"5x bolos mata ajar bahasa inggris. Kau ini mau jadi apa sih?" katanya yang memulai pembicaraan.
Aku hanya bisa merunduk takut kali ini. Aku tidak berani menjawabnya sama sekali. Entah mengapa rasanya sisi pembangkang ku menghilang. Jangan kan untuk menjawab pertanyaannya menatap matanya saja rasanya mati rasa.
Tap..
Tap.. Tap..
Ku rasakan tangannya yang menarik dagu ku. Membuat ku terpaksa harus menatap wajah angkuhnya. Beberapa menit selanjutnya hanya kesunyian yang menyelimuti ruangan mewah ini. Awal pertama kesini aku juga tak menyangka bahwa ruangan ini adalah milik seorang guru bahasa inggris. Ruangan yang terpisah dari bangunan sekolah, seperti terkesan khusus.
Tapi saat itu aku tak ambil pusing.
Hanya saja sekarang, penilaian ku mulai berubah. Entahlah rasanya mencurigakan.
"Ma- Maafkan a-kuh, mister.." Sesal ku yang terbata-bata.
sudut bibirnya pun tertarik. Seolah puas dengan jawaban ku, ia pun menurunkan tangannya dari dagu ku.
"Sebagai hukumannya. Kau mendapat penugasan dari ku.." tuturnya yang kini mendudukan diri di sebuah sofa berwarna merah maroon itu.
"Buat 10 resensi Novel bahasa inggris yang ada di perpustakaan. Oh iya tulis tangan jangan di ketik. Lalu berikan pada ku secepatnya. Jika kau terlambat maka tugas mu akan semakin bertambah. Kau paham?"
Siaaal..!
10 resensi novel bahasa inggris?
Yang benar saja. Pegang novel saja belum pernah. Apalagi membacanya dalam bahasa inggris.
Aku lebih baik menjawab 100 soal matematika milik Mr.Watts, ketimbang membaca novel bahasa inggris.
"Bagaimana jika..? "
"Ups tidak ada penawaran! " sahut mr. Lucas cepat
"Ba.. Baik Mister. Boleh saya keluar?" tanya ku yang mendapat anggukan darinya.
Wah gila..
10 novel dalam sehari? bagaimana aku menyelesaikannya?
Belum lagi membuat laporan resensi dengan tulis tangan. Tangan ku bisa kapalan nanti. Dia itu benar-benar guru berdarah dingin ya. Setidaknya berikan lah hukuman yang mudah sedikit begitu misalnya seperti merapihkan buku di perpustakaan atau membawa seluruh tumpukan buku siswa di setiap kelas ke dalam ruangnya. Itu lebih baik, yang lelah hanya otot ku.
Ketimbang harus menulis resensi menyebalkan itu.
Sudah pasti akan lelah otak dan tangan ku . Memang ya benar -benar guru terbaik.
"Hey, Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seseorang yang berhasil membuyarkan ku dari lamunan yang mungkin tak berujung ini.
"Hani.. Can you help me?"
"What's wrong?"
"Aku di hukum si muka tembok lagi.." Kata ku yang mendapat respon tak menyenangkan darinya.
"Bermasalah sekali sih dirimu ini. Apa kali ini yang ia lakukan?"
"Membuat resensi buku.." kata ku pendek yang mendapat tatapan tak percaya darinya
"Hanya resensi buku? apa sulitnya?"
"Tentu kecuali jika dia tidak menyebutkan jumlah buku dan batas waktu yang diinginkannya.." sahut ku yang berhasil membuatnya langsung merapatkan bibir.
"Kalian seperti anjing dan kucing ya. Lalu bagian mana yang bisa ku bantu?"
"Banyak Hani.. Sangat banyak.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Greensleeves
FanficMenikah dengan vampire?!! SERIUSS!! Tapi itulah yang terjadi pada Rose. Sebuah perjanjian untuk membalas rasa sakit hatinya malah mengikatnya pada pria yang berusia 1500 tahun lebih tua darinya. Duh, bisa gak ya Rose melaluinya, terlebih dia cuma ga...