Chapter 2

58 12 0
                                    

Sepi, sunyi, bosan sekali.  Di kelas sedang ada miss Veronica yang mengajar kami.  Dia baru saja jadi dosen disini, wajar saja kalo cara mengajarnya sangat kaku.  Duh..., aku bosan disini.  Saat yang lainnya mencatat tulisan dipapan tulis, aku hanya memukul-mukul mejaku menggunakan boll point.  Aku sedang berfikir bagai mana caranya agar kebosanan ini hilang dalam sekejap.  *TING..!* Ahhhaa aku punya ide.  Ide jenius yang hanya dimiliki Harry seorang.  Aku mengangkat tanganku dan memanggilnya.
"Miss...!" Kataku.  "Ya," jawabnya.  "Miss kalo boleh nanya usia miss sekarang berapa ya?"
"Kenapa kok nanyanya kayak gitu?"
"Emangnya gak boleh,"
"25 tapi bulan Oktober nanti usiaku 26 tahun,"
"Oh..., apakah kau mengadakan pesta?"
"Eeemm... mungkin iya,"
"Apakah aku diundang?"
"Kayak nya sih tidak,"
"Huuu...!" sorak seluruh anak dikelas.  Sepertinya ia malu, tapi ia membalas nya hanya dengan senyuman tipis. 
"Ya udah deh, tapi apakah kau akan memberiku hadiah?"
"Eeemm iya,"
"Kau kan mengkadoku apa?"
"Eeemm... sebuah bra," kataku sambil tertawa licik.  Kini seluruh kawan kelasku juga tertawa terbahak-bahak.  Tak hanya cowok tapi juga cewek.  Benarkan aku bisa membuat kelas jadi rame dalam sekejap.  "Gila Har, gokil banget hadiahnya," kata Louis sambil tertawa.  "Iya hahaha..." tambah Liam yang duduk berseberangan dengan Louis.
"Heh! Maksudmu apaa ya!?" Sepertinya ia mulai marah karena mendengar jawaban yang tidak sopan.
"Eemm, apa lebih baik kau serahkan bra milikmu supaya aku bisa membeli dengan ukuran yang tepat,"
"Hey, dasar kurang ajar!"
Hahaha....
Aku berjalan mendekatinya, sepertinya ia ketakutan.  Semakin dekat dan semakin lebih dekat.
"Harry mau ngapain kamu!?"
"Eh..karena kau tidak menyerahkannya, jadi aku sendiri saja yang mengukurnya,"
"Whoah Harry kamu mau mengukur menggunakan apa?"
"Tentu saja menggunakan tangan,"
"Kyaaaa!"
"Whoah Harry," kata seluruh siswa kaget.
"Oh Harry seriously, are you crazy!" Kata Louis dengan lantang.
"Nope, i'm not crazy.  I'm still normal,"
Aku menariknya, hingga kepelukkanku.  Hanya tersisa beberapa jarak antara aku dengannya.  Suasana menjadi tegang saat semuanya melirikku didepan.
"Harry lepaskan!" Rengeknya.
"Gak,"
"Harry ingat Taylor kekasimu, mentang-mentang lagi sakit ditinggalin gitu aja," kata seseorang teman dikelasku.
"BERISIK!, bukan urusanmu ya!" Bantahku.
Aku melirik kearah dadanya yang sedikit terbuka.  Hahaha ternyata dadanya dia kecil juga ya.
"Kau punya kekasih?" Tanyaku padanya.
"Ti..tidak lagi" katanya dengan wajah yang sangat gugup.
"Wajar saja, mungkin ia bosan melihat dadamu yang kecil.  Mari, aku tunjukkan cara mudah membesar kannya,"
Tanganku mulai bergerak mendekatinnya, tapi kemudian ia menamparku dengan keras dan berkata "Dasar bajingan!" Kemudian ia menjauh dariku.  Aku mengusap pipiku dengan tanganku, dan memandang muka pucatnya.
"Sorry," jawabku yang kemudian mendekatinya dan mencium bibirnya.  Seluruh siswa melirikku dengan tatapan yang sangat tajam, dan berteriak "Astaga!" Atau "Oh my god!" Atau "Little bitch !" Atau "FUCK!"
Miss Veronicapun berteriak dan mendorongaku dengan kasar, sehingga aku terjatuh melantai.  Kemudian ia berlari keluar kelas dengan menginjak tanganku. Akupun menggeram kesakitan.  Aku berdiri dari posisiku, dan melihat seluruh ekspresi teman-temanku yang berbeda-beda.  Seluruhnya melirikku dengan ekspresi heran dan marah.  "Harry kamu tuh apa-apaan sih!" Omel para gadis diruangan ini.  Aku berjalan cepat menuju depan pintu kelas, bermaksud untuk mengejarnya dan meminta maaf dengan serius.  Tapi aku mengurungkan niatku setelah melihatnya masuk keruang dekan.  Aku telah membuatnya menangis, dia menangis karena tingkah lakuku yang sudah kelewatan.

"Harry kamu udah gila ya!" Kata Louis sambil mendekatiku, kemudian Zayn, Niall, dan Liam mendekatiku juga.
"Sikapmu itu udah kelewatan batas tau gak sih!" Kata Liam.
"Ngimpi apa semalam Har, paginya langsung kaya gitu!" Kata Zayn dengan santai.  "Iya tau tuh Harry pagi-pagi aja udah dibikin hot, gimana siangnya coba!" Tambah Niall.
"Kamu tuh kenapa sih?," tanya si Louis.
"Aku juga gak tau tiba-tiba gak bisa terkendali.  Aku tuh mikir tapi gak nyadar sama kelakuanku," kataku terus terang.
"Harry, barusan tadi kamu mencium seorang dosen, dosen baru loh Harry!" Tambah si Liam.  "Oh atau jangan-jangan kemarin malam kamu terlalu banyak meminum alkohol.
Aku hanya diam, tak tau harus bagaimana lagi.  Kejadian terlalu cepat dan susah untuk diperbaiki.
"Harry!"
"Iya.."
"Kok ngalamun sih?"
"Ck..dia pasti ngelopor ke dekan, dan sebentar lagi pasti ia memanggil orangtuaku dan aku akan kena amarah papahku  bertubi-tubi, aduh gimana nih bisa mati aku!"
"Lagian tadi emangnya kamu benar-benar gak sadar?" Tanya Zayn.
"Enggak,"
"Dasar aneh!" Jawab Niall.
"Memang," jawabku singkat.

HARRY VS MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang