau makan apa?"

"Seperti biasa kita makan ramyeon!" Ucap Shinwoo senang.

"Oke, biar aku yang pesan."

Setelah pesanan datang di meja mereka langsung melahapnya terutama Shinwoo yang terlihat sangat kelaparan seperti orang yang belum makan tiga hari. "Shinwoo, kalau makan pelan-pelan." Ucap Ikhan. Shinwoo hanya menunjukkan cengirannya.

Raizel menatap ramyeonnya dengan berbinar-binar begitu makanan favoritnya ada dihadapannya. Entahlah sudah berapa lama ia tidak makan ramyeon, seperti biasa sebelum memakannya ia menunggu sampai mie-nya mengembang supaya kelihatan lebih banyak katanya. Setelah mengembang, ia lalu menggerakkan sumpitnya yang berisi mie ke mulutnya. Disana ia merasakan kelezatan cita rasa ramyeon dengan menutup mata, menikmati rasa dari makanan itu sampai-sampai terlihat rona pipinya.

"Rai, kamu sangat suka ramyeon ya?" Tanya Yuna yang memperhatikan Raizel dari tadi. Raizel hanya mengangguk.

"Dia juga biasanya menunggu sampai mie-nya mengembang." Ucap Shinwoo menoleh kearah Raizel.

Noblesse (Next Generations) - DiscontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang