PART 5 : Saingan

812 54 11
                                        

"Jaga dia untuk ku, hanya kau yang bisa ku harapkan.

Kau tahukan hatinya terlalu lembut untuk di sentuh.."

tutur seorang yang terbaring lemah diatas ranjangnya.

"kenapa kau titipkan dia pada ku?" tanya seseorang dengan eksperesi penuh heran

"Karena kau adalah satu-satunya yang bisa ku percaya , jangan biarkan mereka merenggutnya.."

"Tapi aku hanya, hanya..."

"Berjanjilah maka aku akan beri tahu rahasia itu padamu.."

=============================================

hari yang di nanti pun tiba..

seorang wanita cantik terlihat semangat menarik lengan milik pria tampan dibelakangnya. Bibir tipisnya tak henti-hentinya bersuara, hingga membuat pria tersebut merasa bosan.

"Ron, dengarkan aku. Saat kau jalan diatas catwalk, jangan lupa untuk melambaikan lengan ke arah ku. Awas kalau kau lupa!" Ancam wanita itu yang memamerkan kepalan tangan nya di hadapan sang adik.

Ron hanya menggeleng pelan.

"Iyah kak, aku paham kok. Jadi sekarang kita kemana?" tanyanya yang merasa bingung karena sang kakak menariknya masuk ke dalam hotel berbintang lima.

"Tenang, pokoknya kau pasti akan sangat berterima kasih pada ku. Uh, Ayo kita naik lift!"

titahnya yang langsung di ikuti oleh Ron.

Perlahan pintu lift pun tertutup. Setelah menekan angka 8 pada lift. Rachel kembali mengecek penampilan adiknya. Matanya terarah pada perubahan warna rambut sang adik yang semula hitam kelam menjadi pirang.

"Wah, adik ku tampan sekali. Pasti akan ada banyak wanita yang bersorak sorai nanti"

Godanya dengan nada genit yang hanya mendapat tatapan malas dari sang adik.

Ron sebenarnya sangat keberatan. Jangankan mengganti warna rambut. Berkunjung ke salon pun tidak pernah. Baginya itu bukanlah hal yang penting, terlebih ia terbiasa memotong dan merawat rambutnya sendiri.

"Kak tolong, jangan bersuara lagi atau ku buat mobil sport mu rusak nanti.." sahut Ron yang telak membuat wanita itu merapatkan bibirnya.

Akhirnya pintu lift pun terbuka.

kini dengan kompaknya kakak beradik tersebut melangkah keluar dari lift.

Rachel yang memimpin di depan, dengan anggunnya memasuki aula hotel tersebut. Dari luar terlihat jelas barisan kursi penonton dan sebuah panggung besar yang sudah tertata rapi disana. Dan dengan dekorasi indah yang bernuansa gothic semakin menambah kesan mewah pada aula tersebut.

"Hai!! Rachel! aku di sini!"

sapa seseorang yang menyadari kehadiran wanita blasteran tersebut.

Mengatahui hal itu, seulas senyum terukir indah di wajah Rachel. Ia pun menghampiri pemilik suara tersebut.

"Wow.. Nikki Howard is that you ?! wah semakin tinggi ya sekarang"

"Hey! ini semua karena aku sering main basket saat di Hongkong. Kau sendiri semakin cantik, membuat ku iri saja.."

puji gadis tersebut yang kini memeluk erat Rachel. Rachel hanya terkekeh pelan.

Sudah lama ia tidak bertemu dengan sahabat kecilnya ini. Selain karena kesibukan keduanya, juga karena Nikki yang memilih melanjutkan pendidikannya di negri tirai bambu. Yah,  negara super power yang merupakan tempat dimana ayahnya lahir.

GreensleevesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang