Chapter 8

31 8 0
                                    

HARRY POV
Saat aku sedang melangkah tiba-tiba MR. Jonny memanggilku, dan menyuruhku masuk keruangannya. Aku pun mengikuti langkahnya. Sesampainya di ruangan...
"Hah semuanya Mister?"
"Iya seluruh koridor di lantai satu dijurusan seni!"
"Ck, masa cuma sehari aja,"
"Udah baik dikasih keringanan, daripada dikeluarkan mau?"
"Ii..iya deh, mau pak,"
"Nah gitu, sekarang ayo mulai,"
"Berarti saya gak ikut pelajaran?"
"Iya selama satu pekan full,"

Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu, kemudian pak Jonny mempersilakannya masuk. Aku terkejut melihat seorang wanita berusia kurang lebih sekitar 25, 26 tahun berdiri diambang pintu.
"Miss Veronica?!" Kataku dengan terkejut.
"Emm permisi, MR,"
"Oh iya silakan,"
Kemudian dia duduk dikursi yang disedikan. "Kamu ngapain masih disini?" Tanya MR. Jonny.
"Saya?"
"Iya lah siapa lagi, sana kerja!"
"Iya, permisi,"
Akupun melangkah keluar ruangan. Tapi aku penasaran sama mereka, jadi menguping didepan pintu yang sudah tertutup.
"Saya mau mengundurkan diri MR,"
"Apa,jadi kamu sungguh-sungguh ingin keluar?"
"Iya, saya sudah tak tahan kerja disini, maaf MR,"
"Ck gimana ya, masalahnya kamu memiliki talenta yang bagus, dan kamu akan keluar dari kampus ternama ini hanya karena seorang siswa yang kurangajar, bayangkan ini University College London. Salah satu kampus bergengsi di London, Inggris!"
"Iya saya tahu, tapi keputusan saya sudah bulat, dan saya juga sudah tidak sanggup mengajar lagi, saya sudah capek,"
"Ya sudah kalau itu memang keputusan anda silakan saya juga gak bisa melarang anda,"

Hah dia akan keluar? Tapi mengapa? Apa karena aku?

Tiba-tiba ada orang membuka pintu, akupun melangkah mundur satu langkah. Dan benar yang keluar itu miss Veronica.
Aku hanya diam mematung, aku ketakutan. Aneh juga ya?
"Hai Harry," sapa miss Veronica.
"Hai," balasku dengan sangat lirih, nyaris tak terdengar.
"Semangat!" Katanya, yang matanya mulai sedikit memerah. Kemudian dia menepuk pundakku dan melangkah pergi. Aku hanya melamun, berfikir apa yang harus aku katakan, apakah meminta maaf atau menyuruhnya jangan keluar?. Tapi akhirnya aku mengejarnya.

"Miss, sebelumnya aku minta maaf atas kejadian kemarin,"
"Oh iya oke, terus?"
"Kejadiannya gak seperti anda pikirkan kok,"
"Iya, terus kok bisa kayak gitu?"
"Sebenarnya waktu malamnya saya mabuk berat, jadi please jangan keluar dari kampus ini,"
"Kok kamu tau sih kalau saya mau keluar dari kampus ini?"
"Iya tadi nguping,"
"Gak sopan," katanya sambil melangkah pergi.
"Yah belum selesai juga,"

Aku melirik foto-foto alumni berharga di Kampus ini. Dan akupun berdiri tepat didepan foto Chris Martin dipajang, aku melirik fotonya, foto dari vokalis band Couldplay. Dan salah satu grup favoritku setelah The Beatles. Aku ingin seperti dia, sebagai sosok ternama di Dunia ini, dikenal karena prestasi bukan karena sensasi, dikenal karena berbakat bukan karena modal tampang, memiliki banyak penggemar karena memiliki karya yang luar biasa. Salut deh buat band Couldplay.

"Ehem!"
Aku melirik orang disebelahku, dan ternyata.
"Louis?!"
"Hai...lagi ngapain Har, kok megang sapu?"
"Emm...hukuman,"
"Oh,udah kayak k5 aja,"
"Hahaha, ya gak lah,"
"Harry maafin soal yang tadi ya, aku gak bermaksud ngomong kayak gitu kok,"
"Iya gakpapa, yang lalu biarlah berlalu,"
"Mau aku bantuin?"
"Jangan nanti malah hukumannya ditambah,"
"Eh iyaya, kalau gitu aku masuk kelas dulu ya, soalnya jam istirahatnya udah habis,"
"Iya, sana masuk,"
"Dah Harry,"
"Dah Louis,"

Setelah selesai menyapu akupun mengepel lantai koridor. Jam kepulanganpun tiba, seluruh anak berhamburan keluar kelas masing-masing. Lantai yang belum kering diinjak-injak oleh banyak orang, dan hasilnya kotor lagi. Males banget, jadi ngepel ulangkan. Tiba-tiba ada salah satu gadis yang terpeleset. Sontak akupun mendekat padanya, dan ternyata gadis itu Kendall.
"Kendall kamu gak papa?"
"Gak papa gimana, ini licin banget lantainya!"
"Ya udah lah biasa aja sih, sini aku bantu,"
"Gak perlu,"
"Ya udah, kaya bisa aja,"
Dan dia terlihat seperti ingin jatuh lagi, dan disaat itu pula aku menarik tangannya. Dan dia tertarik kerahku dengan sangat kencang, hingga kami bertatapan dengan jarak yang sangat dekat. "Hiii...." katanya, kemudian dia mendorongku hingga aku terjatuh kebelakang. Kepalaku berbenturan dengan lantai sangat keras. "Aw...sakit!!!" Bentakku sambil memegangi kepalaku. Kemudian Taylor datang secara tiba-tiba dan membantuku untuk berdiri kembali.
"Sayang kamu gak papa?"
"Iya gak papa,"
"Gak papa tapi tadi bilang sakit?"
"Itu kan refleks,"
"Sssttt, mana yang sakit?"
"Ini," kataku sambil memegang bagian belakang kepalaku.
Tapi dia malah menarikku untuk berciuman. Kami melumatkan ciuman dengan terus menerus. Aku mendorong kepalanya agar semakin mendekat padaku. Diapun juga melakukannya dengan sama, diapun mengelus dadaku dengan perlahan dan menggelikan. Dan akupun melepaskan ciuman nikmat ini, kemudian aku mencium lehernya sekali. Dan dia mencium bagian kepalaku yang sakit, dengan perlahan.
"Aku kangen sama kamu," katanya sambil berbisik.
"Aku juga,"
"Ehhheemm! Kayanya aku cuma jadi obat nyamuk disini?" Kata Kendall. "Ya engak lah, yuk jadikan pulang bareng?" Jawab Taylor. "Sejak kapan kalian berteman?" Tanyaku.
"Sejak tadi," jawab Taylor.
"Oh iya maaf Har, tadi gak sengaja,"
"Gak sengaja sih iya, tapi sakit tahu!"
"Loh emangnya kenapa?" Tanya Taylor.
"Tadi tuh aku jatuh gara-gara dia!"
"Oh, kok bisa?"
"Tadi tuh akukan kepeleset, terus waktu aku mau berdiri dia tolongin, tapi dia narik tanganku tuh terlalu kencang jadikan otomatis aku tertarik mendekat, tapi dekat banget. Karena kaget jadinya aku dorong dia, kan gak enak juga pacar orang masa didekati," jelas Kendall.
"Oh, ya udah. Aku pulang dulu ya, Kendall ayo!" Katanya Taylor.
"Oh iya,"
Kayanya Taylor belum tau penyebab kenapa aku dihum? Bagus deh dia gak perlu tau.
Kemudian aku melanjutkan tugasku, tak peduli yang lain sudah pulang. Pokoknya aku harus selesai melaksanakan tugas ini. Dan setelah selesai akupun pulang kerumah.

Sesampainya di rumah aku melihat Gemma dan teman-temannya sedang berkumpul.  Lumayan berantakan sih jadinya.

"Apa-apaan ini?" Tanyaku.
"Eh gak perlu takut kita yang bersihkan kok, ya gak guys?!" Kata Gemma.
"Iya....." jawab mereka kompak.
"Ya udah deh bagus, aku keatas dulu ya,"
"Iya,"

Akupun berjalan menuju kamarku.  Dan berbaring diranjangku.  Tiba-tiba pesan pun masuk keHp.  Aku langsung mengambil Hpku, dan membaca pesannya.

Taylor:
Hey Harry, kita bisa bicara gak?.

Harry:
Ck, kenapa gak lewat sms aja sih?

Taylor:
Aku ingin kita berbicara 4 mata, hanya aku dan kamu.

Harry:
Oke deh tapi dimana?

Taylor di caffe biasa oke

Harry:
Oke, aku akan segara kesana.

Aku beranjak dari tempat tidurku, dan melangkah keluar dari kamarku.  Dan menuju garasi, tapi aku baru ingat kalo motorku disita, jadi tidak bisa memakainya.  Terpaksa aku harus berjalan kaki.  Yah memegang tidak terlalu jauh dari rumahku, tapi lumayan capek.

HARRY VS MARCELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang