SAPPHIRE'S 7

1.2K 94 19
                                    

"Omong kosong macam apa ini, hyung? kenapa kau memperbolehkannya mengambil schedule itu, padahal hyung sendiri tau jika Donghae sedang sakit, kan?" Marah Leeteuk malam itu, tepat setelah ia pulang dari acara radio. Seunghwan hanya menunduk merenungi ketidakberdayaannya sebagai seorang manager artis. Ia sama sekali tak memiliki wewenang untuk membantah keinginan Youngmin, tentu saja.

"Mianhae, Leeteuk-ah, aku benar-benar tak memiliki hak untuk menghentikan permintaannya. Kau tau sendiri kan jika aku berontak, maka akan berimbas pada karirku sebagai manager," jawab Seunghwan, mencoba memberi pengertian pada Leeteuk. Sedangkan Leeteuk hanya membuang nafas kesal. Entah kenapa Youngmin semakin menyiksa mereka. Ia bahkan tau sepenuhnya jika Donghae tengah sakit, tapi kenapa ia masih memintanya untuk menjadi bagian dari program ini?

Ia bergegas menuju seseorang yang tengah meringkuk diatas sofa panjang, ditemani selimut tebal yang membungkusnya.

"Dia sudah minum obat?" Tanya Leeteuk pada Sungmin, yang berada paling dekat dengannya.

"Youngmin-sshi sudah memberinya obat penurun demam, hyung," sahut Sungmin. Ia mendudukkan diri disisi Donghae, mengusap surai anak itu lembut. Sementara yang lain hanya bisa mematung mendengar amarah Leeteuk yang sedemikian besar. Bahkan Seunghwan pun tak berani membantah amarah itu.

***

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali semua member sudah bersiap menjalani syuting yang diagendakan pukul 8 nanti. Sungmin dan Ryeowook terlihat tengah berkutat dengan bahan-bahan masakannya. Pun Hangeng yang terlihat hanya merecoki keduanya sambil sesekali menguap menahan kantuk. Sedangkan semua member tengah mempersiapkan segala kebutuhan mereka di tempat syuting nanti. Kecuali Leeteuk dan Heechul yang sama-sama berada diposisi seperti 10 menit yang lalu, memandangi Donghae yang masih memejamkan matanya tanpa ingin membangunkannya. Mereka tak tega jika harus membangunkan sang dongsaeng yang masih begitu pucat itu. Demamnya juga belum turun.

"Youngmin-sshi memberinya obat apa? Apa dia benar tak menginginkan kesembuhan Donghae, huh?" Leeteuk tak lagi mampu menyembunyikan nada suaranya yang gelisah. Hati lembutnya-lah yang membuatnya terisak dalam diamnya. Ia merasa gagal menjadi sosok hyung yang menjalankan amanah dari ayah Donghae.

Mianhae ...

Leeteuk kembali menatap jam yang bertengger dipergelangan tangan kiriya. Sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Sedang mereka harus mempersiapkan perlengkapan mereka sendiri. Akhirnya, ia mencoba membangunkan Donghae yang masih terlelap. Sementara Heechul masih saja mengusap kening Donghae lembut.

"Donghae-ya ... Donghae-ya ..." lirih Leeteuk sambil mengguncang tubuh itu pelan. Hal itu berlangsung berkali-kali hinga Donghae benar-benar membuka matanya.

Namun, setelah Donghae berhasil membuka mata sepenuhnya ...

Hiks ...

Hiks ...

Isakan yang Leeteuk dan Heechul dengar pertama kali. Mereka semakin terkejut kala Donghae menangis juga terbatuk disela tangisannya, sama halnya seperti anak kecil yang ditinggal sang ibu ketika bangun tidur.

"Wae? Apa terjadi sesuatu? Apa ada yang sakit, saengi-ya?" Tanya Leeteuk sembari mendekatkan tubuhnya pada Donghae. Tak ada jawaban, justru Donghae masih terisak dengan keringat dingin membasahi kening serta lehernya. Wajahnya pucat, suhu tubuhnya juga masih cukup tinggi. Hal itulah yang semakin membuat Leeteuk khawatir.

"A-aku, ingin pulang hyuung, hiks," permintaan itu membuat kedua hyung itu terkejut sempurna. Mereka terkejut dengan permintaan yang tak pernah mereka pikirkan sebelumnya. Heechul hanya bisa memeluknya, memberi ketenangan, setitik air mata juga berhasil mengalir dipipinya. Ia menyadari bagaimana perasaan kalut Donghae ditengah sakitnya sekarang ini.

SAPPHIRE'SWhere stories live. Discover now