Dua

2K 96 12
                                    

Disebuah gedung tinggi pencakar langit dengan koridor yang bernuansa putih yang dikelilingi tiang pilar tinggi. Disana terlihat seorang wanita berambut hitam pendek serta berirish mata merah dengan jas putih pula berjalan dan memasuki sebuah ruang lab eksperimen. Tampak beberapa orang berpakaian sepertinya sedang mencoba eksperimen baru. Lalu wanita itu mendekati seseorang yang sedang mendata dikertas kerjanya.

"Bagaimana perkembangannya?" Ucapnya sambil menatap sebuah tabung berukuran besar dihadapannya yang berisikan seorang perempuan.

"Cukup baik nona. Tak lama lagi kita akan melihat hasilnya."

"Bagus."

"Sedang apa kau disini nona Kravei?"

"Melihat hasil eksperimenku."

"Jadi kau masih ingin menyerang Lukedonia?"

"Tentu saja. Aku akan membuat lord itu tunduk bahkan bila perlu melenyapkannya!" Ucapnya seraya melangkah meninggalkan ruang lab.

***

Banyak yang belum ia ketahui di dunia manusia. Yang sebelumnya tinggal di pulau para bangsawan menjadikan kehidupan awalnya damai, nyaman, dan layaknya seorang bangsawan. Seketika jungkir balik berubah 180 derajat ketika ia mendengar berita kematian ayahnya. Saat itu tubuhnya terasa kaku, dunia seakan berhenti, derai airmata membasahi pipinya.

Sama seperti keadaan saat ini mengingat ketika orang yang paling ia sayangi, yang sudah menjadi bagian dari hidupnya harus tidur abadi untuk selamanya. Kini tak ada lagi seseorang yang dapat membuatnya tersenyum. Senyum yang terukir saat ayahnya datang menemuinya yang sekarang sudah mulai pudar tergantikan oleh raut datar dari gadis itu.

"Aku tidak akan memaafkan kalian!" Lirihnya sambil meremas sekumpulan kertas yang ada ditangannya, buliran airmatanya jatuh menetes dikertas itu sama seperti hatinya yang saat ini jatuh dan hancur.

"Oh jadi kau rupanya yang mencuri data kami!" Teriak salah seorang bodyguard yang mengejarnya.

"Sial!" Ucapnya lalu berlari.

Brukkh!

Tiba-tiba sepancar sinar putih menghantamnya dari belakang, tubuhnya terhuyung dan menabrak tepi pembatas jalan. Tampak darah segar menetes dari sudut bibirnya.

"Ternyata kalian salah satu manusia modifikasi juga ya?" Ucapnya menyeringai dan menyeka darah yang ada dibibirnya.

Sebuah serangan pembalasan membantai mereka. Pertarungan pun tak terelakkan, saling membalas, menyerang seperti sedang memperebutkan mangsa.

Namun pukulan demi pukulan menghantam gadis itu, ia pun mulai kewalahan menghadapi tiga bodyguard yang ia ketahui adalah manusia modifikasi. Dirinya yang kurang berlatih dalam pertarungan pun tampak mulai letih, sesaat ia lalai akan dirinya sebuah sinar putih datang untuk menghantam wajahnya. Ditutupkan erat kelopak matanya berharap sinar itu tak melukainya atau ia tak ingin melihat sinar itu saat melukai wajahnya.

BLEDARRR...!!!

Tapi ia merasakan tak ada sebuah benda pun yang menghantamnya. Dibukanya kelopak matanya seketika ia membelalak melihat apa yang terjadi dihadapannya. Dilihatnya sebuah punggung tegap menutupi arah pandang didepannya.

Seorang laki-laki berkulit putih dan berambut pirang pendek tengah berdiri dihadapannya. Dengan satu hantaman keras ia berhasil melumpuhkan ketiga bodyguard itu, seketika ketiga bodyguard itu langsung kabur dari hadapannya.

"Kau... tidak apa-apa?"

***

"Tao, apa kau melihat Robby?" Tanya seorang pria berambut pirang sebahu yang diketahui adalah bosnya.

"Ah! Aku belum melihatnya seharian ini bos. Mungkin dia sedang main di luar." Ucapnya.

"Hm... begitu. Padahal sudah waktunya untuk makan siang. Kemana anak itu?" Gumamnya.

"Baiklah. Kalau begitu cepat kau panggil yang lain untuk makan siang, biar aku yang memanggil Tuan."

"Baik bos! Siap!" Ucap Tao menuruti perintahnya. Pria itu pun berlalu meninggalkannya.

"Yah dia sedang bermain. Bermain dengan kekuatan barunya yang menakutkan!" Ucapnya bergidik ngeri ketika melihat Robby, anak bosnya berlatih dengan amat menyeramkan. Ya, Robby memang menuruni sifat ayahnya yang memiliki jiwa petarung tinggi.

Hening yang mereka rasakan saat berada di meja makan. Tak ada satu kata pun yang terlontar dari mulut mereka. Terlalu gugup mereka dihadapan sang Noblesse, mereka pun juga memilih diam daripada membuat kesalahan saat berkata didepannya. Rasa canggung semakin mewarnai suasana mereka saat ini. Semuanya memilih bungkam, diam tanpa kata. Frankenstein lalu membuka pembicaraan.

"Sepertinya Union sedang menjalankan misi baru untuk menyerang kita."

"Misi baru apa maksudmu?" Tanya Regis.

"Ya mungkin seperti menciptakan kekuatan baru yang lebih kuat." Ucap Tao disela-sela makannya.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita juga akan menciptakan kekuatan baru?"

"Kita pun percuma jika membuat kekuatan baru lagi kalau mereka masih bisa memproduksi kekuatan-kekuatan lain. Semakin lama kekuatan mereka nantinya akan jauh lebih besar walaupun pada akhirnya mereka tidak bisa mengalahkan Tuan. Tapi itu akan sama saja dengan habisnya energi kehidupan Tuan."

"Jadi apa pendapatmu tentang ini?"

"Menurutku untuk bisa menghentikan para Union itu adalah bersatunya kekuatan Lord dan kekuatan Noblesse. Seperti... generasi baru dari sang Noblesse."

"Hei! Apa kau sadar yang baru saja kau katakan?! Itu mana mungkin terjadi!" Bentak Regis yang bangkit dari duduknya.

"Regis kau sedang tidak tau kondisi ya?" Ucap Tao tersenyum, seakan sadar sesuatu Regis pun melirik ke arah sang Noblesse dan kembali duduk "um.. maaf." Tapi tetap saja dalam hatinya kesal.

"Jadi... bagaimana menurutmu Mastah?"

***

Tubuh Vione terasa sangat sakit akibat pertarungan itu. Badannya remuk mati rasa.

"Kau... tidak apa-apa?" Laki-laki itu menoleh kearah Vione yang ada dibelakangnya. Dilihatnya irish mata biru laut dan wajah datar itu. Dan mungkin seumuran dengannya.

"Seperti yang kau lihat."

"Apa kau perlu bantuan?"

"Tidak perlu." Ucapnya pergi meninggalkan laki-laki itu.

"Hei kau belum bilang apapun padaku!" Teriak laki-laki itu.

"Untuk apa? Kau pikir siapa dirimu hah?!" Teriak Vione tertatih-tatih menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

"Gadis yang tak tau cara berterima kasih!" Bisiknya.

***To Be Continued***

Update.....

Maaf atas keterlambatan utk update. Author sedang mencari waktu senggang utk menulis. Terimakasih readers yang sudah mensupport :).
Jangan lupa utk vote+comment nya ya readers😃

See u next part ;)

Author.

Noblesse (Next Generations) - DiscontinueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang